Pemantapan Manasik Haji merupakan sebuah kegiatan pembekalan yang diberikan kepada calon Jamaah Haji sebelum mereka melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci. Pemantapan Manasik Haji yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tandes dilaksanakan di lokasi Masjid Hidayatullah tepatnya di Jalan Sikatan No. 29, Manukan Wetan, Kecamatan Tandes, Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2025 sampai 18 April 2025. Tujuan dari adanya kegiatan tersebut, tidak hanya untuk mempersiapkan mental dan kondisi saja melainkan juga spiritualnya agar para jamaah siap secara lahir dan batin untuk menjalankan salah satu rukun Islam yang paling agung. Para mahasiswa magang MBKM dari prodi SAA terlibat dalam kegiatan ini.
Melalui Kegiatan Pemantapan Manasik Haji ini, para jamaah tidak hanya belajar tata cara ibadah saja tetapi juga makna di balik setiap ritual, seperti ihram sebagai simbol kesetaraan, tawaf sebagai simbol kedekatan dengan Tuhan serta wukuf di Arafah sebagai momen intropeksi dan ampunan. Kegiatan manasik ini menjadi sebuah arena transformasi spiritual bagi seseorang yang awalnya hanyalah memahami haji secara formal saja tetapi disini diarahkan untuk memahami nilai-nilai spiritual, kesabaran, keikhlasan dan kesatuan umat Islam secara global.




Pemantapan Manasik Haji di Masjid Hidayatullah Jalan Sikatan Surabaya. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Dan dengan melalui kegiatan pemantapan manasik juga, para jamaah muslim mengalami proses pembentukan identitas baru yang lebih religius, mereka menjadi sadar akan kewajibannya sebagai hamba Allah dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap makna hidup serta ibadah. Identitas spiritual ini tidak berhenti saat haji selesai, melainkan juga menjadi sebuah bekal dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Dalam Studi Agama-Agama, perjalanan ke tempat suci ialah bentuk praktik universal. Dalam Agama Kristen sendiri, ziarah ke Yerusalem dilakukan sebagai bentuk pencarian spiritual dan penebusan dosa. Sedangkan dalam Agama Hindu, perjalanan ke Sungai Gangga/ke Kuil juga memiliki nilai spiritual mendalam. Lalu, pada Agama Buddha melakukan ziarah ke tempat-tempat terpenting dalam kehidupan sang Buddha juga memiliki unsur serupa. Sehingga, Studi Agama-Agama menunjukkan bahwa setiap agama memiliki ritus/proses pembentukan identitas spiritualnya masing-masing, dan Islam sendiri dengan melalui kegiatan manasik haji seperti inilah dapat memberikan contoh yang sangat jelas akan hal ini. Sehingga proses ini dapat memperkuat kesadaran keberagaman, mempererat ikatan sosial dalam komunitas serta menumbuhkan rasa tanggung jawab moral. (Tim Magang KUA Tandes)