Program Quran Cilik merupakan event yang saya, Nur Maliyah Nisa Mardiyah ikuti sebagai peserta student exchange 2024. Program ini dilaksanakan di bawah subjek Pengajaran Al-Qur’an Terhadap Orang Kurang Upaya (OKU) dengan penanggungjawab yaitu Prof. Madya Dr. Hamdi bin Ishak. Program ini dilaksanakan pada Senin (10/6) pukul 13.00-17.00 Waktu Malaysia di Fitrah Academy Training and Consultancy, Shah Alam.
Sasaran Program Quran Cilik ini adalah golongan OKU dan orang yang terdapat gangguan mental. Tujuan dari program ini adalah untuk mengajarkan Al-Qur’an dengan memberi pengalaman dan ilmu pengetahuan kepada sasaran program. Manfaat diadakannya program ini bagi saya adalah mendapatkan pengalaman dan merasakan suasana mengajar golongan OKU di era modern.
Program ini berlangsung dengan dua sesi pengajaran. Sesi pertama diikuti oleh enam pelajar, yaitu Haziq, Muaz, Fahim, Hanzalah, dan Aidil. Sesi kedua diikuti oleh dua pelajar yaitu Adam dan Amni. Para pelajar memulai sesi dengan melakukan kegiatan rutinan yang ada di lembaga seperti salat zuhur berjamaah, melantunkan zikir, dan doa-doa keseharian. Tingkat kesulitan disini adalah menjaga mood para pelajar agar tidak cepat bosan, nyaman, tenang saat kegiatan berlangsung. Hal itu karena para pelajar ini adalah insan Istimewa.
Suasana Kegiatan Rutinan bersama Para Pelajar di Program Quran Cilik 2024 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Setelah kegiatan rutinan, tiba saatnya para pelajar belajar Al-Qur’an. Hari ini tidak seperti biasanya. Pada hari ini para belajar tidak masuk ruangan masing-masing tetapi akan dikumpulkan dalam aula. Proses pengajaran Al-Qur’an ini dikemas dengan dua modul, yaitu puzzle huruf hijaiyah dan menempelkan huruf hijaiyah dalam 3 surah (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas). Sebelum melakukan dua modul tersebut, para pelajar diperkenalkan huruf hijaiyah dengan memperlihatkan video dan bernyanyi bersama.
Modul Menempelkan Huruf Hijaiyah dalam Tiga Surah yaitu Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Modul Puzzle Huruf Hijaiyah (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bagi saya pribadi, pengajaran Al-Qur’an terhadap golongan OKU ini menuntut kreativitas yang tinggi dan kelapangan hati yang luas. Hal itu dikarenakan tingkat ketantruman para pelajar tidak terduga. Seperti halnya yang saya alami, ada satu pelajar yang tantrum dengan mengambil handphone seseorang dan menuliskan sesuka hati di dalamnya. Itu terjadi karena pelajar tidak melakukan hal seperti biasanya yaitu masuk dalam kelas. Maka, saya berfikir untuk beralih tempat sesuai dengan tempat biasanya dan melakukan modul-modul didalamnya khusus pelajar yang tantrum ini.
“Memanglah untuk mengurus budak-budak Istimewa ni perlu ada kekreatifan dan pahamlah karakteristik tiap pelajar. Utamanya kalian harus pandai-pandai memuji mereka supaya suasana hatinya senang dan nak belajar,” pesan ustazah Izyan selaku pembimbing selama Program Quran Cilik.
Siti Fatimah Wati Binti Najim sebagai penyelia modul ahli jawatan kuasa program memberikan kesan bahwa program ini sangat positif dengan menyadarkan akan pentingnya melakukan pengajaran Al-Qur’an terhadap golongan OKU. Kesadaran ini yang perlu disebarluaskan kembali di dalam masyarakat terutama bagi para pengajar Al-Qur’an di luar sana.
“Program ini melakukan persiapan selama dua bulan. Hanya saja sebelum ini ada beberapa kendala dalam hal penentuan tanggal pelaksanaan program. Namun kendala tersebut dapat terselesaikan dengan baik dan program berjalan dengan sukses dan lancar. Maka dari itu, saya harap semoga dapat membuka mata ramai lagi masyarakat berkaitan dengan kepentingan mengajarkan agama termasuk Al-quran kepada golongan orang kurang upaya,” jelas Nor Najla’ Binti Yusof selaku ketua Program Quran Cilik bersama insan Istimewa.
Penulis: Nur Maliyah Nisa Mardiyah
Editor: Khalimatu Nisa