Berita

Sidoarjo – Sebagai bagian dari upaya kolektif untuk menciptakan generasi yang sehat dan terlindungi, SMP Negeri 3 Waru bekerja sama dengan Puskesmas Medaeng melaksanakan program vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) pada Selasa (18/2). Kegiatan ini menjadi bagian dari program nasional dalam pencegahan kanker serviks sejak dini, sekaligus mendukung target pemerintah menuju Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Yang menarik, dalam pelaksanaannya, mahasiswa Asistensi Mengajar dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) turut ambil bagian secara aktif. Mereka tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga terlibat langsung dalam mendampingi siswa selama proses vaksinasi berlangsung.

“Kegiatan ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Kami melihat langsung bagaimana kolaborasi antara sekolah dan tenaga medis dapat berjalan efektif untuk mendukung program kesehatan nasional,” ungkap salah satu mahasiswa pendamping.

Target dari program vaksinasi HPV di SMPN 3 Waru ini  adalah siswi berusia 11 hingga 15 tahun, usia yang dinilai paling ideal untuk memperoleh vaksin karena daya tahan tubuh masih optimal dalam merespon imunisasi. Vaksin ini penting sebagai perlindungan awal terhadap infeksi HPV penyebab utama kanker serviks yang, menurut data WHO, memiliki tingkat kematian hingga 95% pada penderitanya.

Di balik suksesnya kegiatan ini, tidak sedikit tantangan yang dihadapi di lapangan. Banyak siswi yang terlihat cemas saat memasuki ruang vaksinasi. Ada yang menangis, menolak, bahkan takut divaksin. Namun dengan pendekatan yang persuasif dan pendampingan yang empatik, mahasiswa UINSA bersama guru dan tenaga kesehatan mampu menenangkan dan membimbing mereka hingga proses vaksinasi dapat berjalan lancar.

Pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara bertahap mulai dari kelas IX A hingga IX F, dengan sistem bergilir demi efisiensi waktu dan kenyamanan siswi. Mahasiswa UINSA juga membantu dalam proses pencatatan kehadiran dan tindak lanjut bagi siswi yang mengalami reaksi ringan pasca vaksin, seperti pusing atau mual. Mereka memberikan teh hangat dan aroma terapi untuk membantu pemulihan.

Menurut Ibu Yuli, petugas UKS SMPN 3 Waru, program ini telah dirancang dengan persiapan matang. “Mulai dari pendataan peserta, koordinasi dengan puskesmas, hingga sosialisasi kepada orang tua sudah kami lakukan sebelumnya. Kami ingin memastikan semua berjalan aman dan nyaman. Alhamdulillah, respon siswa dan dukungan orang tua sangat baik,” ujarnya.

Salah satu aspek penting dari pelaksanaan vaksinasi ini adalah peran serta orang tua. Setiap siswi hanya dapat menerima vaksin jika telah memperoleh izin tertulis dari orang tua. Hal ini menjadi bentuk transparansi sekaligus melibatkan keluarga dalam proses penting ini. Kehadiran mahasiswa UINSA dalam program ini bukan hanya menjadi bentuk kontribusi nyata dunia pendidikan terhadap isu kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai edukatif tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak dini. Harapannya, langkah seperti ini dapat terus dilanjutkan sebagai bagian dari komitmen bersama mencetak generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.