Berita

Setiap tempat magang pasti menyimpang segudang perasaan suka, duka, haru biru, dari para pesertanya. Entah itu pengalaman bertemu rekan baru, kecanggungan dalam menghadapi situasi baru, keseruan dalam proses beradaptasi dengan sekitar, hingga menyisakan kenangan tak terlupakan ketika tiba waktunya berpisah dan kembali ke rumah yang sebenarnya yaitu kampus tercinta, UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kali ini cerita MBKM mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) yang masih berlokasi di kota yang sama dengan kampus, Surabaya, tepatnya di Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Azhar Perwakilan Jawa Timur. LAZ Al-Azhar ini tepatnya berlokasi di Jl. Barata Jaya XX No.3U, Baratajaya, Kecamatan Gubeng. Choirun Nisak, Rayhan Iqbalul Hanif, dan Armando Teddy Kusuma Pribadi, mahasiswi prodi Aqidah dan Filsafat Islam memutuskan magang bersama di sana setelah mendapat informasi dan rekomendasi dari sahabatnya. 

Ia bercerita bahwa pada awalnya Pak Adit, selaku pimpinan kantor sempat merasa bingung sebab mereka berasal dari prodi AFI, yang mana dari namanya saja mungkin terkesan tidak ada hubungannya dengan Amil Zakat, sehingga tak pelak lagi mereka dikerubungi dengan pertanyaan mengenai keterkaitan prodi yang diambil dengan tempat magang yang mereka pilih. Namun hal tersebut tidaklah menjadi hambatan mereka untuk maju dan mendapat izin magang dari pihak terkait karena Nisak dan kawan-kawan memberikan jawaban yang meyakinkan.

“Justru itu, dengan adanya program MBKM ini kita tidak dituntut untuk belajar tentang AFI saja, melainkan bisa menimba ilmu baru dan pengalaman baru diluar jurusan kuliah”, begitu ujar Nisak.

Mahasiswa AFI di LAZ Al-Azhar. (Sumber: dokumen pribadi.)

Ia juga mengakui bahwa ia tertarik untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan, agar bisa mensinergikan apa yang ia pelajari selama di kampus untuk diimplementasikan secara nyata di lapangan. Atas jawaban tersebut, Nisak, Rehan dan Nando akhirnya sah menjadi mahasiswa magang di LAZ Al-Azhar, dan bergabung bersama lima orang mahasiswa magang perempuan dari Manajemen Amil Zakat dan Wakaf (Mazawa) dan dua mahasiswa magang dari Unair. 

LAZ Al-Azhar juga memberikan arahan dan peraturan yang harus mereka patuhi selama magang di sana, juga membagi perintilan seperti ID Card dan logbook. Nisak juga menerangkan bahwa ternyata di LAZ tersebut tidak hanya mengurusi tentang zakat saja, tetapi juga mengurus Rumah Gemilang Indonesia (RGI), tempat kursus gratis yang berfokus pada pelatihan membuat desain grafis serta pengoperasian software atau perangkat lunak yang berpusat di Jakarta. Selain itu, LAZ Al-Azhar tersebut juga menyediakan rumah binaan yang berlokasi di Kediri serta menyediakan relawan untuk membantu apabila terjadi bencana alam.

Kegiatan Nisak dan kawan-kawan selama di LAZ Al-Azhar sangat beragam dan menarik. Lebih lanjut, mereka ditugaskan untuk mensosialisasikan ke masyarakat tentang RGI juga mengelompokkan dan mendata anak-anaka usia sekolah yang tidak bisa melanjutkan sekolah formal, dan yang sekiranya ‘pantas’ untuk bergabung dan dibimbing di RGI untuk membantu anak-anak tersebut memperoleh pelatihan tersebut untuk menambah skill di bidang desain. 

Kegiatan luar saat magang di LAZ Al-Azhar. (Sumber: dokumen pribadi.)

Kesibukan mereka bertambah berkali lipat pada saat bulan Ramadhan, yang mana mereka sangat concern mengurus tentang zakat. Nisak juga mengakui bahwa ia sedikit merasa kelelahan karena sering lembur dan hampir tidak ada waktu libur, apalagi dengan tugas mereka untuk mensosialisasikan tentang berbagai produk zakat seperti Zakat Day, Zakat Drive Thru, Bagi Takjil, Belanja dan Bagi Sembako, hingga mengantarkan surat sebanyak 193 surat ke para donatur area Surabaya untuk menyalurkan donasi bagi kaum yang membutuhkan.

“Jadi kita bagi-bagi tugas gitu. Tantangannya itu pada saat bekerja di luar ruangan saat bulan puasa. Senengnya karena selama magang di sini, aku nggak hanya disuruh bekerja di kantor aja, melainkan terjun langsung ke masyarakat. Kita juga diajarkan bagaimana cara berkomunikasi ke masyarakat,” pungkas Nisak. (Arum Puspita-Mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat)