Berita

Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar kegiatan ilmiah bertajuk “Penguatan Riset Living Qur’an” pada Rabu, 3 Juli 2024. Acara ini diselenggarakan secara hybrid, bertempat di Aula Fakultas Ushuluddin dan Filsafat serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube resmi fakultas, sehingga dapat diakses oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penguatan kapasitas riset mahasiswa dan dosen, khususnya dalam pengembangan metodologi studi al-Qur’an yang kontekstual dan relevan dengan dinamika sosial-keagamaan kontemporer.

Hadir sebagai narasumber utama, Dr. Ahmad Rafiq, S.Ag., M.Ag., Ph.D., seorang akademisi dan peneliti dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia dikenal luas sebagai salah satu pelopor kajian Living Qur’an di Indonesia, serta memiliki rekam jejak panjang dalam mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam studi keislaman. Dalam pemaparannya, Dr. Rafiq menegaskan bahwa Living Qur’an merupakan pendekatan yang mengamati bagaimana al-Qur’an ‘hidup’ dalam keseharian umat Muslim, mencakup tradisi, budaya, simbol, dan praksis masyarakat.

Lebih lanjut, Dr. Rafiq menjelaskan bahwa kajian Living Qur’an seharusnya tidak hanya bersifat naratif dan deskriptif, melainkan juga perlu dikembangkan secara fenomenologis dan kritis. Ia menguraikan bahwa riset-riset terkait Living Qur’an mencakup berbagai dimensi—oral, aural, visual, dan performatif—seperti tilawah dalam ritual, fungsi sebagai penenang batin, kaligrafi yang menghiasi ruang publik dan privat, serta pemanfaatan ayat-ayat tertentu dalam praktik penyembuhan. Dengan pendekatan interdisipliner, khususnya dengan mengintegrasikan perspektif antropologi dan sejarah, riset Living Qur’an dapat membuka jalan menuju pemahaman yang lebih mendalam terhadap relasi antara teks suci dan kehidupan umat Islam di berbagai konteks.

Pelaksanaan Diskusi Secara Hybrid. (Sumber: Youtube FUF)

Antusiasme peserta terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Para dosen, mahasiswa, dan peneliti dari berbagai program studi di lingkungan fakultas mengikuti pemaparan dengan seksama dan aktif dalam sesi diskusi. Banyak pertanyaan yang diajukan seputar metode penelitian, etnografi dalam studi Qur’an, hingga relevansi riset ini dalam merespons isu-isu sosial keagamaan mutakhir. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan akademik peserta, tetapi juga mendorong lahirnya gagasan-gagasan baru untuk penelitian skripsi, tesis, hingga disertasi yang berbasis pada realitas kehidupan umat.

Sebagai penutup, Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian forum akademik yang akan terus dikembangkan dalam rangka memperkuat budaya riset di lingkungan prodi. Ia juga berharap agar kajian Living Qur’an tidak hanya menjadi tren metodologis, tetapi juga dapat mendorong transformasi sosial dan spiritual di tengah masyarakat melalui penghayatan nilai-nilai Qur’ani yang kontekstual. (Redaksi)