Berita

Pada hari Jumat 2 Agustus 2024, Muslim Suksa School, Satun mengadakan acara bazar tahunan dari salah satu aktivitas program di Mini English Program (MEP) yang menggaet para siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) kelas 3/1, 4/1, dan 5/1 berlangsung dengan suasana yang ceria dengan cuaca yang panas dan terik. Acara bazar tahunan ini diberi nama ‘Market For Kids’, yang dimana para siswa-siswi SD dari kelas yang termasuk dalam program MEP tersebut berjualan makanan dan minuman kepada para warga sekolah yang datang ke acara bazar tersebut.


Delegasi KKN Thailand UINSA, Firsty Aliyah dari prodi Sastra Inggris, Raihanah Dinda dari prodi Hubungan Internasional, dan Fatkhiyatur Rizkiyah dari prodi Manajemen Pendidikan Islam turut berpartisipasi memeriahkan acara ‘Market for Kids’ ini. Para delegasi KKN Thailand UINSA diminta untuk bertugas menjadi reporter bersama salah satu siswi SD, Fanasia dari kelas 5/1. Sebagai reporter, para delegasi KKN Thailand UINSA menyapa para siswa-siswi yang berdatangan ke acara tersebut serta mewawancarai para penjual dan pembelinya dengan Bahasa Inggris.
Yang membuat acara tahunan ini unik adalah karena para siswa-siswi SD dari program MEP yang berjualan makanan serta minuman dan para pembeli harus berinteraksi dengan Bahasa Inggris. Hal ini bertujuan agar para siswa-siswi SD, tidak hanya dari program MEP, bisa lebih percaya diri dan melatih kemampuan berbicara Bahasa Inggris mereka. Banyak sekali makanan dan minuman yang dijual oleh anak-anak kelas tiga sampai lima ini. Makanan yang paling laris terjual adalah sushi, seharga 5 baht, dan Thai Tea seharga 10 baht. Pilihan menu makanan dan minuman yang beragam ini tentu menarik perhatian para pembeli, yang kebanyakan adalah siswa-siswi TK dan SD.

Firsty Aliyah, seorang delegasi dari provinsi Satun yang saat ini menjadi mahasiswa asing di sekolah Muslim Suksa, mengungkapkan kekagumannya terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa-siswi dari kelas MEP. Menurutnya, hal yang paling menarik dari kegiatan ini adalah keterlibatan langsung para siswa sebagai penjual, yang diwajibkan untuk berbahasa Inggris selama kegiatan berlangsung.

“Kegiatan ini tidak hanya memperkuat jiwa entrepreneur mereka, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa Inggris sejak dini,” ujar Firsty. Ia menambahkan bahwa sebagai mahasiswa asing yang hanya bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris, kegiatan ini sangat membantu baik bagi dirinya maupun siswa-siswi MEP untuk lebih terlibat, terutama dalam setiap kegiatan kelas MEP. Kehadiran delegasi Satun ini juga memberikan kesempatan bagi para siswa untuk langsung mempraktikkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Kegiatan ini dinilai berhasil menjadi wadah interaksi yang bermanfaat, khususnya dalam mengasah keterampilan bahasa Inggris para siswa secara praktis.