Berita

Surabaya — Salah satu program wajib kampus UINSA adalah  MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) atau yang biasa dikenal dengan kegiatan magang. Kegiatan wajib ini dilaksanakan selama 4 bulan, terhitung dari Februari hingga Mei 2025. Salah satu instansi yang diminati para mahasiswa Sastra Indonesia adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip), khususnya di kota Surabaya, yang berada di Jalan Tunjungan, Gedung Siola, lantai 4. Terdapat suatu bidang Dispusip yang relevan dengan prodi Sastra Indonesia yaitu bidang perpustakaan, yang bergerak dalam bidang pengelolaan buku di perpustakaan, serta untuk melancarkan berbagai kegiatan perpustakaan dan TBM yang ada di kota Surabaya. Selain mempelajari pengelolaan buku, mahasiswa magang juga terlibat dalam kegiatan staf Dispusip di TBM. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Dispusip adalah event literasi, yang berupaya untuk menumbuhkan cinta literasi sejak dini, dengan mendongeng, baik di TBM, maupun di sejumlah PAUD yang ada di kota Surabaya. Melalui cerita yang dibawakan secara interaktif, anak-anak diajak untuk berimajinasi dan mendengarkan kisah-kisah seru yang mengandung pesan moral. Event literasi yang diselenggarakan Dispusip kota Surabaya bekerja sama dengan PAUD Mawar di jalan Made Selatan pada rabu (26/02/2025). Dalam kegiatan tersebut, pendongeng dari Dispusip membawakan cerita yang berjudul, “Persahabatan Sang Singa dan Sang Tikus” yang dibawakan secara interaktif, dimana pembawaan cerita yang interaktif tersebut tentunya membuat anak-anak antusias dalam menyimak setiap alur kisah yang disampaikan pendongeng. Selain mendongeng, tim Dispusip juga menyampaikan materi tambahan yaitu materi terkait stop bullying. Melalui materi ini, anak-anak diajarkan pentingnya bersikap baik, dan saling menyayangi, sehingga tidak ada lagi perilaku saling menindas di antara mereka.

Mahasiswa magang turut serta dalam kegiatan ini sebagai tim dokumentasi untuk mengabadikan jalannya acara sekaligus mengamati langsung bagaimana event literasi berlangsung. Selain itu, keterlibatan ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar mengenai teknik mendongeng, yang dapat digunakan untuk bekal jika di kemudian hari ingin berperan sebagai pendongeng di event literasi berikutnya. Melalui kegiatan ini, mahasiswa magang akan mendapatkan wawasan mengenai teknik mendongeng yang efektif, mulai dari intonasi suara, ekspresi, hingga cara bagaimana interaksi dengan anak-anak. Dengan pengalaman ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami pentingnya menanamkan literasi sejak dini.

Kegiatan mendongeng ini tidak hanya menghadirkan hiburan bagi anak-anak, tetapi juga memiliki manfaat besar dalam pengembangan bahasa dan daya imajinasi. Dengan adanya event literasi ini, diharapkan semakin banyak anak-anak yang tertarik untuk membaca dan mengenal literasi dari berbagai buku, baik dongeng, pengetahuan, maupun buku-buku lainnya yang akan menghibur dan menambah wawasan mereka.* (*Lenny Alifta Indriani-Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia)

Baca juga: kegiatan Prodi Sastra Indonesia