Column UINSA

UIN Sunan Ampel Surabaya

Sunday, 7 August 2022

Oleh: Afifurrahman

Perkembangan teknologi di era ini melahirkan media baru dalam masyarakat sehingga, memunculkan trend dan gaya hidup dari sisi budaya dan komunikasi yang berkembang dari sebelumnya. Kehadiran teknologi tak pelak juga memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan. Masyarakat memanfaatkan teknologi yang ada dalam setiap gerak kehidupannya. Media komunikasi saat ini makin berkembang sesuai dengan perkembangan pola hidup masyarakat. Apalagi dengan munculnya teknologi informasi dan komunikasi.  Di era globalisasi telah menjadikan dunia seakan kecil dan tak terbatas dalam segi komunikasi manusia.

Ketika sebuah  media telah masuk ke suatu lingkungan masyarakat, secara otomatis cara hidup yang sudah ada akan ikut berubah karena, teknologi mengenalkan kita cara baru untuk hidup, kemudian membentuk budaya baru dalam suatu jaringan komunitas. Sama halnya dengan kabar Citayem Fashion Week yang telah menggemparkan dunia maya, lewat media sosial setiap elemen masyarakat bisa ikut berkomentar mengenai perihal Citayem Fahion Week. Meskipun, menuai pro dan kontra, trend fashion street di kawasan Dukuh Atas, ini telah membuka ladang rejeki bagi pedagang, Konten creator bahkan, artis besar DKI Jakarta. Istilah Citayem Fahion Week sendiri merupakan ajang bagi remaja dari Depok, Citayem, dan Bojonggede untuk sekadar berkumpul dan bersosialisasi namun, saat ini kawasan tersebut viral karena, vidio yang beredar di Tiktok, anak muda membuat kawasan itu menjadi tempat untuk beradu outfit sesuai kreativitas mereka, kemudian berlenggak-lenggok di zebra cross kawasan Dukuh Atas, Jakarta.

Tak selesai sampai disitu, Citayem Fahion Week telah menginspirasi beberapa kota lain di Indonesia. Di beberapa daerah, aktivitas serupa digelar di kawasan wisata, seperti; di Jalan Braga, Bandung atau kawasan Malioboro, Yogyakarta. Beberapa kota yang mengikuti ajang ini menampilkan ciri khas tersendiri di setiap kotanya. Namun, tidak semua kegiatan urban street fashion itu mendapat sambutan baik dari masyarakat sekitar kota lainnya. Banyak masyarakat yang latah dan hanya ikut-ikutan tren yang sedang berkembang.  Hal tersebut menjadi bukti yang tak terbantahkan dari klaim bahwa, teknologi mempengaruhi perubahan-perubahan besar dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Teknologi komunikasi bukannya dikontrol oleh manusia namun justru kebalikannya, manusia yang dikontrol oleh mereka. Sebagai contoh, betapa gelisahnya kita kalau sampai terlewat dengan satu episode sinetron  yang biasanya ditonton setiap hari. Kemudian keterkaitan determinisme teknologi dan media sosial menunjukkan bahwa perkembangan masyarakat yang melahirkan banyak aplikasi baru mendorong perubahan budaya dan komunikasi masyarakat dalam dunia nyata menjadi dunia maya.

Melalui aplikasi-aplikasi baru yang hadir sebagai media sosial, masyarakat dengan mudah mengetahui segala fenomena yang terjadi. Mudahnya mereka meniru Citayem Fashion Week di berbagai kota yang berbeda telah membuktikan bahwa derterminisme teknologi terjadi di masyarakat Indonesia. Trend yang banyak muncul telah mewajibkan masyarakat untuk ikut andil, tanpa disadari pemikiran mereka telah distandarisasi oleh segala hal yang mereka lihat lewat media sosial.

Segala tindakan dan kejadian dilakukan manusia akibat pengaruh perkembangan teknologi tu merupakan determinasi teknologi yang tanpa sadar telah menguasai segala cara pandang kita melihat dunia. Perkembangan teknologi juga sering kali membuat manusia melakukan tindakan luar kendali. Teori determininasi pada tahun 1962 dalam tulisannya berjudul “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man”. Pokok gagasan dari teori tersebut bahwa perubahan yang terjadi dalam berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain.

Dengan determinasi teknologi ditambah globalisasi yang terjadi, masyarakat menjadi exposed terhadap informasi, dan terkena dampak komunikasi tersebut. Sangat tidak mengherankan bila arus informasi berlangsung sangat cepat dan bersifat massal, sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi modern.

Kemajuan teknologi telah membuat batasan menjadi hilang dan tidak berguna, namun sikap kritis dari bangsa Indonesia sendiri harus tetap dipupuk, sikap yang memandang secara kritis apa yang mereka miliki dan bagaimana mengimbanginya dengan nilai-nilai budaya lokal. Masyarakat boleh mengikuti trend atau budaya yang dibentuk dari determinasi teknologi. Namun, harus ada filter dari diri sendiri untuk memilah yang bisa ditiru atau tidak. (Afif)