
Surabaya – (18/02/2025) Untuk menekankan etika penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam pengembangan penelitian mahasiswa, Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FPK UINSA) kembali menggelar kuliah tamu. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium lantai 2, Gedung FPK, Kampus Gunung Anyar, pada pukul 08.00 hingga 09.00 WIB.
Kuliah tamu ini diikuti oleh mahasiswa FPK dan menghadirkan Dr. Khaerunesa Isa dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia sebagai pemateri dengan topik “Etika Pemanfaatan AI dalam Pengembangan Research”. Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan, Wakil Dekan (Wadek) II, Dr. S. Khorriyatul Khotimah, M.Psi., Psikolog, menegaskan bahwa AI seharusnya digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti peran manusia.
Dalam paparannya, Dr. Khaerunesa membahas peran AI dalam penelitian, termasuk kontribusinya dalam kolaborasi antar disiplin ilmu serta peningkatan efisiensi. Namun, ia juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap maraknya penggunaan AI, khususnya di kalangan mahasiswa. “Dalam perkembangan suatu teknologi, yang menjadi masalahnya adalah salah guna. Adanya AI dapat menggantikan peran manusia jika tidak dimanfaatkan dengan bijak, sehingga membuat manusia malas berpikir dan membiarkan AI mengontrol kita,” tuturnya.
Dr. Khaerunesa menekankan bahwa etika penggunaan AI harus menitik beratkan pada prinsip keadilan tanpa bias, pemberdayaan manusia, dan integritas. Selain itu, aspek transparansi dan perlindungan data juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan AI. Usai penyampaian materi, pada sesi tanya jawab, Keysha dan Ari, mahasiswa psikologi semester 2 mengajukan pertanyaan mengenai kekhawatiran terhadap nasib pendidikan kedepannya dan berkurangnya lapangan kerja akibat perkembangan AI.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Khaerunesa menjelaskan bahwa meskipun beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh AI, mahasiswa tetap harus membekali diri dengan keterampilan yang tidak dapat digantikan teknologi. “Memang, di masa depan ada beberapa pekerjaan yang akan tergantikan oleh AI. Namun, yang bisa kita lakukan saat ini adalah increase your knowlede, critical thinking, creativity, and find your value,” jawabnya.
“Seseorang yang menggunakan teknologi—termasuk AI—artinya harus siap menerima perkembangan yang menyertainya,” pesannya sekaligus menutup kuliah tamu pagi ini. Dengan adanya kuliah tamu ini, diharapkan mahasiswa semakin bijak dalam memanfaatkan AI sebagai alat bantu dalam penelitian, tanpa mengesampingkan etika dan nilai-nilai akademik.
Writer: Cahaya Kamila Ashari
Editor: Najwa Laska Halqi, Septi Nur Azizah
QC: Sri Hidayati L, SKM, M. Kes