Berita

UINSA Newsroom, Sabtu (27/07/2024); Prosesi wisuda hari pertama angkatan ke-108 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya resmi digelar pada Sabtu, 27 Juli 2024. Wisuda ini mengukuhkan sebanyak 785 wisudawan dari total 2.308 wisudawan.

785 wisudawan yang dikukuhkan antara lain 28 wisudawan Program Doktor, dan 190 wisudawan Program Magister. Dari Program Sarjana dikukuhkan sebanyak 251 wisudawan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan 316 wisudawan dari Fakultas Syariah dan Hukum.

Dalam kesempatan ini juga dikukuhkan satu mahasiswa internasional Program Doktor, Dr. Alamin Mohammed Abdelsalam AlHuddhairy dari Libya. Ia pun berkesempatan menyampaikan pidato mewakili para wisudawan yang dikukuhkan kali ini.

Dalam sambutannya, Dr. Alamin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada UINSA Surabaya yang telah mengantarkan dirinya meraih gelar kesarjanaan dan ilmu yang diberikan. Termasuk dukungan dari keluarga yang tak kenal lelah dalam doa dan pengorbanannya.

Sementara itu, Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada segenap wisudawan yang telah sukses meraih gelar kesarjanaan.

“Selamat datang di kehidupan sebenarnya. Tanggung jawab orang tua selesai. Saatnya adik-adik membalas kemuliaan dan kebaikan yang telah beliau-beliau sampaikan, berikan, curahkan kepada adik-adik sekalian. Tumpahkan kembali dalam bentuk hikmat, kemuliaan kembali kepada orangtua,” ujar Prof. Muzakki.

Rektor menegaskan, ada dua hal penting yang harus dicatat para wisudawan sebelum memasuki kehidupan yang sebenarnya. Pertama, menjaga working mentality dan menghindari sleeping mentality.

Dalam kesempatan ini, Rektor secara khusus menceritakan kisah perjuangan orangtua Bupati Trenggalek yang dahulunya adalah tukang becak namun akhirnya survive menjadi pengusaha. “Jangan pernah melupakan hard working mentality, mentalitas pekerja keras,” tegas Prof. Muzakki.

Kendati menegaskan pentingnya hard working mentality, namun Rektor juga menegaskan agar para wisudawan tidak terjebak dalam mental buruh atau tangan dibawah. “Berinvestasilah dalam konteks bekerja keras. Karena pada titik tertentu yang akan menentukan adalah mental kita. Yang penting bukan gawe jenang, tapi gawe jeneng,” imbuh Prof. Muzakki.

Memperkuat mental, lanjut Rektor, menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup yang seringkali tidak dapat diprediksi. Hal penting Kedua, menurut Rektor, pentingnya membentengi diri dengan dasar spiritualitas. “Kunci menjauhi ‘gegana’ (gelisah, galau, merana) hadirkan Allah dalam hidup, pekerjaan, hadirkan Allah dalam setiap aktivitas karena itu yang memperkuat mental kita,” tukas Prof. Muzakki.

Prosesi wisuda juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada wisudawan berprestasi akademik dan khusus. Pada hari kedua, diagendakan dikukuhkan 787 wisudawan. Sedangkan di hari ketiga, akan dikukuhkan sebanyak 736 wisudawan. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Fotografer: Kamal A. Jabbar/ MN. Cahaya
Redaktur Foto: Devinta
Highlight: Rian