Berita

@adminuinsa

Thursday, 10 February 2022

ALISSA WAHID: UINSA HARUS MENGAMBIL KEPEMIMPINAN KEHIDUPAN UMAT DAN BANGSA

UINSA Newsroom, Kamis (10/02/2022); Pengukuhan Guru Besar UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kembali digelar secara kolektif. Kali ini, empat orang dikukuhkan pada Prosesi Rapat Senat Terbuka, Kamis, 10 Februari 2022 di Gedung Sport Center and Multipurpose UINSA Surabaya. Keempat Guru Besar baru UINSA tersebut yakni Prof. Dr. Hj. Wiwik Setiyani, M.Ag.; Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag.; Prof. Dr. M. Syamsul Huda, M.Fil.I.; dan Prof. Dr. Rubaidi, M.Ag.

Tiga Guru Besar yang dikukuhkan pada kesempatan ini merupakan Guru Besar pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Prof. Dr. Hj. Wiwik Setiyani, M.Ag., Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Agama menyampaikan orasi ilmiah dengan tema, “Transformasi Pemimpin Umat Beragama di Masa Pandemi: Mewujudkan Masyarakat Plural dan Multikultural Berbasis Pancasila.”

Selanjutnya, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., yang juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Agama menyampaikan orasi ilmiah dengan tema, “Matinya Keulamaan Di Tengah Bangkitnya Agama: Fenomena Agama Di Era Post-Truth.” Ketiga, Prof. Dr. M. Syamsul Huda, M.Fil.I., Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam menyampaikan orasi ilmiah terkait, “Historilink Rekonstruksi Logika Metode Sejarah Islam.”

Keempat, satu-satunya Guru Besar pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang dikukuhkan pada kesempatan ini, Prof. Dr. Rubaidi, M.Ag. Guru Besar Bidang Ilmu Tasawuf ini menyampaikan orasi ilmiah terkait Pseudo Sufi-Order di Indonesia Kontemporer: Ibnu ‘Arabian dalam The New Pseudo Sufi-Order Majelis Shalawat bagi Urban Muslim di Jawa Timur.

Dalam kesempatan ini, hadir sebagai tamu kehormatan, Putri Sulung Presiden RI Keempat, K.H. Abdurrahman Wahid, yakni Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, M.Sc., Psikolog. Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022-2027 ini mengaku bahagia menjadi bagian dari momen mangayu bagyo segenap Guru Besar yang dikukuhkan serta Keluarga Besar UINSA Surabaya.

Predikat Guru Besar, menurut Alissa Wahid-sapaan akrabnya, adalah sebuah predikat yang mengagumkan. Capain tertinggi bidang akademik ini, bagi Alissa Wahid, merupakan gelar penghormatan atas keluasan dan kedalaman keilmuan. “Dan juga penghormatan atas dharma bhakti, sumbangsih yang teruji oleh rekam jejak para guru besar tersebut,” ujar Alissa Wahid.

Karena itu, Alissa Wahid juga menyampaikan ucapan selamat kepada para Guru Besar. “Saya menjura. Karena ini capaian yang sungguh luar biasa. Apalagi menjadi Guru Besar dalam bidang keagamaan Islam,” imbuh Alissa Wahid.

Lebih lanjut disampaikan Alissa Wahid, bahwa Peran Umat Islam di Indonesia sangat signifikan. Relasi agama dengan kehidupan bermasyarakat dan negara selalu menjadi dinamika. Maka, kehadiran para Guru Besar UINSA Surabaya sangat dinanti untuk mewarnai dan membentuk kehidupan sosial keagamaan di Indonesia.

“Seorang profesor yang berangkat dari realita dan hidup bersama masyarakat akan sangat berbeda dengan para profesor yang hidup di menara Gading. Semoga para Guru Besar yang hari ini dikukuhkan akan menjadi para profesor yang hidup di tengah masyarakat,” tutur Alissa Wahid mengutip petuah sang suami, Erman Royadi.

Alissa Wahid juga menegaskan, bahwa intelektual kampus adalah jembatan antara kehidupan sekarang dengan kehidupan yang diidealkan. Hal ini sebagaimana disampaikan sang ayah, K.H. Abdurrahman Wahid. “Semoga para Guru Besar yang hari ini dikukuhkan tidak terpenjara oleh gelar barunya. Namun justru mengajarkan kepada kita bagaimana membawa ilmu sebagai kekuatan perubahan masyarakat,” harap Alissa Wahid.

Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI), ini juga secara khusus menitipkan masa depan umat Islam di Indonesia Kepada Rektor UINSA Surabaya, Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D. UINSA Surabaya, menurut Alissa Wahid, harus mengambil kepemimpinan kehidupan umat dan bangsa. Karena merawat Umat Islam di Indonesia sama dengan merawat Bangsa Indonesia.

“UINSA harus terus mencetak para Guru Besar, para akademisi, dan calon-calon pemimpin umat dan pemimpin bangsa. Semoga UIN Sunan Ampel Surabaya tetap terdepan dalam khidmah kehidupan Umat Islam di Indonesia,” tukas Alissa Wahid.

Rektor UINSA Surabaya pun menyampaikan harapan kepada Para Guru Besar agar senantiasa menjadikan momen ini sebagai cambuk untuk terus memupuk kapasitas diri. “Menjadi Guru Besar yang tidak terputus dari masyarakat. Guru Besar yang senantiasa memberikan edukasi dan pencerahan serta advokasi kepada masyarakat. Sehingga Guru Besar yang dimaksud dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah Guru Besar yang tidak tercerabut dari akar-akar sejarah serta kemasyarakatannya,” imbuh Prof. Masdar menambahkan. (Nur/Humas)