
UINSA Newsroom, Rabu (19/11/2025); “Yang merubah nasibmu, hanya dirimu sendiri. Ingin maju? Disiplin!”
Kalimat penuh motivasi tersebut disampaikan H. Gugun Gumilar, M.A., Ph.D. Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan dan Layanan Keagamaan, Pengawasan, dan Kerjasama Luar Negeri tersebut hadir dalam kegiatan ‘The UINSA Inclusive Leadership Camp (ILC)’ pada Rabu, 19 November 2025 di Malang.
ILC merupakan agenda rutin UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dalam rangka membekali nilai-nilai Kepemimpinan bagi mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa). Hadir sebagai peserta dalam ILC 2025 perwakilan pengurus Dema, Sema, serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada UINSA Surabaya.

Dalam materi bertajuk ‘Mengembangkan Mahasiswa yang Berintegritas dan Berwawasan Global: Kunci Sukses Akademik dan Organisasi’ H. Gugun banyak menyampaikan pesan-pesan motivasi bagi para pengurus Ormawa agar semakin optimis dalam menuju masa depan. Menurutnya, kesempatan kuliah S1 menjadi momen krusial untuk menentukan masa depan seperti apa yang ingin dibangun.
Sedikitnya ada lima pesan motivasional yang disampaikan Pendiri Institute of Democracy and Education (IDE) Indonesia tersebut. Pertama, bahwa kunci sukses seseorang adalah disiplin diri ketat. Kedua, aktif menempa diri dengan berbagai pengetahuan dan skill seperti kemampuan menulis dan bahasa asing. Ketiga, menjalin networking. Keempat, berani bermimpi besar. Dan kelima, terus menjalin silaturahmi.
Selain itu, H. Gugun dalam paparannya juga menegaskan tentang pentingnya menyeimbangkan antara diskursus di lapangan dengan diskursus di kelas. Karena suksesnya seseorang bukan berdasarkan latar belakang sosial, kekayaan, atau hubungan personal saja. “Saat ini eranya meritokrasi sistem, based on achievement,” ujar H. Gugun.

Di era serba digital seperti saat ini, lanjut H. Gugun, masyarakat tidak hanya saling bersaing dengan sesama tapi bersaing dengan robot, mesin, sertap dipacu dengan. Karenanya, penting menurut H. Gugun untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. “Kata Nabi: Alwaqt kassyaif, waktu itu seperti pedang. Ingin maju, ya disiplin. Kata Pak Prabowo: ‘Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?” imbuh H. Gugun.
Menutup paparannya, H. Gugun juga mengingatkan para peserta untuk menjadi pribadi yang mampu menggabungkan berbagai karakter kepemimpinan. Tidak hanya menjadi aktifis dan atau politisi, mahasiswa juga harus mampu menjadi insan akademis.
“Terlalu banyak politisi, kaum intelektual sekarang sedikit, susah dicari. Aktivis banyak, politisi banyak. Sekarang saatnya teman-teman menggabungkan antara kaum aktivis, intelektual, dan politis. Insyaa Allah teman-teman semua akan menjadi seseorang yang mampu membangun inclusive leadership pada tahun 2045,” tegas H. Gugun. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Editor Foto: Mualam/DTV