UIN Sunan Ampel Surabaya
November 13, 2025

UINSA TUAN RUMAH HALAQAH PENGUATAN KELEMBAGAAN PENDIRIAN DITJEN PESANTREN

UINSA TUAN RUMAH HALAQAH PENGUATAN KELEMBAGAAN PENDIRIAN DITJEN PESANTREN

UINSA Newsroo, Kamis (13/11/2025); UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi tuan rumah kegiatan ‘Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren,’ pada Kamis, 13 November 2025. Bertempat di Ruang Amphiteather Gedung Twin Towers Kampus A. Yani, kegiatan ini dihadiri Direktur Pesantren Direktorat Jenderal Pesantren Kementerian Agama RI, Dr. H. Basnang Said, S.Ag., M.Ag.

Turut hadir dalam kesempatan ini sebagai narasumber kegiatan KH. Abdul Hakim Mahfudhz (Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang); serta KH. Miftachul Akhyar (Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya).

Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil. Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan agenda dari Direktorat Jenderal Pesantren Kementerian Agama RI, dalam rangka penguatan kelembagaan. “Nikmat mana lagi yang kita akan dustakan saat pesantren sudah semakin mendapat titik terang, perlakuan yang semestinya diberikan negara,” ujar Prof. Muzakki membuka sambutan.

Tujuh tahun berlalu sejak UU Pesantren No. 18 tahun 2019 diresmikan melalui proses panjang pembahasannya. Kemudian disempurnakan dengan turunnya Perpres Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren Nomor 152 Tahun 2024. “Tentu ini sebuah kemuliaan yang sedang diberikan oleh Negara kepada Pesantren,” imbuh Prof. Muzakki.

Pertanyaannya kemudian, lanjut Rektor, apa tugas kita selanjutnya. Dalam hal ini, Rektor menegaskan, penting untuk melakukan konsolidasi data tentang pesantren. Karena data yang saat ini ada, belum menunjukkan data faktual di masyarakat. Terhimpun data, saat ini terdapat 42.433 pesantren di seluruh Indonesia.

“Data ini menyadarkan banyak orang, betapa pesantren memiliki kontribusi yang luar biasa dan tidak ada satupun dari 42.433 pesantren itu yang milik negara. Semuanya privat,” tegas Prof. Muzakki.

Rektor juga menegaskan, bahwa Pesantren memiliki kontribusi besar dalam melahirkan para pakar di bidang keilmuan agama, yang saat ini status kepakarannya semakin sedikit. Sebut saja, ahli di bidang ilmu arudl, Ilmu falak, ilmu waris, ilmu hadits, Ilmu qiroat, hingga ilmu mantiq. Semua bidang ilmu tersebut belum tentu ada di Perguruan tinggi tapi jelas diajarkan di pesantren.

“Kami sangat berterimakasih kepada Kementerian Agama, UINSA menyambut baik atas amanah yang diberikan kepada kami untuk bisa menjadi penyelenggara dari Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren ini,” tukas Prof. Muzakki.

Sementara itu, Direktur Pesantren, Dr. H. Basnang Said, S.Ag., M.Ag., ditemui usai kegiatan Halaqah menyebutkan, bahwa kegiatan ini menjadi salah satu upaya persiapan menyusul keputusan Presiden terkait SOTK yang akan mengatur tata kerja Direktorat Jenderal Pesantren. Tiga hal yang menjadi tugas utama Direktorat Jenderal Pesantren adalah fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

Harapannya, lanjut Direktur Pesantren, pesantren yang sejak awal lahir secara mandiri akan memiliki kemudahan-kemudahan pasca dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren. Mengingat peran vital yang telah diberikan pesantren dalam membantu tugas negara mencerdaskan anak bangsa, serta memperbaiki moralnya. “Sehingga kemudian negara penting untuk berkontibusi, mengafirmasi, merekognisi urusannya, dan memfasilitasi sarana prasarananya,” ujar Dr. Basnang.

Selain itu, KH. Miftachul Akhyar sebagai perwakilan pesantren menyampaikan rasa syukur atas perhatian negara terhadap pesantren. Namun KH. Miftachul Akhyar juga menegaskan, sekaligus mengingatkan agar kemudahan dan segala macam fasilitasi yang nantinya dimiliki tidak menjadikan pesantren tercerabut dari akar karakternya.

“Pesantren itu kuat sebagai rizkun minalllah. Semua itu tidak boleh merubah watak, karakter yang dimiliki selama ini sebagai bentuk ‘kesaktiannya’ pesantren,” tegas KH. Miftachul Akhyar. (Nur/Humas)

Redaktur: Nur Hayati
Editor Foto: MN Cahaya
Highlight: Kamal/Mualam/Rian

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita