Fakultas Ushuludin & Filsafat
November 28, 2025

UICE (International Community Engagement) Malaysia di Pondok An-Nahdloh: Mewujudkan Kolaborasi Internasional dalam Pendidikan dan Budaya

UICE (International Community Engagement) Malaysia di Pondok An-Nahdloh: Mewujudkan Kolaborasi Internasional dalam Pendidikan dan Budaya

Pada 19 September hingga 16 Oktober 2025, sekelompok mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menyelenggarakan program UICE (International Community Engagement) Malaysia di Pondok An-Nahdloh, Tanjung Sepat, Malaysia. Program ini memberikan kesempatan berharga bagi para peserta untuk berkontribusi langsung dalam kegiatan pendidikan, sosial, dan budaya, sekaligus memperkuat jejaring internasional antara Indonesia dan Malaysia.

Perjalanan dimulai pada 19 September 2025 dengan kedatangan peserta UICE di Kuala Lumpur International Airport. Rombongan disambut oleh panitia dan perwakilan tenaga pengajar Pondok An-Nahdloh, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tanjung Sepat sebagai lokasi utama pelaksanaan program. Pada 21 September 2025, dilaksanakan rapat penjadwalan mengajar dan penyambutan resmi peserta UICE yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa peserta dan tenaga pengajar SB An-Nahdloh. Dalam kesempatan tersebut, disusun pembagian tugas dan jadwal kegiatan selama program berlangsung.

Selama pelaksanaan UICE, para mahasiswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran di SB An-Nahdloh. Mereka mengajar berbagai mata pelajaran di tingkat SD dan SMP, serta memberikan pembinaan Hifdzul Quran kepada para santri. Selain pengajaran di kelas, peserta UICE juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler Arabic Club, yang menghadirkan pembelajaran bahasa Arab secara interaktif dan menyenangkan bagi para santri. Program UICE juga diwarnai dengan berbagai kegiatan berbasis budaya dan kreatif. Pada 3 Oktober 2025, dilaksanakan kegiatan Demo Batik Celup yang memberikan pengalaman langsung kepada santri untuk membuat batik sederhana dengan teknik celup. Kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan seni batik sebagai warisan budaya Indonesia, tetapi juga menanamkan nilai kesabaran, kreativitas, dan kerja sama dalam proses pembuatannya.

Peserta UICE turut membimbing santri dalam persiapan lomba KS3O yang diikuti siswa tingkat SD dan SMP, mencakup cabang puisi, drama cerita rakyat, dan tarian tradisional. Melalui pendampingan ini, para santri difasilitasi untuk mengembangkan bakat seni dan kepercayaan diri mereka dalam ajang kompetisi. Selain itu, dilaksanakan pula program pengenalan mata uang Rupiah bagi santri tingkat SD dan SMP. Kegiatan ini memperkenalkan elemen dan ciri khas mata uang Indonesia sebagai identitas nasional, sekaligus menambah wawasan santri terkait simbol-simbol kebangsaan. Di bidang literasi digital, peserta UICE menginisiasi pembentukan dan pelatihan Tim Media Pondok, di mana santri dibekali keterampilan dasar editing dan desain konten untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial, khususnya Instagram, sebagai sarana pembelajaran yang edukatif dan menarik.

Untuk mendukung pengembangan soft skill, para peserta UICE juga menyelenggarakan Workshop Public Speaking yang bertujuan membekali santri dengan kemampuan berbicara di depan umum. Keterampilan ini diharapkan menjadi modal penting bagi santri dalam konteks dakwah, kepemimpinan, maupun interaksi sosial di masa depan. Sebagai penutup rangkaian kegiatan, pada 14 Oktober 2025 diadakan Pentas Seni yang menampilkan berbagai karya dan penampilan santri, mulai dari seni baca puisi hingga penampilan seni budaya. Acara ini sekaligus menjadi momen apresiasi atas proses belajar yang telah dijalani bersama selama program UICE berlangsung. Suasana haru menyertai acara perpisahan, ketika para peserta dan warga Pondok An-Nahdloh saling menyampaikan pesan dan kesan.

Pada 16 Oktober 2025, peserta UICE bertolak kembali ke Indonesia melalui Kuala Lumpur International Airport, membawa pulang pengalaman berharga, jejaring baru, dan pembelajaran mendalam mengenai kehidupan, budaya, dan dunia pendidikan di Malaysia. Program UICE Malaysia ini tidak hanya memperluas wawasan internasional para mahasiswa, tetapi juga memperkuat hubungan persahabatan antara lembaga pendidikan di Indonesia dan Malaysia. Ke depan, diharapkan program UICE dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan sebagai wahana pengabdian internasional yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Penulis: M. Mukhlis Arif

Spread the love

Tag Post :

Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, ProdiIAT

Categories

Berita, News