Greensa In Juanda, Sidoarjo — Selasa pagi, 22 Juli 2025, menjadi momentum penting bagi Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Ampel Surabaya. Bertempat di Greensa In Juanda Sidoarjo, kegiatan review kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) resmi dimulai. Kegiatan hari pertama ini dibuka oleh Wakil Dekan I FTK, Prof. Dr. Hj. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag., yang menekankan pentingnya transformasi kurikulum agar selaras dengan kebutuhan zaman dan tuntutan dunia kerja.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi penyamaan persepsi yang dipandu oleh tim pendamping kurikulum, dipimpin oleh Dr. Mohamad Nuril Huda, M.Pd. Sesi ini menjadi ruang dialog intensif antara tim pendamping, dosen-dosen Program Doktor PAI, dan pengelola program studi, guna memperjelas arah dan strategi revisi kurikulum.
Adapun landasan kegiatan review ini telah dipersiapkan sebelumnya, termasuk melalui proses penyusunan dan penajaman visi-misi program studi yang telah dilangsungkan pada Kamis, 17 Juli 2025. Proses tersebut melibatkan sinkronisasi visi-misi antara jenjang sarjana, magister, dan doktor, serta penyelarasan terhadap visi-misi baru FTK. Tujuan utamanya adalah menjamin kesinambungan antarjenjang pendidikan dan menghindari tumpang tindih isi kurikulum.
Untuk memperkuat relevansi visi-misi, dilakukan pula uji publik kepada para pemangku kepentingan: dosen, mahasiswa, alumni, dan pengguna lulusan. Uji publik dilakukan empat hari sebelum kegiatan review melalui Google Form serta forum daring via Zoom. Masukan dari mereka dikumpulkan, dianalisis, dan dijadikan pijakan dalam menyempurnakan rumusan visi-misi dan arah capaian pembelajaran lulusan (CPL).
Agenda review hari pertama difokuskan pada dua sesi utama. Sebelum ishoma, dilakukan review hasil evaluasi kurikulum lama serta telaah terhadap visi, misi, tujuan, dan landasan kurikulum. Setelah ishoma, sesi dilanjutkan dengan perumusan profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan (CPL). Diskusi berlangsung dinamis dan penuh ide-ide segar. Kolaborasi antara dosen dan tim pendamping menghasilkan rumusan CPL yang lebih kontekstual, realistis, dan berorientasi pada output dan outcome lulusan.
Ketua Program Doktor PAI, Prof. Dr. Kusaeri, M.Pd., menyambut baik semangat dan kesungguhan semua pihak yang terlibat. Ia menyatakan bahwa kehadiran kecerdasan buatan (AI), revolusi teknologi pembelajaran, serta kompleksitas tantangan dunia nyata, menuntut kurikulum yang lebih adaptif dan antisipatif. “Kita tidak bisa lagi menggunakan pendekatan lama. Kurikulum harus memberi ruang bagi inovasi dan fleksibilitas agar lulusan mampu menjadi pemimpin perubahan,” tegasnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Program Studi, Dr. Abdur Rohman, M.Ud., juga menegaskan pentingnya reformulasi kurikulum yang tidak hanya akademik secara teoritis, tetapi juga aplikatif dan relevan dengan kondisi sosial masyarakat. Ia bahkan terlihat sangat serius dalam memfasilitasi jalannya diskusi dan mencatat berbagai masukan penting dari peserta.
Kegiatan hari pertama juga menandai hadirnya semangat baru dalam pengembangan kurikulum. Tidak hanya berorientasi pada pemenuhan standar akreditasi, tetapi juga pada penyiapan lulusan doktor PAI yang mampu menjadi penggerak transformasi di tengah masyarakat. Pendekatan OBE dipilih karena dianggap mampu membumikan capaian pembelajaran dalam bentuk kompetensi nyata yang bisa diukur dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Di sela-sela kegiatan, para peserta juga memanfaatkan waktu informal untuk membangun sinergi, berbagi pengalaman, dan merancang kolaborasi di masa mendatang. Dinamika semacam ini menunjukkan bahwa kegiatan review bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi momentum penting untuk memperkuat komitmen kolektif dalam menghadirkan pendidikan Islam yang berkualitas dan kontributif bagi kemajuan bangsa.