Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris
December 9, 2025

Tingkatkan Kesadaran Keamanan Digital, Tim Manajemen Prodi PBI Program Magister Ikuti Sekolah Teknologi Keamanan Digital

Tingkatkan Kesadaran Keamanan Digital, Tim Manajemen Prodi PBI Program Magister Ikuti Sekolah Teknologi Keamanan Digital

Diera disruptif yang sangat mengedepankan kecepatan penyebaran informasi dan interaksi sosial secara digital, digitalisasi kampus menjadi sebuah keniscayaan. Digitalisasi memungkinkan proses administrasi, penerimaan mahasiswa baru, pengelolaan nilai, dan keuangan berjalan secara otomatis dan paperless, yang secara drastis meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional. Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan pada unit-unit seperti Prodi PBI Program Magister FTK, proses-proses penyelenggaraan tri dharma secara digital menjadi penting. Penggunaan Learning Management System (LMS), perpustakaan digital, dan kuliah daring (e-learning) menjadikan materi akademik lebih interaktif, up-to-date, dan dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, sesuai dengan tuntutan pendidikan di era industri 4.0. Digitalisasi kampus menunjukkan adanya komitmen terhadap inovasi dan kesiapan menghadapi masa depan, sehingga meningkatkan daya saing global dan menarik calon mahasiswa serta mitra internasional.

Akan tetapi, dengan tingginya tingkat digitalisasi, kerentanan terhadap ancaman siber juga meningkat, sehingga membuat workshop tentang keamanan digital menjadi sangat vital. Hal ini sebagai upaya untuk melindungi aset kritis berupa data sensitif, membangun budaya kesadaran siber dan memastikan keberlanjutan layanan. 

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran keamanan digital, UINSA menyelenggarakan Sekolah Teknologi Keamanan Digital yang berfokus pada penguatan kesadaran siber dan peningkatan kapabilitas investigasi insiden. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 9 Desember 2025, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Tim Manajemen Prodi PBI FTK UINSA hadir pada acara ini sebagai bagian dari komitmen struktural kelembagaan sekaligus upaya untuk terus meningkatkan kapasitas literasi digital. 

Acara ini secara resmi dibuka oleh Rektor UINSA  yang dalam sambutannya menekankan bahwa keamanan siber adalah prioritas utama kampus, mengingat peningkatan kompleksitas ancaman digital global. Rektor menyampaikan bahwa di era digital yang sangat disruptif, sangat penting untuk memahami segala keuntungan dan sekaligus tantangan dan persoalan yang muncul. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan big data yang sangat mudah diakses, setiap warga kampus dapat melakukan upaya-upaya untuk melindungi data pribadi. Karenanya perlu adanya bimtek yang

Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah tim ahli siber dan ahli hukum dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Salah satu narasumber, Bapak Tri Indra WAhyudi, S.H. menyatakan bahwa keamanan komunikasi adalah aspek keamanan informasi yang ditujukan untuk mengamankan media komunikasi teknologi serta konten di dalamnya. Saat ini social engineering banyak membawa tantangan terhadap kebocoran data pribadi. Sehingga, sangat penting untuk memerhatikan keamanan komunikasi, termasuk didalamnya adalah keamanan data, jaringan, perangkat, aplikasi dan privasi. Aplikasi menjadi barang yang sangat rentan sebagai pintu masuk pencurian data pribadi. Untuk meningkatkan keamanan infokom, lanjutnya, perlu dibuat adanya kebijakan keamanan komunikasi dan informasi, melatih personil tentang kesadaran keamanan komunikasi dan informasi, menerapkan kontrol keamanan dan juga memantau sistem. Elemen utama yang perlu diperhatikan dalam menjamin keamanan siber diantaranya adalah aplikasi, cloud, kriptografi, pemulihan bencana, insiden respon, keamanan infrastruktur. Hal ini untuk memastikan bahwa ancaman berupa phishing, malware, man in the middle attacks, eavesdropping, data breaches dapat dihindari dan dimitigasi. 

Narasumber kedua menyampaikan sosialisasi terkait produk hukum yang berhubungan dengan digital forensik. Saat ini yang menjadi modus dari kejahatan banyak yang menggunakan IT. Jenis kejahatannya pun beragam mulai dari pencurian Waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri, martabat, kerahasiaan informasi. Adapun bentuk-bentuk kejahatan yang dapat dianggap sebagai tindakan pidana diantaranya adalah kesusilaan, perjudian online, pencemaran nama baik, menyebarkan berita hoax, bullying. Karenanya, kampus perlu untuk terus mensosialisasikan etika penggunaan teknologi informasi untuk memastikan bahwa setiap warga kampus aman dalam menggunakan teknologi baik sebagai penyaji informasi maupun pengguna informasi berbasis digital. 

Peserta kegiatan, yang meliputi perwakilan dosen, staf IT, dan pemangku kepentingan data, menunjukkan respons positif. Kegiatan ini menegaskan komitmen untuk secara berkelanjutan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia dalam menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data institusi. Bagi Tim Manajemen Prodi PBI Program Magister, kegiatan ini penting untuk terus meningkatkan layanan secara digital dan secara terus menerus memonitor keamanan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan di prodi. 

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita