Fakultas Psikologi dan Kesehatan
September 17, 2025

Tekankan Pentingnya Kesehatan Mental Berkelanjutan, Rahmat Hidayat Paparkan Strategi Ekosistem Sosial dalam ICHOSPRO 2025

Tekankan Pentingnya Kesehatan Mental Berkelanjutan, Rahmat Hidayat Paparkan Strategi Ekosistem Sosial dalam ICHOSPRO 2025

Sidoarjo – (16/09/2025) International Conference on Sustainable Health Promotion (ICHOSPRO) 2025 telah sukses terselenggara. Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) kali ini mengangkat tema “Sustainable Community Wellness: An Integrated Physical-Psychological Approach to Health Promotion” dengan menghadirkan narasumber handal dalam bidang ini. Salah satunya Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kegiatan yang dilaksanakan secara luring di Aula lt. 5 GreenSA Inn dan daring via Zoom maupun YouTube Live ini menjadi ajang berbagi pengalaman dan praktik, terlebih dalam promosi kesehatan berkelanjutan. Dalam sesi materi berjudul “Sustainable Mental Health Promotion: Experiences & Learnings from UGM Faculty of Psychology”, beliau membuka dengan tiga pesan utama: pentingnya membantu komunitas menjaga kesehatan mental secara berkelanjutan, membangun lingkungan yang mendukung ketahanan psikologis, serta mengurangi stigma terhadap isu kesehatan mental. Pesan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin ketiga, yaitu kesehatan yang baik dan sejahtera, serta strategi nasional kesehatan mental.

Lebih lanjut, Dekan Fakultas Psikologi UGM menekankan bahwa promosi kesehatan mental tidak berhenti pada pencegahan gangguan jiwa. Terdapat hal yang lebih penting yakni menciptakan ekosistem yang menumbuhkan kesejahteraan psikologis, sosial, dan fisik. Prinsip psikologi komunitas menjadi landasan: memberdayakan masyarakat sebagai mitra, memperhatikan banyak level pengaruh mulai dari individu hingga kebijakan, dan menjunjung keadilan sosial dalam akses kesehatan.

Pengalaman UGM menunjukkan bagaimana layanan kesehatan mental bisa diintegrasikan dengan layanan primer. Sejak 2005, psikolog klinis ditempatkan di Puskesmas Sleman, lalu berkembang ke berbagai daerah. UGM juga berperan aktif dalam penanganan psikososial pasca-tsunami Aceh dan terus mengembangkan Mental Health Service Hub bagi mahasiswa. Program ini meliputi skrining kesehatan mental, konseling individu, dukungan sebaya, hingga Mental Health Emergency Response Line.

Hasil riset terbaru yang beliau lakukan terhadap 60 ribu mahasiswa UGM menunjukkan bahwa 0,5–5% mahasiswa mengalami masalah mental serius, sementara 65% menghadapi masalah psikososial tingkat sedang. Data ini menjadi alarm sekaligus dasar pentingnya pendekatan terintegrasi, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan masyarakat luas.

Pendekatan integrasi kesehatan mental terdiri dari empat hal, yakni dengan menggabungkan intervensi psikososial dengan pengembangan komunitas, mendorong keterampilan coping, ketahanan, dan koneksi sosial, mendorong rutinitas sehat (tidur, olahraga, partisipasi sosial), menghubungkan layanan kesehatan mental dengan perawatan primer. Namun, dalam penerapannya terdapat sejumlah tantangan. Beliau menyebutkan bahwa menyeimbangkan kebijakan top-down dengan partisipasi bottom-up, mengelola sumber daya yang terbatas sambil memperluas cakupan, serta menjaga keterlibatan komunitas dan mengurangi risiko kelelahan merupakan tantangan tersendiri dalam mengimplementasikan pendekatan ini.

Dalam penutupannya, beliau mengajak peserta untuk menjadikan promosi kesehatan mental sebagai gerakan berkelanjutan. Tiga kunci utamanya adalah integrasi, partisipasi, dan ekuitas. Dengan sinergi berbagai pihak—kampus, layanan kesehatan, keluarga, dan komunitas—maka kesejahteraan mental bukan hanya impian, tetapi bisa menjadi kenyataan yang berkelanjutan.

Writer: Cahaya Kamila Ashari
Editor: Septi Nur Azizah
QC: Firda Rodliyah, S.Sos., M.A.

Spread the love

Tag Post :

FPK, FPK UINSA, FPKUINSA, Mahasiswa FPK

Categories

Berita