Fakultas Ilmu Sosial & Politik
November 5, 2025

Tanggapi Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh: HIMAHI UINSA Gelar Kuliah Umum Bahas Dampak terhadap Kedaulatan hingga Politik Luar Negeri Indonesia

Tanggapi Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh: HIMAHI UINSA Gelar Kuliah Umum Bahas Dampak terhadap Kedaulatan hingga Politik Luar Negeri Indonesia

Kegiatan ini diawali dengan sambutan-sambutan pihak-pihak yang terkait, dari panitia sendiri, ketua HIMAHI UINSA Muchammad Syahrulloh, hingga Kepala Prodi Jurusan Hubungan Internasional, Rizki Rahmadini Nurika, S.Hub.Int., M.A. Setelah sesi sambutan selesai, kemudian masuk pada agenda utama, materi dibuka oleh Dr. Probo. Pada sesi ini, ia memberikan analisis dan pandangannya terhadap dinamika proyek Kereta Cepat Indonesiaa-China (KCIC) dalam perspektif Hubungan Internasional. Menurutnya KCIC ini bukan sekadar sebuah kerjasama bilateral biasa atau kebutuhan pembangunan Indonesia, tapi terdapat irisan kepentingan antara politik domestik dan global didalamnya. Aspek-aspek lain yang menurut beliau juga berkontribusi dalam kompleksitas dinamika KCIC adalah dept diplomacy dan eksistensi politik bebas aktif Indonesia. Menurutnya aspek-aspek tersebut muncul akibat kurangnya partisipasi publik. Maka dari itu solusi-solusi yang strategis perlu segera dirumuskan.

 

Setelah sesi narasumber pertama selesai, kemudian dilanjutkan pemaparan dari narasumber kedua, yaitu Roehman Zainur Riedho. Ia melanjutkan materinya pada topik KCIC Whoosh, namun membahasnya dalam perspektif politik domestik. Menurutnya ada kompleksitas dalam perumusan kebijakan publik, terlebih pada aspek legislatif Indonesia yang dalam beberapa dekade ini mengalami penurunan kepuasan publik dalam hal kinerjanya. Ia juga menuturkan terkait ketidakefisienan anggaran nasional dalam kebijakan publik khususnya pada proyek KCIC Whoosh.

Acara kemudian berlanjut pada sesi tanya jawab dan penutupan. Acara yang dihadiri puluhan mahasiswa yang didominasi dari jurusan Hubungan Internasional ini berjalan cukup lancar. Usai acara berakhir, penulis melakukan wawancara singkat dengan Ketua Panitia kegiatan ini, Niamuddin Mubarok, Dalam wawancara, ia menjelaskan pada penulis mengenai pemilihan tema kuliah umum yang diadakan tersebut. “Isu Whoosh sedang menjadi perhatian publik. Selain itu, proyek ini memiliki keterkaitan kuat dengan hubungan internasional, terutama dinamika diplomasi Indonesia–Tiongkok. Dampaknya tidak hanya pada pembangunan, tetapi juga pada aspek politik dan kedaulatan Indonesia kedepannya,” ujarnya. 

Ia juga berharap kegiatan ini menjadi ruang edukasi agar mahasiswa peka terhadap kepentingan negara dalam proyek-proyek strategis nasional.“Mahasiswa HI harus memahami bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tapi bagaimana negara menjaga posisi tawar di tengah tekanan kepentingan global,” tambahnya.

Selaras dengan yang disampaikan sebelumnya, Dr. Probo Darono Yakti menjelaskan bahwa mahasiswa perlu kritis dalam mengevaluasi proses perumusan kebijakan publik, terutama proyek yang melibatkan negara asing. “Kebijakan besar seperti Whoosh berdampak langsung pada masyarakat, tetapi keputusan-keputusan strategisnya hanya ditentukan segelintir elite politik di tingkat atas. Karena itu transparansi menjadi sangat penting,” ucapnya saat diwawancarai oleh penulis.

Ia juga menegaskan perlunya memperkuat kembali politik luar negeri bebas aktif Indonesia, dengan strategi yang salah satunya melakukan diversifikasi sumber pendanaan pembangunan yang didapat dari negara lain. “Lebih baik kita bekerja sama dengan banyak negara daripada bergantung pada satu pihak. Memang ada tantangan menyeimbangkan kepentingan antar mitra, tetapi itu jauh lebih baik daripada ke satu negara karena lebih besar potensi ketergantungannya sehingga mengurangi kedaulatan,”tambahnya.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, panitia juga menyediakan ruang partisipasi bagi mahasiswa yang ikut kuliah umum tersebut melalui formulir rekomendasi kebijakan yang telah disiapkan secara daring. Usulan-usulan yang dikumpulkan akan diseleksi dan disusun menjadi sebuah policy brief yang kemudian ditujukan kepada pemangku kebijakan terkait. Hal ini menjadi bentuk kontribusi nyata mahasiswa Hubungan Internasional UINSA dalam mengawal kedaulatan nasional Indonesia sekaligus memastikan pembangunan strategis seperti proyek Whoosh tetap berada dalam koridor kepentingan Indonesia. Kontributor (Muhammad Ilham & Yusuf Adiytia)


Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram


Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita