Dr. Ali Mustofa, M. Pd. (Ketua LPM UINSA, 2022-2026)
Hantaran Awal
Penyusunan Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) Tahun 2025 sedang berlangsung serentak di sepuluh Unit Pengelola Program Studi (UPPS) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Langkah strategis ini diawali sejak awal tahun 2025, yang menjadi tonggak penting bagi transformasi akademik universitas. Momentum awal dimulai pada 17 Januari 2025, saat Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)menggelar Kick-off Review & Redesign Kurikulum 2025, yang diunggah melalui kanal resmi TikTok @lpmuinsa_official. Acara ini tidak sekadar seremoni peluncuran, melainkan bukti dedikasi UINSA kepada sivitas akademika dan seluruh pemangku kepentingan serta komitmen tegak lurus pada prinsip good university governance. Kick-off ini juga menegaskan bahwa kurikulum adalah produk kolaboratif antara perguruan tinggi dan pentahilix sehingga relevan, adaptif, dan berdaya saing global. Momen ini menjadi landmark strategisdalam sejarah pengembangan akademik UINSA. Pendekatan OBE dan berdampak tidak hanya diadopsi sebagai metode pedagogis, melainkan diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam struktur kurikulum lintas program studi dan UPPS (Unit Pengelola Program Studi).
Linimasa Kurikulum UINSA 2025
Paparan linimasa kurikulum UINSA 2025 penting disajikan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang alur dan keterkaitan setiap tahap penyusunan, menyatukan persepsi seluruh tim, serta menjadi alat kontrol progres agar pekerjaan tetap terukur dan tepat waktu. Selain itu, linimasa mencerminkan transparansi dan akuntabilitas proses, sekaligus menghadirkan kerja profesional bahwa penyusunan kurikulum dilaksanakan secara terencana, sistematis, kolaboratif dan visioner. Disisi lain sebagai bukti komitmen institusi terhadap transformasi ini tercermin melalui serangkaian kegiatan sistematis dan berkelanjutan sepanjang tahun 2025, yang menunjukkan keseriusan UINSA dalam memastikan mutu pendidikan berbasis profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan (CPL). Setiap tahap dirancang untuk memastikan bahwa lulusan UINSA memiliki kompetensi akademik, profesional, dan etika yang mampu menjawab tantangan global. Beberapa tahapan strategis tersebut diikuti oleh seluruh stakeholder internal UINSA, dengan rincian linimasa berikut ini.
Snap Point 1: Benchmarking dan Awal Penyusunan
Pada periode 27 Februari hingga 4 Maret 2025, tim panduan kurikulum UINSA melakukan studi banding ke tiga perguruan tinggi nasional di Surabaya, yaitu Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kunjungan ini bertujuan untuk menggali praktik-praktik terbaik dalam implementasi kurikulum berbasis OBE yang kemudian menjadi dasar dalam memetakan kebutuhan internal sekaligus menyesuaikan model pengembangan kurikulum di UINSA di tahun 2025. Selanjutnya, pada 20 Maret 2025, LPM bersama seluruh UPPS menggelar workshop lintas unit yang mempertemukan tim kurikulum dari berbagai disiplin ilmu. Workshop ini menjadi forum kolaboratif untuk mendiskusikan dan mengadopsi praktik terbaik dalam penyusunan kurikulum berbasis OBE, sekaligus membangun pemahaman transdisipliner yang solid.
Sebagai bagian dari upaya digitalisasi sistem penjaminan mutu, pada 16 April 2025, LPM UINSA menghadirkan pakar dari UNAIR untuk mendemonstrasikan aplikasi OBE secara online. Platform digital ini tidak hanya memperkuat tata kelola kurikulum berbasis dampak hasil, tetapi juga mempermudah proses asesmen dan pelaporan capaian pembelajaran secara real-time. Puncak dari tahap awal pengembangan kurikulum ini terjadi pada 23 April 2025 dengan terselenggaranya workshop penyusunan panduan Kurikulum 2025. Diikuti oleh 88 peserta dari seluruh UPPS UINSA, kegiatan ini berhasil menghasilkan draft awal panduan Kurikulum 2025 yang menjadi fondasi harmonisasi kurikulum berbasis OBE di tingkat universitas.
Snap Point 2: Penguatan Internal UPPS
Bulan Mei 2025 menjadi saksi kesungguhan UINSA dalam mengonsolidasikan penguatan kurikulum di seluruh UPPS. Sepanjang bulan ini, berbagai forum, workshop, hingga diskusi lintas disiplin digelar, menghadirkan dosen, mahasiswa, alumni, asosiasi profesi, dan mitra industry, duni usaha dan dunia kerja. Dimulai pada 15 Mei 2025, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengambil langkah strategis memperkuat Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan matriks kurikulum untuk Prodi Ilmu Politik dan Sosiologi. Fokus diarahkan pada literasi kebijakan dan digitalisasi, dua kompetensi yang dianggap vital di era demokrasi digital. Sehari berselang, 16 Mei 2025, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) menyambut para narasumber dari asosiasi ekonomi syariah dan stakeholder industri dalam workshop bertema Outcome-Based Education (OBE). Agenda ini membekali dosen dengan teknik perancangan CPL yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja.
Pada 21–22 Mei 2025, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) menggelar Focus Group Discussion untuk merumuskan kurikulum program studi untuk semua jenjang strata. Forum ini unik karena melibatkan alumni, praktisi media dan pengguna jasa, sehingga memberi perspektif nyata dari lapangan. Keseriusan ini berlanjut pada 23 Mei 2025, ketika Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) ikut serta dalam simulasi desain CPL untuk Prodi Psikologi dan Kesehatan Masyarakat. Forum yang diinisiasi Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) ini menjadi ajang uji coba penyelarasan kompetensi lulusan dengan standar akademik dan kebutuhan publik. Dua hari kemudian, 25 Mei 2025, Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) melalui prodi-prodi juga menggelar kegiatan yang sejenis. Tak ketinggalan, pada 27 Mei 2025, Program Pascasarjana memfasilitasi workshop interdisipliner untuk menyinergikan kurikulum S2/S3. Isu moderasi beragama dan Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi poros penguatan, memperluas relevansi akademik ke ranah global. Menjelang akhir bulan, dua fakultas turut mencatatkan capaian penting. Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) memperkuat integrasi CPL pada prodi-prodi melalui pendekatan case-based learning. Sementara Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) memfokuskan lokakarya sinkronisasi CPL dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) bagi seluruh prodi kependidikan, mengacu pada standar Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan tuntutan dunia kerja. Mei 2025 pun menjadi bulan yang padat, namun bermakna. Semua UPPS bergerak dalam irama yang sama, membangun kurikulum yang adaptif, berorientasi hasil, dan relevan dengan perkembangan zaman serta menebalkan sebuah komitmen menuju UINSA yang unggul dan berdampak.
Snap Point 3: Ketok Palu Bersejarah: Senat Akademik Universitas Tetapkan Panduan Kurikulum UINSA 2025
UIN Sunan Ampel Surabaya resmi meneguhkan langkah besar menuju kampus unggul melalui pengesahan Blueprint Kurikulum 2025. Rangkaian prosesnya berlangsung intens dan penuh energi kolaboratif sejak awal Juni. Dimulai pada 4-5 Juni 2025, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) memimpin Finalisasi Panduan dan Training of Trainers (ToT) Kurikulum OBE. Forum ini melahirkan template dokumen formal kurikulum OBE yang menjadi rujukan baku bagi seluruh Unit Pengelola Program Studi (UPPS) mencakup fakultas dan pascasarjana. Keseriusan UINSA dalam meramu kurikulum kian tampak pada 24 Juni 2025 lewat Workshop Review Buku mata kuliah Universitas (MKU). Agenda ini memastikan Mata Kuliah Univesitas selaras dengan capaian pembelajaran lulusan dan standar nasional pendidikan tinggi, sekaligus meneguhkan integrasi nilai keislaman, kebangsaan, dan integrasi keilmuan twin towers. Babak pamungkas dan monumental digelar pada 2–3 Juli 2025 di Kota Malang, ketika Senat Akademik Universitas mengadakan pleno strategis. Dalam suasana yang khidmat namun penuh optimisme, panduan penyusunan kurikulum UINSA 2025 disahkan secara resmi, yang juga mengesahkan kebijakan Visi-Misi-Tujuan Sasaran (VMTS) UINSA Tahun 2025-2029, program Fast Track, Rekognisi Masa Lampau (RPL) dan Double Degree sebagai terobosan strategis. Dalam momen yang sarat makna tersebut, Senat Akademik Universitas resmi mengesahkan Panduan Kurikulum 2025. Keputusan ini menjadi penanda babak baru transformasi akademik, menghadirkan panduan yang dirancang untuk memastikan seluruh program studi bergerak seirama dengan standar nasional dan visi global universitas. Momentum bersejarah ini sekaligus mengukuhkan komitmen UINSA dalam membentuk kurikulum yang relevan, adaptif, dan berdampak bagi kemajuan pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Legitimasi akademik ini menjadi penanda bahwa UINSA telah siap menapaki era baru pendidikan tinggi yang lebih kompetitif, inklusif, dan berdampak global. Sebagai informasi tambahan, sependek penulis ketahui, baru kali ini secara formal tahapan kurikulum disahkan oleh Senat Akademik Universitas.
Snap Point 4: Rektor Resmikan Blueprint Kurikulum 2025
Blueprint ini adalah kompas yang akan mengarahkan perjalanan akademik UINSA menuju kampus terkemuka, berkelas dunia dan bukan sekedar dokumen. UINSA menapaki Langkah proyeksi masa depan dalam penguatan mutu akademik dengan meresmikan Blueprint Kurikulum 2025. Keputusan ini berlandaskan pada hasil Pleno Sidang Senat Terbuka Pertimbangan Akademik yang digelar pada 2-3 Juli 2025, diperkuat Nota Dinas Rektor Nomor: B-327/Un.07/01/R/PP.00.9/07/2025 tentang Simulasi Desain Pelatihan Kurikulum 2025, serta Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dirumuskan pada 9 Juli 2025 di Pascasarjana UINSA, Tower KH. Mahrus Aly. Blueprint ini menjadi panduan terpadu untuk memastikan tahapan pengembangan kurikulum berjalan sistematis, terukur, selaras dengan visi universitas, regulasi pendidikan tinggi, serta tuntutan zaman. Dokumen ini memuat lima tahap awal yang dijadwalkan ketat mulai pertengahan Juli hingga akhir Agustus 2025. Tahap pertama adalah Pelatihan Evaluasi Kurikulum, mencakup analisis ketercapaian CPL, evaluasi kebutuhan, peninjauan visi-misi keilmuan, dan landasan pengembangan kurikulum. Kegiatan ini dilaksanakan mandiri oleh masing-masing Unit Pengelola Program Studi (UPPS) pada 14-18 Juli 2025 dengan melibatkan pemangku kepentingan, menghasilkan rumusan identitas prodi hingga strategi pengembangan.
Tahap kedua, penyusunan capaian pembelajaran lulusan (CPL), digelar 22-24 Juli 2025 di GreenSA, Sedati, Sidoarjo, yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM). Forum ini diikuti jajaran pimpinan fakultas/pascasarjana dan tim penyusun kurikulum untuk merumuskan profil lulusan yang menjadi arah kompetensi prodi. Masih pada 22–24 Juli 2025, tahap ketiga yakni pembentukan mata kuliah berdasarkan CPL difokuskan pada perumusan bahan kajian, penetapan nama mata kuliah, bobot SKS, serta pemetaan kurikulum yang selaras dengan masa tempuh studi. Tahap keempat, penyusunan struktur kurikulum, RPS, dan instrumen penilaian, dijadwalkan pada 29-30 Juli 2025. UPPS akan menghasilkan dokumen struktur kurikulum, rencana pembelajaran semester, hingga mekanisme pelaksanaan hak belajar mahasiswa. Tahap kelima, pengukuran ketercapaian CPL, berlangsung 7-8 Agustus 2025, kembali di GreenSA, sebagai pijakan integrasi kurikulum ke dalam sistem SINAU-Learning Manajemen System (LMS) UINSA. Dua tahap lanjutan yakni ekspose hasil dokumen formal kurikulum kepada pimpinan dan penandatanganan serentak kurikulum 2025 akan dijadwalkan melalui nota dinas tersendiri. Melalui LPM juga menegaskan bahwa panduan penyusunan dan pelatihan kurikulum dapat diakses melalui tim penyusun dan master trainer di masing-masing UPPS. Sementara pengembangan aplikasi integrasi kurikulum ke SINAU-LMS akan dimulai setelah seluruh tahapan paripurna, dikoordinasikan oleh Wakil Rektor I bersama LPM dan jajaran terkait. Seluruh proses ini berada di bawah supervisi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan dan LPM. Koordinasi teknis akan dilakukan secara berkala untuk memastikan mitigasi risiko berjalan efektif.
Snap Point 4: Sinergi Kolosal 77 Program Studi
Tiga hari yang mengubah arah masa depan kurikulum UINSA dimulai pada 22-24 Juli 2025. Di Greensa Sidoarjo, denyut kolaborasi akademik berpadu dengan semangat pembaruan dalam pelatihan tingkat universitas bertajuk “CPL dan Pembentukan Mata Kuliah”. Selama tiga hari penuh, ruang-ruang diskusi dipenuhi 490 peserta yang terdiri dari pimpinan universitas, pengelola 10 Unit Pengelola Program Studi (UPPS), dosen pengampu dari 76 program studi, serta tim penjaminan mutu. Pelatihan ini menjadi langkah lanjut dari Nota Dinas Rektor tentang penyusunan Kurikulum 2025. kegiatan ini menandai keteguhan UINSA untuk melangkah dari sekadar prosedur menjadi sinergi kolosal sebuah gerakan akademik bersama yang visioner, berdampak, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar memenuhi kewajiban administratif, kegiatan ini menjadi bukti konkret transformasi paradigma pada penyusunan kurikulum yang diarahkan pada perubahan substansial, memastikan setiap capaian pembelajaran lulusan (CPL) benar-benar terukur. Lebih teknis lagi pada kegiatan ini, para UPPS dan prodi memantabkan Profil lulusan, CPL, bahan kajian dan mata kuliah. Profil lulusan merupakan arah fundamental yang menggambarkan peran, karakter, dan kompetensi ideal yang harus dimiliki oleh alumni suatu program studi. Dari profil ini kemudian diturunkan CPL yang dirumuskan secara lebih operasional dan terukur, sehingga dapat menjadi indikator ketercapaian kompetensi mahasiswa sepanjang proses pendidikan. Agar CPL dapat diwujudkan secara konsisten, disusun bahan kajian yang merepresentasikan substansi keilmuan, keterampilan, serta nilai-nilai yang relevan. Bahan kajian tersebut selanjutnya diorganisasikan ke dalam mata kuliah sebagai wadah pembelajaran formal. Dengan demikian, setiap mata kuliah memiliki kontribusi yang jelas dan terukur terhadap pencapaian CPL sekaligus memastikan keselarasan dengan profil lulusan yang telah ditetapkan. Pendekatan ini menandai langkah nyata bahwa redesign kurikulum UINSA bukan lagi sekadar proses birokratis, tetapi gerakan kolaboratif berskala besar, sinergi kolosal, yang menggabungkan pemikiran strategis, kreativitas akademik, dan komitmen bersama untuk menghasilkan kurikulum unggul, adaptif, dan berdampak.
Aktivitas sinergi kolosal diatas, sebelumnya diawali dengan evaluasi kurikulum yang dilaksanakan secara mandiri oleh masing-masing Unit Pengelola Program Studi (UPPS) pada 14–18 Juli 2025. Pelatihan ini mencakup analisis ketercapaian CPL, evaluasi kebutuhan, peninjauan visi-misi, serta penguatan landasan pengembangan kurikulum. Melalui proses ini, setiap UPPS melibatkan pemangku kepentingan secara aktif, mulai dari dosen, mahasiswa, alumni, hingga mitra eksternal untuk merumuskan identitas program studi dan menyusun strategi pengembangan yang visioner. Momentum tersebut berlanjut pada 21 Juli 2025, ketika Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) menyelenggarakan acara daring bertajuk “Inspiring & Best Practice tahap I penyusunan kurikulum”. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari seluruh 10 UPPS yang berbagi pengalaman terbaik dalam merancang kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) tahap pertama, sehingga menjadi ajang saling belajar dan memperkaya wawasan sebelum memasuki tahap penyusunan kurikulum yang lebih mendalam.
Snap Point 5:CBC 2025: Validasi Kurikulum Menuju Transformasi Akademik
Memasuki fase krusial penyusunan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) melalui pelaksanaan Curriculum Blueprint Checkpoint (CBC) 2025 yang dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2025 yang berlangsung di ruang kelas lantai 7 dan 8 Tower KH. Mahrus Aly, Kampus Ahmad Yani, Pascasarjana UINSA. CBC ini sebuah forum strategis untuk memastikan setiap program studi memiliki kurikulum yang visioner, terukur, dan relevan dengan kebutuhan global. evaluasi formatif bukan sekadar prosedur, melainkan fondasi untuk menyelaraskan rancangan kurikulum dengan visi institusi dan tuntutan akademik. Kegiatan ini menekankan komitmen mendalam bahwa evaluasi ini merupakan langkah afirmatif untuk memastikan setiap program studi berjalan sesuai distingsinya. CBC juga secara sistematis menggunakan parameter dan indikator penilaian, agar evaluasi dilakukan secara objektif dan konsisten.
Sebanyak 29 anggota panel checkpoint, mewakili Dekan, Direktur pascasarjana, Wakil Dekan Bidang Akademik Kelembagaan, LPM dan tim penyusun panduan kurikulum aktif mengevaluasi presentasi dari 77 program studi, yang dibagi dalam 11 panel diskusi. Setiap prodi memaparkan draf kurikulum lengkap dari Bab I hingga Bab VIII dan kertas kerja excel mencakup Tabel 1 hingga Tabel 16, menunjukkan bahwa rancangan kurikulum sudah matang dan menyeluruh.
Khulāṣah
Dari lima titik penting yang terpatri di linimasa ini, kita belajar bahwa kurikulum bukan sekadar dokumen, melainkan nafas panjang peradaban kampus. Setiap snap point adalah jejak tekad, keringat, dan doa yang memadukan visi akademik dengan semangat pengabdian. Kurikulum 2025 kini bukan lagi rancangan di atas kertas, ia telah hidup, siap menuntun generasi UINSA menuju cakrawala keilmuan yang lebih tinggi, bermartabat, terkemuka dan mendunia. Pembaca budiman, tunggu snap point selanjutnya ya, terima kasih. Bersama kita mampu, Merdeka, Amien.