SEMBILAN MAHASISWA FUF UIN SUNAN AMPEL TUNTASKAN TUGAS AKHIR NON-SKRIPSI MELALUI PUBLIKASI JURNAL NASIONAL BEREPUTASI
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA- Menjelang akhir tahun 2025, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya mencatat capaian akademik yang membanggakan. Pada separuh akhir bulan Desember, fakultas ini berhasil menyelenggarakan empat kali sidang munaqasyah tugas akhir jalur non-skripsi yang diikuti oleh sembilan mahasiswa semester tujuh dari tiga program studi.
Kesembilan mahasiswa tersebut adalah Wahyu Maulana dari Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI); Taufikurrohman dari Program Studi Studi Agama-Agama (SAA); serta Almughni Mika, Nur Maulidya Wardatur Rohmah, Shinta Nuriyah Hadiana, Nurul Hafizoh, Farichatul Fauziyah, Rodina Billah, dan M. Satrio Wibowo Z. dari Program Studi Ilmu Hadis (ILHA). Seluruh peserta munaqasyah telah memenuhi persyaratan tugas akhir non-skripsi dengan menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal bereputasi nasional terindeks SINTA peringkat 1 hingga 3.
Sidang pertama diselenggarakan pada Selasa, 16 Desember 2025 pukul 13.00-15.00 WIB. Dalam munaqasyah awal tersebut, Wahyu dan Taufikurrohman mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan artikel ilmiah mereka di hadapan tim penguji yang terdiri dari: Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil.I., Dr. Akhmad Siddiq, M.A., Dr. Haqqul Yaqin, M.Ag., Dr. Fikri Mahzumi, S.Hum., M.Fil.I..

Wahyu menulis artikel berjudul “Power Relations in the Doctrine of Love for Ahlubait: A Foucauldian Analysis of the Martajasah Community in Madura” yang terbit di Islamic Review: Jurnal Riset dan Kajian Keislaman (SINTA 3) milik Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati. Ia mengkaji tentang bagaimana doktrin cinta ahlulbait pada Martajasah Madura dengan menyoroti relasi-kuasa yang tercipta melalui perspektif Michel Foucault.
Sementara itu, artikel Taufikurrohman berjudul “Legitimasi Agama Terhadap Perlawanan Rasisme: Analisis Film Pengepungan di Bukit Duri Perspektif Emile Durkheim” terbit di Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan (SINTA 3) milik Universitas Islam Riau. Dalam artikel tersebut, ia mengkaji bagaimana agama berperan sebagai sumber legitimasi moral dan social dalam menghadapi serta menolak praktik rasisme yang tergambar dalam film Pengepungan di Bukit Duri.

Sidang kedua dilaksanakan pada Senin, 22 Desember 2025, pukul 13.00–15.30 WIB, dengan tiga peserta, yakni Almughni Mika, Nur Maulidya Wardatur Rohmah, serta Shinta Nuriyah Hadiana. Ketiganya diuji oleh Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil.I., Dr. Ida Rochmawati, M.Fil.I., Hasan Mahfudh, M.Hum., dan Dakhiratul Ilmiyah, S.Ag., M.H.I.
Artikel Almughni terbit di jurnal ADDIN: Media Dialektika Ilmu Islam (SINTA 1, Scopus) milik IAIN Kudus dengan judul “Reclaiming Justice in Marital Hadith Interpretation: A Netnographic and Mubadalah Analysis of Instagram Discourse”. Dalam penelitiannya, Almughni menyoroti pentingnya penafsiran kontekstual saat menyampaikan ajaran agama di media sosial, khususnya terkait pernikahan dan hubungan gender. (Lihat berita lengkapnya di sini)
Sementara itu, Nur Maulidya menerbitkan artikelnya di jurnal Nabawi: Journal of Hadith Studies (SINTA 2)milik Ma’had Aly Hasyim Pesantren Tebuireng dengan judul “The Legitimazing Power of Hadith in Anti-Mawlid Discourse: A Critical Discourse Analysis of Salafi Ideology on Social Media”. Dalam artikel tersebut, ia menelaah secara kritis penggunaan hadis dalam konstruksi narasi anti-Maulid yang disebarkan melalui media social.
Sementara itu, artikel Shinta terbit di Islamuna Jurnal; Studi Islam milik UIN Madura (SINTA 3) dengan judul “The Commodification of Children on Social Media: Exploring Child Exploitation through Hadith and Islamic Parenting Ethics”. Dalam penelitiannya, ia mengkaji praktik eksploitasi anak yang terjadi di media social, khususnya TikTok.

Rangkaian munaqasyah berlanjut pada Selasa, 23 Desember 2025. Pada sesi pagi pukul 08.00–09.45 WIB, Nurul Hafizoh dan Farichatul Fauziyah menjalani sidang dengan tim penguji yang terdiri atas Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil.I., Nur Hidayat Wakhid Udin, M.A., Dr. Akhmad Siddiq, M.A., serta Dakhiratul Ilmiyah, S.Ag., M.H.I.
Artikel Nurul berjudul “Digital Pranks and Islamic Ethics: A Critical Discourse Study of Aa Gym and Hadith on Humor” terbit di jurnal Al-Tahrir Jurnal Pemikiran Islam (SINTA 2) milik IAIN Ponorogo. Artikel tersebut menganalisis respons kritis Aa Gym terhadap fenomena prank yang kerap terjadi di media sosial. Sementara itu, artikel Farichatul yang berjudul “Integrating Hadith and Science in the Digital Sphere: A Haughtian Analysis of Virtual Religious Content” terbit di jurnal Ulul Albab: Jurnal Studi Islam (SINTA 2) milik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam kajiannya, Farichatul menganalisis bagaimana dakwah digital mengkonstruksi relasi antara sains dan hadis

Pada sesi siang hari pukul 13.00–15.00 WIB, Rodina Billah dan M. Satrio Wibowo Z. mengikuti sidang munaqasyah dengan tim penguji Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil.I., Dr. Ida Rochmawati, M.Fil.I., Fathoniz Zakka, Lc., M.Th.I., dan Dr. Akhmad Siddiq, M.A.

Satrio mempresentasikan artikel berjudul “Negotiating The Sacred: Rajah, Orthodoxy, and the Digital Reframing of Islamic Symbol” yang terbit di Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman (SINTA 2) milik UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Artikel tersebut menganalisis konstruksi makna rajah dalam media sosial dan respons netizen terhadapnya, sekaligus menimbangnya melalui perspektif pemaknaan hadis.
Setelah itu, giliran Rodina yang mempresentasikan artikelnya yang terbit di Esensia (SINTA 2) milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “Framing Religious Pluralism as Deviation: A Digital Hadith-Based Discourse of Salafism on Instagram”. Artikel tersebut menganalisis akun media sosial yang secara konsisten menggambarkan pluralisme agama sebagai penyimpangan dari akidah Islam dengan merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits.

Pelaksanaan seluruh sidang munaqasyah tersebut berlangsung dalam suasana yang santai namun tetap serius. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh para penguji dapat dijawab oleh para peserta sidang secara tegas dan lugas dengan merujuk pada data serta temuan penelitian yang mereka peroleh. Pada beberapa sesi, sidang berkembang menjadi diskusi terbuka antara penguji dan peserta yang sesekali diselingi humor sebagai pencair suasana. Dukungan dan respons positif dari para penonton turut menambah dinamika persidangan, sehingga keseluruhan proses munaqasyah berlangsung hidup dan konstruktif.
Pelaksanaan munaqasyah ini merupakan implementasi dari peraturan akademik yang ada. Sebagaimana tercantum dalam Pedoman Akademik UIN Sunan Ampel Surabaya Tahun 2025, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menempuh tugas akhir melalui jalur non-skripsi, dengan ketentuan menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal bereputasi sesuai kriteria yang ditetapkan, yaitu minimal SINTA 3. Capaian sembilan mahasiswa FUF ini menunjukkan meningkatnya budaya akademik dan produktivitas riset mahasiswa di tingkat nasional.
Seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang berhasil menembus jurnal bereputasi nasional, peluang pelaksanaan munaqasyah tugas akhir non-skripsi diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun mendatang. Kondisi ini menjadi indikator positif bagi penguatan tradisi riset, publikasi ilmiah, serta integrasi keilmuan di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.