UINSA Newsroom, Selasa (09/12/2025); Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat kompetensi digital di lingkungan kampus. Melalui Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PUSTIPD), UINSA menginisiasi kegiatan Sekolah Teknologi bertajuk ‘Digital Forensik sebagai Pilar Perlindungan Data Pribadi di Lingkungan Kampus,’ pada Selasa, 9 Desember 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Amphiteater Lantai 3 Tower Teungku Ismail Yakub, Kampus A. Yani UINSA Surabaya ini digelar dalam rangka meningkatkan pemahaman serta keterampilan civitas akademika dalam bidang teknologi informasi. Khususnya keamanan digital yang kini menjadi kebutuhan penting dalam perkembangan era teknologi.
Acara dibuka langsung Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D. Turut hadir dan mendampingi, jajaran pimpinan manajemen dan seluruh civitas akademika UINSA. Dalam kesempatan, PUSTIPD menghadirkan dua narasumber profesional di bidang hukum dan forensik digital.
Adalah Tri Indra Wahyudi, S.H. (Senior Digital Forensik Kejaksaan Tinggi Jawa Timur) serta Annas Huda Sofianuddin, S.H., M.H. (Kasubsi I Intelijen Kejaksaan Negeri Surabaya). Keduanya memberikan materi terkait investigasi insiden siber di lingkungan kampus, kewaspadaan terhadap ancaman digital, hingga aspek hukum digital forensik dan UU ITE.
Dalam sambutannya, Rektor menekankan bahwa literasi digital sangat penting untuk mencegah berbagai risiko akibat perkembangan teknologi informasi. “Perkembangan digital hari ini kalau kita tidak mengerti secara teknis, itu bahaya sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rektor menyebutkan bahwa digital forensik memiliki peran penting sebagai instrumen keilmuan dalam memperkuat keyakinan mengenai hal-hal yang tak kasat mata. “Digital forensik adalah instrumen sekaligus produk keilmuan yang membuat kita makin dekat dengan keyakinan utama bahwa yang gaib itu ada,” ungkapnya.
Rektor juga berharap, kegiatan ini dapat berlanjut dalam program lanjutan yang melibatkan mahasiswa secara langsung. Menurutnya, generasi muda saat ini sangat akrab dengan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI). Sehingga dosen dan tenaga kependidikan juga perlu memperkuat pemahaman teknis terkait hal tersebut. “Tantangan hidup di era digital luar biasa, mahasiswa generasi Z sangat literate dengan teknologi ini, maka kita perlu membekali diri bersama,” tutup Prof. Muzakki.
Pada sesi materi, Tri Indra memaparkan pentingnya keamanan komunikasi dan informasi sebagai upaya pencegahan ancaman siber di lingkungan kampus. Ia menyampaikan, bahwa keamanan komunikasi adalah sebagai upaya untuk melindungi informasi dan komunikasi dari akses, penggunaan, pengungkapan, modifikasi, penghancuran, atau gangguan yang tidak sah.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa memberikan pemahaman yang lebih luas tentang kebijakan keamanan, membantu mengidentifikasi serangan dan memperkuat pertahanan organisasi. “Security awareness sebagai suatu sikap untuk meminimalisir terjadinya insiden maupun kejahatan siber,” pesannya.
Sementara itu, Annas Huda menjelaskan materi mengenai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Mulai dari isu kesusilaan, penyebaran hoaks, perjudian online, hingga pencemaran nama baik. Ia menegaskan, bahwa negara hadir untuk melindungi masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara bijak. “Kalau dulu ada pepatah mulutmu harimaumu, tapi sekarang jagalah jari-jarimu agar terhindar dari ancaman pidana UU ITE,” pesannya diakhir pemaparan.
Melalui kegiatan ini, UINSA berharap dapat mencetak insan akademik yang memiliki kecakapan digital, wawasan hukum yang kuat, serta mampu beradaptasi dengan tantangan keamanan siber di era teknologi yang semakin maju. Acara ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem digital kampus yang aman, cerdas, dan berdaya saing. (Nls/Humas)
Reportase: Nilasari
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Mualam
