Fakultas Psikologi dan Kesehatan
November 28, 2025

Prof. Dr. phil. Khoirun Niam Dorong Transformasi Pengembangan Keilmuan Pesantren: Tinjauan Sosiologi Pengetahuan Islam

Prof. Dr. phil. Khoirun Niam Dorong Transformasi Pengembangan Keilmuan Pesantren: Tinjauan Sosiologi Pengetahuan Islam

Surabaya – (25/11/2025) Pengukuhan Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) sebagai Guru Besar ke-105 dalam bidang Sosiologi dan Pengetahuan Islam menjadi momentum penting bagi pengembangan kajian keilmuan pesantren di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Arah Pengembangan Keilmuan Pesantren: Tinjauan Sosiologi Pengetahuan Islam” yang mendapat perhatian besar dari para civitas akademika.

Dalam orasi ilmiahnya, beliau menguraikan secara komprehensif ruang lingkup sosiologi pengetahuan Islam. Bahasan tersebut mencakup struktur dan hierarki keilmuan, jenis-jenis pengetahuan yang berkembang di lingkungan pesantren, peran institusi, aktor serta otoritas keilmuan, sistem dan proses sistemik yang dihasilkan, hingga interaksi antar institusi dalam ekosistem keilmuan Islam. Selain itu, beliau menyinggung dinamika, konflik, serta arah perubahan dalam pengembangan pengetahuan Islam di pesantren.

Beliau juga memaparkan temuan penelitian terbaru yang dilakukan bersama tim, berjudul “Pesantren Pendidikan Tinggi dan Proses Intelektualisasi: Kontribusi Ma’had Aly dan Pascasarjana dalam Dinamisasi Kajian Keilmuan Pesantren.” Terdapat tiga poin penting yang ditekankan dalam penelitian tersebut yaitu kondisi dan dinamika pendidikan tinggi di pesantren khususnya pada jenjang pascasarjana dan Ma’had Aly, proses sinergis dalam pengembangan keilmuan di pesantren yang memiliki jenjang pendidikan tinggi, serta proses kreatif intelektualisasi ilmu Islam yang terus tumbuh pada institusi pesantren tingkat lanjut tersebut.

Dalam kajiannya, beliau juga menyoroti hasil klasifikasi Martin van Bruinessen terhadap 900 kitab salafi yang diteliti. Dari total tersebut, ditemukan bahwa karya bertema fikih mendominasi sebesar 20%, disusul aqidah sebesar 17%, dan bahasa Arab sebanyak 12%. Sementara sisanya meliputi hadis, tasawuf, akhlak, kumpulan doa, wirid dan mujarabat, kisah para nabi, maulid, serta manaqib. Data ini menunjukkan arah dominasi pengetahuan yang berkembang di lingkungan pesantren.

Lebih jauh, beliau mengangkat analisis para ahli mengenai dominasi fikih dalam kultur pesantren. Menurut beliau, masyarakat pesantren mengutamakan fikih sebagai landasan perilaku dan sikap hidup. Namun, persoalan muncul ketika fikih yang begitu dominan ini belum sepenuhnya dioperasionalkan secara aplikatif dalam kehidupan sosial. Produk hukum yang dihasilkan masih cenderung sebatas mengikuti teks kitab kuning tanpa adaptasi kontekstual.

Beliau menegaskan bahwa metode yang digunakan dalam pembahasan hukum fikih masih berpusat pada pendekatan tekstualistik dan formalitas. Hukum sering kali dibumikan sebagai sesuatu yang sakral tanpa mempertimbangkan aspek biologis, sosial, ekonomi, dan ideologis masyarakat. Melalui orasi ilmiah ini, beliau mendorong terjadinya transformasi keilmuan pesantren yang lebih responsif terhadap perubahan sosial dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan peradaban Islam di Indonesia.

Writer: Zulfan Vista Ahmadi
Editor: Lail Zahwa Efrilia Dwi Efendi
QC: Firda Rodliyah, S.Sos. M.A.

Spread the love

Tag Post :

#FPK, #FPKUINSA, #FPKUINSA2025, #uinsa, #UINSA2025

Categories

Berita