
FISIP UINSA – Rabu 03 Desember 2025 Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menyelenggarakan sosialisasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) khusus program magang bagi mahasiswa semester 5. Agenda ini menjadi pertemuan penting untuk mempersiapkan mahasiswa yang akan melaksanakan magang pada semester 6, sekaligus memastikan peningkatan mutu dan relevansi penempatan magang dengan bidang keilmuan politik.
Kegiatan yang digelar di lingkungan FISIP UINSA tersebut dibuka oleh Wakil Dekan I, Dr. Iva Yulianti Umdatul Izzah, M.Si., yang dalam sambutannya menekankan bahwa MBKM bukan sekadar salah satu program wajib, tetapi merupakan jembatan penting untuk memasuki dunia profesional. Menurutnya, mahasiswa Ilmu Politik perlu memiliki kesiapan mental, kapasitas akademik, serta kemampuan profesional agar dapat memanfaatkan program ini secara maksimal.
“MBKM bukan hanya tentang bekerja di lembaga tertentu selama satu semester. Ini adalah proses pembelajaran yang menuntun mahasiswa pada tingkat kedewasaan akademik, kematangan dalam mengambil keputusan, dan kesiapan menghadapi dunia kerja. Karena itu, persiapannya harus dimulai sejak sekarang,” ujar Dr. Iva dalam arahannya.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan inti oleh Ketua Program Studi Ilmu Politik, Dr. Noor Rohman, serta Sekretaris Prodi, Ajeng Widya Prakasita, M.A. Keduanya menyampaikan informasi komprehensif mengenai lokasi magang, persyaratan, mekanisme seleksi, serta jenis lembaga yang menjadi mitra prodi untuk program MBKM.
Dalam paparannya, Dr. Noor Rohman menegaskan bahwa mulai tahun akademik ini, Prodi Ilmu Politik menerapkan mekanisme seleksi yang lebih ketat. Jika sebelumnya mahasiswa dapat memilih lebih banyak jenis instansi untuk magang, kini prodi memastikan bahwa seluruh penempatan benar-benar selaras dengan disiplin ilmu politik.
“Kita ingin menjaga standar kualitas. Magang bukan sekadar formalitas atau kegiatan alternatif. Setiap mahasiswa harus berada di lingkungan yang relevan dengan disiplin politik, baik dalam ranah kebijakan, kepemerintahan, demokrasi, advokasi, riset, maupun lembaga publik,” jelas Noor Rohman.
Ia menambahkan bahwa selektivitas ini dilakukan agar setiap mahasiswa mendapatkan pengalaman magang yang tidak hanya menunjang kemampuan kerja, tetapi juga memperkuat kompetensi akademik, terutama kemampuan analisis politik yang menjadi basis utama kurikulum Prodi Ilmu Politik.
Sementara itu, Ajeng Widya Prakasita, M.A. memberikan gambaran lebih detail mengenai peluang magang di tingkat nasional. Menurutnya, tahun ini Prodi Ilmu Politik UINSA membuka akses yang jauh lebih luas untuk penempatan pada institusi nasional seperti kementerian, lembaga survei, lembaga riset kebijakan, organisasi masyarakat sipil (CSO), partai politik.
“Kami ingin mahasiswa Ilmu Politik UINSA bersaing di tingkat nasional. Karena itu, kami memperbesar peluang bagi mereka untuk magang di Jakarta atau kota-kota lain dengan ekosistem kebijakan dan politik yang lebih dinamis,” ujarnya.
Ajeng juga menekankan pentingnya kesiapan administrasi seperti CV, portofolio akademik, surat rekomendasi, serta capaian mata kuliah yang mendukung. Selain kompetensi, ia menegaskan bahwa soft skills menjadi aspek penilaian penting dalam seleksi magang nasional.
Sesi diskusi berlangsung dinamis. Banyak mahasiswa mengajukan pertanyaan teknis dan substantif, mulai dari syarat administratif, potensi penempatan di luar Surabaya, mekanisme seleksi internal prodi, hingga peluang magang yang dapat berlanjut menjadi kerja profesional.
Beberapa mahasiswa menanyakan mengenai perbedaan MBKM reguler dengan magang mandiri, serta apakah program ini memungkinkan mereka memilih instansi yang berorientasi riset politik, analisis kebijakan publik, atau sektor demokrasi dan pemilu. Prodi merespons secara terbuka dan memberikan arahan agar mahasiswa dapat memetakan minat dan kompetensinya sejak dini.
Dr. Noor Rohman menegaskan bahwa seluruh mahasiswa harus mempersiapkan diri sebaik mungkin karena persaingan di tingkat instansi pemerintah maupun non-pemerintah semakin ketat.
“Kami ingin mahasiswa kita tampil percaya diri, kompeten, dan siap bersaing. Karena itu, mulai dari sekarang siapkan CV, portofolio, dan pahami minat akademik kalian. Prodi akan mendampingi dari tahap awal hingga akhir,” tegasnya.
Selain informasi teknis, kedua narasumber juga memberikan motivasi agar mahasiswa melihat magang MBKM bukan sebagai beban, tetapi sebagai peluang strategis untuk membangun rekam jejak profesional sejak dini. Mahasiswa juga diingatkan bahwa penempatan magang harus dipandang sebagai bentuk tanggung jawab sekaligus amanah intelektual sebagai mahasiswa FISIP UINSA.
Prodi menekankan bahwa mereka akan mendukung penuh upaya mahasiswa yang ingin mengembangkan pengalaman profesional di lembaga pemerintah, organisasi internasional, lembaga legislatif, ataupun lembaga think tank yang bergerak di bidang politik dan kebijakan publik.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, Prodi Ilmu Politik FISIP UINSA menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Selektivitas penempatan bukan untuk memperketat ruang gerak mahasiswa, melainkan untuk memastikan relevansi akademik dan peningkatan kualitas lulusan.
Dengan persiapan yang matang serta pendampingan intensif yang diberikan prodi, mahasiswa Ilmu Politik diharapkan mampu menghadapi tantangan MBKM dengan lebih percaya diri, kompeten, dan profesional. (BsR)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.