Surabaya – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya memperkuat komitmen Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penerimaan kunjungan kerja dari tim delegasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada Kamis, 30 Oktober 2025. Kunjungan strategis ini berfokus pada studi banding kurikulum, praktik laboratorium, dan program unggulan yang menjadi penciri khas Program Studi Sosiologi.
Kegiatan yang berlangsung hangat di lingkungan FISIP UINSA Surabaya ini disambut langsung oleh jajaran pimpinan fakultas. Hadir menyambut delegasi adalah Dr. Iva Yulianti Umdatul Izzah, M.Si. (Wakil Dekan I), didampingi oleh tim Program Studi Sosiologi yaitu Dr. Dwi Setianingsh, M.Pd.I, (Kepala Program Studi Sosiologi), dan Masitah Effendi, M.Sosio. (Sekretaris Program Studi Sosiologi).
Fokus pada Kurikulum Sosiologi yang Adaptif dan Inovatif
Kedatangan tim delegasi dari FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung bertujuan khusus untuk menggali informasi dan mengadopsi praktik terbaik terkait pengelolaan akademik dan non-akademik di Program Studi Sosiologi FISIP UINSA Surabaya. Mereka tertarik mempelajari kurikulum yang digunakan, model praktik laboratorium, serta kegiatan-kegiatan yang menjadi identitas pembeda (penciri khas) prodi tersebut.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP UINSA Surabaya, Dr. Iva Yulianti Umdatul Izzah, M.Si., menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif kolaborasi ini. “Kami merasa terhormat menjadi rujukan bagi FISIP UIN Sunan Gunung Djati. Kesempatan ini adalah momentum berharga bagi kedua institusi untuk saling berbagi pengalaman dan menyusun praktik baik bersama, terutama dalam memastikan layanan pendidikan tinggi kita senantiasa relevan dan adaptif terhadap perkembangan sosial dan digital saat ini,” ujar Dr. Iva.

Sesi sharing dan diskusi kemudian dipimpin oleh tim Program Studi Sosiologi. Dr. Dwi Setianingsh, M.Pd.I., selaku Kaprodi, memaparkan secara rinci mengenai struktur kurikulum Sosiologi FISIP UINSA. Beliau menjelaskan bagaimana kurikulum tersebut dirancang untuk mengintegrasikan keilmuan sosial-keagamaan yang menjadi ciri khas UINSA, dengan penekanan kuat pada analisis isu-isu sosial kontemporer dan penguatan kompetensi berbasis data.
“Kurikulum kami sangat menekankan pada keseimbangan antara teori klasik dan implementasi praktis di lapangan, serta integrasi nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal. Ini sejalan dengan upaya kita dalam mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” jelas Dr. Dwi.
Sementara itu, Masitah Effendi, M.Sosio., sebagai Sekprodi Sosiologi, menyoroti aspek fasilitas dan kegiatan pendukung. Ia memaparkan keunggulan Laboratorium Sosiologi, termasuk ruang-ruang diskusi tematik dan peralatan untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif. Selain itu, kegiatan yang menjadi penciri khas Prodi Sosiologi UINSA—seperti program sekolah pendamping desa dan socioprenership—turut menjadi poin perhatian utama delegasi Bandung.
“Kami sangat terkesan dengan komprehensifnya kurikulum dan fasilitas lab di UINSA. Terutama program-program penciri khas yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Hal ini memberikan inspirasi besar bagi kami untuk memperkaya program studi di tempat kami,” ungkap perwakilan dari FISIP UIN Sunan Gunung Djati.
Penguatan Institusi Melalui Penandatanganan MoU
Rangkaian kunjungan kerja ini mencapai klimaksnya dengan agenda Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua fakultas. Penandatanganan ini secara resmi menjadi landasan hukum untuk memulai kerja sama yang lebih mendalam di tiga bidang utama Tri Dharma: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Momen penting ini dihadiri langsung oleh Dekan FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd Chalik, M.Ag., yang memberikan bobot strategis pada kegiatan tersebut. Prof. Chalik menyampaikan bahwa MoU ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab kolektif perguruan tinggi dalam memajukan ilmu pengetahuan.
Dalam pidato penutupnya, Prof. Chalik menekankan perlunya kerjasama dan kolaborasi antar perguruan tinggi untuk memajukan layanan pendidikan tinggi di Indonesia. Beliau meyakini bahwa kolaborasi adalah solusi cerdas untuk mengatasi keterbatasan sumber daya dan memperluas dampak positif institusi.
“Di era disrupsi ini, batas-batas institusional harus dicairkan. Sinergi dan kolaborasi adalah kunci untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, riset yang relevan, dan pengabdian masyarakat yang terukur. MoU ini adalah langkah awal yang solid. Kami berkomitmen untuk segera menindaklanjuti dengan program kerja yang konkret, seperti pertukaran dosen, joint research, dan joint conference demi kemajuan umat dan bangsa,” tutup Prof. Chalik, mengakhiri rangkaian kegiatan kunjungan kerja dan penandatanganan MoU yang produktif tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram