Surabaya, 27 Oktober 2025 – Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menggelar acara pekan konseling yang dilaksanakan di amphiteather, lantai 9 kampus Gunung Anyar. Pekan konseling ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap keadaan mental para mahasiswa. Terutama mahasiswa yang sudah mencapai semester akhir.
Kegiatan tersebut dilaksaknakan sebagai bentuk pendampingan bagi mahasiswa. Khususnya mereka yang sedang menghadapi tekanan akademik seperti mahasiswa semester akhir. Melalui acara tersebut Fakultas Adab dan Humaniora berharap agar mahasiswa dapat mendapat dukungan dari segi psikologis serta motivasi dalam menyelesaikan studi-studi mereka.
Acara ini dihadiri oleh tim konselor terdiri dari mahasiswa dari berbagai fakultas diantaranya. Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Ushuluddin (Tasawuf dan Psikoterapi, serta Bimbingan Konseling Islam.
Kegiatan dibuka dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri, dilanjutkan sambutan dari perwakilan Pusat Konseling, Kamilah, yang mewakili Kepala Pusat Konseling UINSA, Ibu Meirina. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa dinamika kehidupan mahasiswa semakin kompleks, terutama bagi mahasiswa semester atas yang tengah berjuang menyelesaikan studi.
“Perubahan dari masa SMA ke perguruan tinggi membutuhkan adaptasi yang baik. Kami berharap mahasiswa bisa menyelesaikan tugas akademiknya dengan optimal. Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan memberikan tips serta pendampingan bagi mahasiswa,” ujarnya.
Sambutan kedua diampaikan oleh Wakil Dekan III FAHUM, Dr. Moh. Khodafi. Beliau menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting karena banyak mahasiswa mengalami stres akibat banyaknya tugas dan tekanan perkuliahan. Dr. Moh. Khodafi mengatakan bahwa Konseling dapat menjadi ruang aman untuk bercerita, tanpa harus curhat di media sosial.
“Setiap prodi sudah memiliki konselor sebaya minimal dua orang setiap angkatan sehingga mahasiswa tidak perlu merasa sendirian,” tutur beliau.
Ia juga menyinggung fenomena perbedaan generasi, antara “strawberry generation” yang mudah rapuh, dan “telo generation” yang tetap tumbuh meski dalam tekanan.
Memasuki sesi inti pertama, Azzahra Laili (Peer Konselor, Prodi Tasawuf dan Psikoterapi) memaparkan pentingnya refleksi dalam menghadapi tekanan akademik.
“Tidak semua perasaan tertekan bisa langsung dinilai sebagai stres. Perlu refleksi untuk mengenal kondisi diri,” jelasnya.
Ia mengutip pesan Buya Hamka yang berbunyi
“Jika seseorang tidak pernah disalahpahami dan tidak pernah punya masalah, berarti ia tidak pernah berjuang.”
Selanjutnya, Vanita Rita Widya Putri (Peer Konselor, Prodi Psikologi) menambahkan bahwa kegagalan adaptasi dapat menurunkan motivasi belajar.
Kegiatan diselingi dengan ice breaking Butterfly Hug untuk membantu relaksasi serta mengelola emosi secara mandiri.
Sesi kedua ditutup dengan layanan konseling on the spot, yaitu pendampingan tatap muka langsung antara mahasiswa dan konselor di Lantai 4 Kampus Gunung Anyar. Mahasiswa diberi ruang untuk berkonsultasi secara intens mengenai berbagai persoalan akademik maupun pribadi.
Dengan terselenggaranya Pekan Konseling 2025 ini, FAHUM berharap mahasiswa semakin sadar bahwa kesehatan mental merupakan bagian penting dalam proses akademik serta kesuksesan studi. Karena pada akhirnya, mahasiswa tidak harus menghadapi semuanya seorang diri
Penulis :
Aniqo Dhamar ‘Asyuro dan Evi Kurnia Putri (Tim Media Fahum)