
Surabaya – (20/09/2025) Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FPK UINSA) telah menyelenggarakan Orientasi Keprodian Magister Psikologi. Kegiatan diikuti oleh mahasiswa S2 psikologi dan S1 psikologi semester 7 di Auditorium lt. 2 Gedung FPK, Kampus Gunung Anyar.
Dr. phil. Khoirun Niam selaku Dekan FPK hadir membuka kegiatan secara resmi dengan dibersamai oleh Dr. Suryani, S.Ag., S.Psi., M.Si., Wakil Dekan (Wadek I), Dr. Nailatin Fauziyah, S.Psi, M.Si. M.Psi.Psikolog, Kepala Program Studi (Prodi) S2 Psikologi, serta M. Syifaul Muntafi, M.Sc., Sekretaris Prodi S2 Psikologi.
Kegiatan pembuka ditutup dengan penyerahan cederamata dan sesi dokumentasi bersama, berlanjut pada kegiatan inti yakni pemaparan materi oleh narasumber, Dr. H. Ahmad Najib, M.Th.I. Materi yang dibawakan selaras dengan tema yang diangkat pada kegiatan ini yakni ‘Pesantren dan Madrasah: Tantangan dan Peluang Psikologi di Masa Depan’.
Narasumber menekankan bagaimana peranan ilmuwan psikologi dalam lingkungan pesantren dan madrasah. Dalam pemaparannya, konselor dijelaskan memiliki cakupan peran yang luas, bukan hanya sebagai problem solver, tetapi juga hadir dengan kepedulian, empati, dan kearifan dalam merespons persoalan santri. Kenakalan santri dipahami sebagai ekspresi dari permasalahan yang belum terselesaikan.
Tak hanya itu, Bapak Ahmad sapaannya, turut menyebutkan beberapa permasalahan dalam lingkungan pesantren, diantaranya homesickness, ketidakmampuan beradaptasi, perundungan, stress, depresi, tekanan akademik, hingga peraturan. Oleh karena itu, konselor sekaligus menjadi teladan (uswah) yang memberi contoh bagi santri.
Beberapa problem psikologis di pesantren masih muncul, bahkan data tahun 2024 menunjukkan bahwa 42% kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan tersebut disusul dengan 31% kasus perundungan, 11% kasus kekerasan psikis, 10% kasus kekerasan fisik, dan 6% kasus diskriminatif. Menjawab hal ini, pemateri menawarkan konsep Pesantren Ramah Anak (PRA) sebagai solusi.
PRA menekankan pola pengasuhan yang tepat, pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan dan layanan kesehatan, pemberian ruang bagi santri untuk menyampaikan kebutuhan, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Selain itu, PRA juga mendorong disiplin tanpa kekerasan.
“Psikologi sebagai ilmu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Dimanapun ada interaksi, disitu dibutuhkan psikologi. Maka, psikologi memiliki peran signifikan dalam membantu penyelesaian persoalan yang muncul di pesantren,” tuturnya menutup sesi pemaparan materi. Sesi tanya jawab oleh peserta menutup serangkaian kegiatan.
Rangkaian kegiatan orientasi keprodian magister psikologi ini menunjukkan bahwa kontribusi Magister Psikologi FPK UINSA memiliki akar yang kuat pada lingkup pesantren dan madrasah. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan keilmuan, tetapi juga menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata dalam menjawab tantangan psikologi di lingkungan pesantren dan madrasah, sehingga kelak mampu menghadirkan perubahan yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Writer: Cahaya Kamila Ashari
Editor: Septi Nur Azizah
QC: Sri Hidayati L., S.KM., M.Kes.