Pusat Mahad Al-Jamiah
October 7, 2025

Musibah Al-Khoziny: Antara Fatalisme Teologis dan Antisipasi Saintifik

Musibah Al-Khoziny: Antara Fatalisme Teologis dan Antisipasi Saintifik

Musibah yang menimpa Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran Sidoarjo adalah duka kita bersama. Setiap nyawa yang melayang meninggalkan luka mendalam, terutama bagi keluarga dan masyarakat pesantren. Namun, di balik musibah ini, kita diajak untuk merenung lebih jauh: bagaimana cara kita memaknai tragedi, baik dalam perspektif teologis maupun saintifik.

Di Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya, Kampus Ahmad Yani, pada Selasa, 7 Oktober 2025, kegiatan dimulai dengan pelaksanaan Shalat Zuhur selanjutnya shalat ghaib dan doa bersama untuk para korban musibah Al-Khoziny. Ratusan jamaah dari civitas akademika UINSA khusyuk mendoakan arwah para santri yang wafat, agar Allah menerima amal ibadahnya dan memberi ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Usai shalat ghaib, dilanjutkan dengan ceramah zuhur yang disampaikan oleh Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D. Beliau menekankan pentingnya membaca musibah dengan dua kacamata sekaligus: teologis sebagai bentuk ketundukan kepada Allah, dan saintifik sebagai ikhtiar rasional untuk mencegah berulangnya tragedi.

Perspektif Teologis: Jalan Kembali kepada Allah

Dalam tradisi keagamaan, musibah selalu dipahami sebagai cobaan sekaligus peringatan. Al-Qur’an menegaskan bahwa segala yang menimpa manusia, baik kebaikan maupun keburukan, pada hakikatnya adalah bagian dari kehendak Allah. Hikmahnya seringkali baru terungkap setelah kita menengok ke belakang. Dengan demikian, sikap terbaik seorang mukmin adalah mengembalikan segala urusan kepada-Nya, seraya memperbanyak istighfar dan memperdalam kesabaran.

Perspektif Saintifik: Hukum Kausalitas dan Mitigasi

Namun di saat yang sama, ilmu pengetahuan memberi kita kacamata lain. Al-Qur’an, dalam Surat Asy-Syûrâ ayat 30, menegaskan bahwa musibah kerap muncul akibat ulah tangan manusia sendiri. Di sinilah pentingnya sikap introspektif, agar kita tidak terjebak pada fatalisme belaka.

Melalui pendekatan saintifik, setiap musibah dapat ditelaah dengan prinsip sebab-akibat. Faktor kelalaian, lemahnya perencanaan, hingga minimnya mitigasi risiko harus menjadi catatan serius.

Dalam kerangka ini, penting mengenalkan ilmu planologi. Planologi atau urban and regional planning adalah ilmu yang mempelajari perencanaan ruang dan kawasan (kota, desa, atau institusi pendidikan), mencakup aspek tata ruang, transportasi, lingkungan, sosial, hingga standar keselamatan bangunan. Fokusnya adalah memastikan agar penggunaan ruang selaras dengan kebutuhan manusia, berkelanjutan, serta minim risiko. Dengan bahasa sederhana: planologi mengajarkan agar ruang tidak hanya dihuni, tetapi juga diperhitungkan—mulai dari kapasitas bangunan, jalur evakuasi, standar keselamatan, hingga sistem pengawasan berkala.

UINSA dan Jalan Tengah: Fatalisme dan Antisipasi

Sebagai lembaga akademik, UIN Sunan Ampel mengajukan posisi jalan tengah. Teologi mengajarkan ketundukan dan tawakal, tetapi ilmu pengetahuan menggariskan antisipasi dan mitigasi. Keduanya tidak perlu dipertentangkan, justru harus dikombinasikan agar lahir tradisi baru: sikap religius yang mengakar sekaligus berbasis ilmu pengetahuan yang terukur.

Musibah Al-Khoziny memberi pelajaran pahit, tetapi sekaligus peluang bagi dunia akademik untuk mengembangkan cabang keilmuan baru yang memadukan perspektif keagamaan dengan ilmu planologi, manajemen risiko, hingga kebijakan publik.

Budaya kita sering melarang untuk “berpikir jelek” tentang musibah, padahal yang dimaksud bukanlah suudzon, melainkan berpikir kausalitas—menganalisis faktor-faktor penyebab dengan jernih. Justru dengan cara itulah kita bisa mengurangi dampak musibah di masa depan.

Antara doa dan data, antara istighfar dan perhitungan, di situlah letak kebijaksanaan umat beriman. Musibah ini seharusnya membuat kita semakin sadar: iman tanpa perencanaan adalah fatalisme, perencanaan tanpa iman adalah kesombongan. Yang dibutuhkan adalah keseimbangan keduanya.

Red. MG

Spread the love

Tag Post :

Categories

Column, Column UINSA, المقالات