
Bojonegoro, 8 November 2025, Dalam semangat meneguhkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) Kementerian Agama RI dan Komisi VIII DPR RI menggelar kegiatan bertajuk “Literasi Keagamaan Moderat Berbasis Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil’Alamin di Kampus PTKI”
Kegiatan ini diikuti oleh 330 peserta yang terdiri atas dosen dan mahasiswa dari berbagai daerah di Jawa Timur. Acara yang dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Muhammad Thohir, S.Ag., M.Pd, menghadirkan narasumber inspiratif yang Direktur NusaEduCenter, Dr. Mufarrihul Hazin dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Abidin Fikri, S.H., M.H. Dalam sambutannya, Dekan FTK UINSA menegaskan menanamkan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin sebagai fondasi pembentukan karakter mahasiswa dan pendidik masa depan. “Kegiatan ini sangat relevan dengan semangat kampus dalam membentuk guru dan calon pendidik yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak moderat. Nilai Islam Rahmatan lil ‘Alamin harus hidup dalam setiap tindakan pendidik agar proses belajar-mengajar menjadi sarana menebar kasih, kedamaian, dan keadilan”, ujar Dekan FTK.
Pada pemaparan materi sesi pertama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, H. Abidin Fikri, S.H., M.H menyoroti peran strategis PTKI dalam memperkuat gerakan Islam moderat di tengah masyarakat. Ia menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara kampus, legislatif, dan pemerintah dalam membangun generasi muda yang religius sekaligus nasionalis. “PTKI harus menjadi pusat lahirnya pemimpin dan intelektual Islam yang mampu menghadirkan wajah Islam yang menyejukkan dan solutif bagi bangsa,” ujarnya.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Mufarrihul Hazin menyampaikan materi tentang pentingnya literasi keagamaan moderat di era digital. Ia menekankan bahwa masyarakat akademik harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi keagamaan secara kritis agar tidak terjebak pada tafsir yang sempit dan eksklusif. Moderasi beragama bukan berarti melemahkan iman, tetapi memposisikan nilai agama agar mampu merangkul, bukan memukul,” tegasnya.

Sesi tanya jawab berlangsung hangat dan interaktif. Para peserta aktif berdialog mengenai strategi konkret dalam membumikan nilai moderasi beragama di lingkungan kampus dan masyarakat. Salah satu peserta yang merupakan mahasiswa menyampaikan kesan positifnya, bahwa kegiatan ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya menjadi Muslim yang terbuka, menghargai perbedaan, dan membawa semangat perdamaian. Literasi keagamaan moderat bukan hanya konsep, tapi gaya hidup yang harus dipraktikkan.
Melalui kegiatan ini, FTK UINSA Bersama Kementerian Agama Republik Indonesia dan Komisi VIII DPR RI menegaskan komitmennya untuk terus menjadi pelopor gerakan literasi keagamaan moderat dan pengarusutamaan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di dunia pendidikan tinggi Islam.