Prodi Pemikiran Politik Islam
July 25, 2025

“Menembus Lingkaran Politik: HMP PPI UINSA Tawarkan Kolaborasi kepada Bakesbangpol Jatim”

“Menembus Lingkaran Politik: HMP PPI UINSA Tawarkan Kolaborasi kepada Bakesbangpol Jatim”

Surabaya, 21 Juli 2025 — Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pemikiran Politik Islam UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar audiensi strategis bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Bakesbangpol Jatim, Surabaya, dan menjadi momen penting dalam upaya memperkuat relasi antara elemen mahasiswa dengan institusi pemerintahan dalam pengembangan wacana politik Islam yang kontekstual dan berorientasi pada perubahan sosial.

Audiensi tersebut dipimpin oleh Syilvia Rahma, selaku Wakil Ketua HMP Pemikiran Politik Islam, yang hadir bersama sejumlah pengurus. Mereka disambut langsung oleh Kepala Bakesbangpol Jatim, Bapak Eddy Supriyanto, S.STP., M.PSDM, yang dengan hangat membuka ruang diskusi sekaligus menyambut baik inisiatif kolaboratif dari kalangan mahasiswa.

Dalam paparannya, Syilvia menyampaikan bahwa tujuan utama audiensi ini adalah menjalin komunikasi awal dan mengajukan rencana kolaborasi kegiatan antara HMP PPI UIN dengan Bakesbangpol Jatim dalam rangka menyukseskan Diskusi Politik Islam Vol. 3, yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada awal September 2025 mendatang. Kegiatan ini menjadi kelanjutan dari agenda diskusi sebelumnya yang telah sukses diselenggarakan oleh HMP sebagai ruang dialektika politik Islam yang progresif, kritis, dan solutif.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi momentum untuk menghadirkan pemikiran-pemikiran alternatif dari perspektif Islam terhadap dinamika politik nasional, terutama di tengah maraknya pragmatisme dan banalitas etika dalam politik kontemporer,” ungkap Syilvia dalam pertemuan tersebut.

Menanggapi inisiatif tersebut, Bapak Eddy Supriyanto menyambut positif rencana kolaborasi ini. Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan bahwa dinamika politik hari ini tidak lagi cukup dijawab dengan wacana normatif atau debat intelektual semata. Menurutnya, kekuatan politik modern justru ditentukan oleh siapa yang mampu menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat.

“Politik hari ini bukan lagi soal siapa yang paling keras bersuara, tetapi siapa yang paling berdampak,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa ruang politik saat ini tengah dikepung oleh “lingkaran setan” yang sarat dengan kepentingan pragmatis dan kepalsuan moral.

Lebih jauh, Eddy menyoroti kondisi politik-ekonomi nasional yang semakin memprihatinkan. Ia menyayangkan fakta bahwa kursi parlemen saat ini kian didominasi oleh individu-individu yang memiliki kekuatan modal, namun minim kapasitas. “Banyak kursi DPR mudah diperjualbelikan. Hari ini, bukan yang berpengalaman atau berilmu yang masuk, tetapi mereka yang memiliki uang—artis, pengusaha. Lalu, ke mana para intelektual politik itu?” ujarnya dengan nada reflektif.

Namun demikian, dalam suasana diskusi yang terbuka dan kritis, Eddy tetap menyuarakan optimisme terhadap generasi muda, khususnya mahasiswa UIN Sunan Ampel. Ia bahkan menaruh harapan besar kepada para mahasiswa pemikiran politik Islam untuk tampil menjadi aktor perubahan yang substantif dalam dunia politik ke depan.

“Saya lebih percaya kepada mahasiswa UIN daripada alumni pondok pesantren ketika bicara soal politik. Kalian belajar agama, tapi juga memahami konteks sosial-politik yang riil,” tuturnya sambil menegaskan bahwa organisasi mahasiswa harus berani bersuara, membela nilai-nilai positif, dan tidak hanya menjadi pengekor atau pembuat onar.

Audiensi ini juga menjadi forum saling tukar pandangan mengenai pentingnya menciptakan platform bersama antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat sipil untuk membangun kesadaran politik yang sehat dan beretika. Diskusi Vol. 3 yang diusulkan oleh HMP PPI UIN dirancang bukan hanya sebagai forum akademik, tetapi juga sebagai sarana advokasi gagasan politik Islam yang progresif dan kontributif terhadap tantangan zaman.

Menutup pertemuan, HMP PPI UIN menyampaikan komitmennya untuk segera menyusun proposal resmi serta menjalin komunikasi lanjutan dengan Bakesbangpol Jatim. Langkah ini dipandang sebagai tindak lanjut konkret dari semangat kolaboratif yang telah terbangun dalam audiensi tersebut.

“InsyaAllah dalam waktu dekat proposal kami sampaikan secara resmi, agar sinergi antara HMP dan Bakesbangpol bisa benar-benar terwujud dalam kegiatan nyata,” pungkas Syilvia.

Melalui kegiatan ini, diharapkan akan lahir ruang strategis bagi mahasiswa, akademisi, serta pemangku kebijakan untuk bersama-sama membangun narasi politik Islam yang tidak hanya idealis di atas kertas, tetapi mampu memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita, News