Kesempatan untuk mengikuti program magang internasional di luar negeri bukanlah hal yang datang secara instan. Bagi akbar, keberhasilan lolos sebagai peserta magang di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kazakhstan merupakan hasil dari proses panjang yang dilandasi oleh tekad kuat, usaha mandiri, serta dukungan luar biasa dari lingkungan akademik. Perjalanan ini tidak hanya menjadi pencapaian personal, tetapi juga tonggak penting dalam perjalanan akademik sebagai mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya.
Ketertarikan untuk mengikuti magang internasional berawal dari pengamatan terhadap kakak-kakak tingkat yang sebelumnya pernah mengikuti program ke luar negeri, meskipun dalam durasi yang relatif singkat dan belum terintegrasi dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dari situ, muncul keinginan besar dalam diri akbar untuk mencari peluang yang lebih substansial dan relevan dengan bidang keilmuan. Tanpa banyak panduan, berawal dari menggali informasi secara mandiri dan otodidak, dengan keyakinan bahwa kesempatan global dapat diraih melalui usaha yang konsisten.
Pilihan untuk magang di KBRI dilandasi oleh latar belakang akademik sebagai mahasiswa Hubungan Internasional. Lingkup kerja kedutaan besar sangat relevan dengan studi diplomasi, hubungan antarnegara, serta representasi kepentingan nasional. Perjalanan menentukan negara tujuan tidak berlangsung mulus. Beberapa opsi sempat dipertimbangkan, mulai dari KBRI di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, KBRI di Malaysia, KBRI di Manila, hingga KJRI di Guangzhou, namun belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya, muncul peluang melalui FYP di Beranda Tiktok yang menunjukkan keindahan Almaty, Kazakhstan.
Dengan penuh keberanian, akbar memberanikan diri menghubungi Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan, Bapak Dr. M. Fadjroel Rachman, melalui pesan langsung dengan DM di Instagram. Di luar dugaan, pesan tersebut mendapat balasan. Momen ini menjadi titik balik penting, karena kemudian diminta untuk mengirimkan proposal dan surat pengantar resmi melalui WA Pak Agung salah satu Staff Ahli dari KBRI Astana yang membidangi program Internship dan mengarahkan untuk mengirimkan berkas melalui alamat email yang tercantum di situs resmi KBRI Kazakhstan. Bagi akbar ini merupakan langkah awal yang sangat berarti dalam perjalanan magang internasional tersebut.
Tahapan seleksi diawali dengan proses administrasi yang cukup menantang. Penyusunan proposal menjadi pekerjaan rumah terbesar, mengingat saat itu akbar masih berada di semester tiga dan menuju semester 4 dan belum memiliki panduan dari kakak tingkat. Proposal tersebut disusun secara mandiri pada semester empat, dengan memuat rencana kegiatan magang serta fokus bidang yang ingin ditekuni. Selain itu, juga harus mengurus surat pengantar resmi dari rektor universitas, sesuai dengan ketentuan institusi bahwa magang di luar kawasan Asia Tenggara memerlukan rekomendasi langsung dari rektorat, yakni dari Prof. Dr. H. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D Proses ini mengajarkan tentang pentingnya inisiatif, keberanian mencoba, dan ketekunan. Tantangan terberat bukanlah pada teknis seleksi, melainkan pada keberanian untuk memulai. Alhamdulillah, selama proses tersebut akbar tidak pernah benar-benar menyerah, karena keinginan besar telah menjadi bahan bakar utama perjuangan ini.
Dukungan dari Civitas akademika menjadi faktor yang sangat menentukan. Para dosen dan pimpinan fakultas memberikan bantuan luar biasa, baik secara administratif maupun moral. Bapak Lutfi selaku Sekretaris Program Studi, Ibu Riris selaku Ketua Program Studi Hubungan Internasional, Bapak Dekan Prof. Chalik, serta seluruh jajaran fakultas dan program studi memberikan dukungan penuh hingga dinyatakan lolos. Ibu Iva dan Bapak Ilyas juga memberikan dukungan berarti. Dukungan juga datang dari Wali Akademik, Bapak Zudan, yang senantiasa mendoakan dan mendampingi proses seleksi. Ke depan, pendampingan akademik akan dilakukan oleh Ibu Aniek sebagai dosen monitoring yang dijadwalkan hadir langsung di Kazakhstan.

Ketika pengumuman kelulusan disampaikan, perasaan haru, bahagia, dan lega bercampur menjadi satu. Seluruh kelelahan dan perjuangan terasa terbayar. Keluarga, khususnya orang tua, turut merasakan kebanggaan atas pencapaian ini, terlebih dengan harapan besar agar dapat melanjutkan studi magister di luar negeri. Bagi akbar, magang ini bukan hanya pengalaman profesional, tetapi juga langkah awal dalam perjalanan akademik yang lebih luas. Sebagai mahasiswa UINSA, kesempatan ini menjadi sejarah tersendiri karena belum pernah ada mahasiswa yang mengikuti magang di KBRI Astana, Kazakhstan, dan akbar berharap dapat menjadi pelopor.
Pengalaman ini juga menjadi kali pertama tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang panjang. Akbar berharap, melalui magang internasional ini, akan terbuka lebih banyak peluang, jejaring global, serta kesempatan akademik dan profesional di masa depan. Perjalanan ini mengajarkan bahwa mimpi besar membutuhkan keberanian, kerja keras, dan dukungan bersama untuk dapat terwujud. MJA
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram.