Prodi Ilmu Hadist
October 8, 2025

Mahasiswa Ilmu Hadis FUF Lolos 6 Besar KTIQ di MTQ Jawa Timur ke-31

Mahasiswa Ilmu Hadis FUF Lolos 6 Besar KTIQ di MTQ Jawa Timur ke-31

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) kembali menorehkan capaian membanggakan melalui prestasi akademik mahasiswanya. Muhammad Sulaiman Hasyim, mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis semester 7 asal Kabupaten Lamongan, sukses melaju hingga babak semifinal cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-31 tingkat Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di Kabupaten Jember.

Sulaiman, mahasiswa yang kerap disapa demikian oleh rekan-rekannya, tidak pernah menyangka akan tampil di cabang KTIQ.Ia bercerita, proses seleksi peserta kafilah Kota Surabaya telah berlangsung sejak satu tahun lalu melalui MTQ tingkat kota. Dari ajang tersebut, dipilihlah para juara terbaik yang kemudian dibina secara intensif oleh lembaga pembinaan kafilah kota Surabaya.Selama setahun penuh, digelar 13 kali pembinaan yang dipusatkan di gedung STIESIA Surabaya.

Namun, pada tahap pembinaan ke-9, terjadi penurunan performa dari peserta KTIQ putra sehingga pembina, Prof. Abdul Kadir Riyadi, segera mencari sosok pengganti. Sulaiman yang kala itu sedang dipersiapkan untuk cabang Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) akhirnya ditunjuk untuk maju. “Saya saat itu tengah menyiapkan pembinaan di ajang perlombaan KTIH yang akan dikirim ke Kendari Oktober mendatang. Kebetulan pembinanya sama, yaitu Prof. Kadir. Dengan penuh pertimbangan beliau memilih saya untuk menggantikan posisi tersebut. Jadi bisa dibilang saya tidak pernah merasa mendaftarkan diri mengikuti ajang perlombaan ini, melainkan hanya mengikuti arahan pembina,” ungkapnya.

Motivasi Sulaiman pun semakin kuat ketika Prof. Kadir berpesan agar menjadikan lomba KTIQ di Jember sebagai ajang try out sebelum bertanding di Kendari. Menurutnya, KTIQ dan KTIH memiliki mekanisme yang sama, hanya berbeda objek kajian. “Saya termotivasi ingin menambah ilmu dan pengalaman agar menjadi bekal saya ketika tanding di Kendari mendatang,” ujarnya menambahkan.

Menuju ajang ini tidaklah mudah. Di tengah kesibukan sebagai mahasiswa semester 6 yang harus menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN), ia juga terpilih mengikuti program student mobility di Terengganu, Malaysia, pada bulan Juni lalu. Dalam waktu singkat, ia dituntut menyelesaikan empat karya ilmiah sekaligus: dua untuk KTIQ dan dua untuk KTIH. Belum lagi, ia juga harus mempersiapkan draft proposal skripsi yang wajib diajukan pada semester 7. “Banyak hal di luar kendali saya, mungkin itu berkat doa dari guru-guru, keluarga, dan orang terdekat. Tanpa mereka tentu saya tidak akan mampu dalam satu waktu fokus memikirkan banyak hal sekaligus,” tuturnya.

Kerja keras itu membuahkan hasil. Sulaiman berhasil menembus 6 besar dari 24 peserta putra se-Jawa Timur. “Ketika mendengar kabar saya lolos semifinal tentu merupakan kabar yang sangat membanggakan saya dan orang-orang sekitar. Meski pada akhirnya harus gugur, tapi sebagai seorang pemula yang baru pertama kali terjun di bidang KTI saya sangat bersyukur mampu bersaing di 6 besar bersama para peserta yang bahkan salah satunya pernah menjuarai bidang yang sama pada MTQ tahun lalu,” jelasnya.

Di balik pencapaian itu, ia mengaku masih belajar dalam hal manajemen waktu. Baginya, prinsip sederhana selalu dipegang: “Jika bisa dikerjakan sekarang, kenapa harus menunggu besok?” Namun, konsekuensinya, ia kerap mengalami burnout akibat tekanan untuk menyelesaikan banyak hal secara beruntun dengan waktu istirahat terbatas. “Tapi ya mau gimana lagi, kalau tidak demikian saya akan keteteran,” katanya jujur.

Bagi Sulaiman, pengalaman ini lebih bermakna daripada sekadar hasil perlombaan. “Saya lebih bangga dengan proses yang telah saya jalani, karena hasil hanyalah bonus. Yang terpenting proses selama kurang lebih 5 bulan dengan penuh lika-liku tentu akan menjadi bekal pengalaman berharga bagi jenjang akademik saya ke depannya,” ujarnya penuh keyakinan.

Di akhir sesi wawancara, ia menitipkan pesan untuk rekan-rekan mahasiswa Ushuluddin agar tidak cepat menyerah. “Semoga ke depan ada yang mampu memberikan prestasi jauh lebih baik dari saya. Saya sadar keterbatasan yang saya miliki, tapi dengan kesempatan dan sedikit pengalaman saya berharap kita bisa terus upgrade diri. Nikmati proses demi proses yang dijalani, karena pasti banyak ilmu dan pengalaman baru yang akan didapatkan,” pungkasnya.

Penulis: Dien Auliya Ramadhanti
Editor: Nadia Dina Azkiya

Spread the love

Tag Post :

Media Center FUF

Categories

Berita, News