Kejuaraan tingkat nasional kembali berhasil diraih oleh salah satu mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF). Aida Hidayatullah Mustafidah, mahasiswi program studi Ilmu Hadith (Ilha) yang sedang duduk di semester 5, kembali mampu menunjukkan bakatnya dalam bidang tartil. Ia berhasil meraih juara 2 dalam ajang lomba yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Mahasiswa asal Lamongan ini terbilang senang mencoba hal baru. Ajang ini diadakan oleh Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan dan terselenggara secara online. Ia mengaku sudah mendaftarkan diri sejak Agustus 2025. Perlombaan ini telah melalui tahapan-tahapan seleksi sehingga peserta yang lolos dalam lomba diumumkan pada September 2025.
Perlombaan ini memang sedikit unik. Sistem bagi para peserta yakni perlombaan dilakukan secara online, dan bagi pemenang hadiah juga dikirim secara online. Ini bukan tanpa sebab melainkan lokasi yang terlalu jauh. Meski begitu, ini bukan menjadi alasan bagi peserta untuk mengurungkan niatnya.
Memiliki minat tinggi di bidang lomba keagamaan seperti MTQ, tartil, bahkan da’i, membuat Aida semakin yakin untuk dapat mengembangkan potensinya dan terjun langsung ke masyarakat. Baginya minat tersebut harus muncul dalam diri terlebih dahulu, karena itu merupakan point penting bagi tameng diri kita. Minat ini yang terus memotivasi Aida untuk berani mencoba asal diniati dengan niat syiar atau dakwah.
Dalam wawancara singkat dengan penulis via whatsapp, ia mengaku melihat hal berbeda dalam ajang ini dibanding dengan ajang perlombaan yang pernah ia ikuti. Meski bermula dari semangat dari dalam diri, tak dapat dipungkiri bahwa kesulitan selalu ada dalam setiap kondisi. Aida mengaku sempat mengalami kesulitan dalam memanajemen waktu antara pelaksanaan lomba yang online dengan jam perkuliahan. Namun, berkat rasa yakinnya, ia berhasil melewati segela macam rintangan itu.
“Di balik kesulitan selalu ada kemudahan,” itulah pepatah yang dipegang kuat olehnya. Kemenangan yang ia raih ia anggap sebagai hadiah dari Yang Maha Kuasa atas proses yang berhasil ia lawan. Kemenangan bagi Aida bukanlah suatu keharusan, melainkan itu bonus. Hal paling penting baginya merupakan pengalaman yang tidak bisa digantikan oleh berapapun nominalnya.
Kemampuan memanajemen waktu merupakan salah satu hal penting baginya yang tidak bisa diremehkan. “Saya selalu mempertimbangkan, mana kiranya yang lebih penting itulah yang didahulukan,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan pesan bagi pembaca untuk tetap semangat dalam menggapai impian, niatkan belajar karena Allah SWT. (Nathasya Putri Aprilian)