SURABAYA – Muhammad Juliansyah Akbar, seorang mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional, UIN Sunan Ampel Surabaya, berhasil menuntaskan tugasnya sebagai Project Leader dalam program “Indonesia SDGs Action Batch 1” yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kegiatan yang baru saja berakhir ini merupakan kolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) baru, SDGs Center Barakarsa.
Dalam program ini, Akbar memimpin delegasi yang terdiri dari 16 relawan dari berbagai latar belakang institusi dan keilmuan di seluruh Indonesia. Selama di Malaysia, mereka menjalankan serangkaian kegiatan kesukarelawanan yang berfokus pada implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Alhamdulillah, seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar. Ini adalah langkah awal yang luar biasa bagi kami untuk berkontribusi secara nyata pada skala internasional,” ungkap Akbar dalam laporannya, Rabu (27/8/2025).

Fokus utama kegiatan ini menyasar empat poin penting dalam SDGs. Untuk Poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas), para relawan mendedikasikan waktu untuk mengajar di Sanggar Bimbingan At-Tanzil, Alam Damai, Kuala Lumpur, yang menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak Indonesia di Malaysia. Sejalan dengan itu, untuk Poin ke-3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), tim juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para tenaga pendidik di sanggar bimbingan.
Di bidang lingkungan, delegasi ini mengimplementasikan Poin ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan Poin ke-14 (Ekosistem Lautan) dengan berkolaborasi bersama NGO lokal, Free Tree Society Malaysia. Mereka terlibat langsung dalam kegiatan deforestasi dan aksi lingkungan sebagai bentuk kepedulian terhadap isu perubahan iklim global.
Selain aksi nyata di lapangan, program ini juga diperkaya dengan kegiatan yang bersifat akademis dan diplomatis. Delegasi melakukan visitasi ke dua universitas ternama, yaitu Universiti Malaya dan Universiti Tenaga Nasional, untuk bertukar wawasan dan menjajaki potensi kerja sama.
Puncak dari kegiatan institusional adalah audiensi dengan Education Malaysia Global Services (EMGS), sebuah badan yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia. Pertemuan ini membuka jalan untuk pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pendidikan tinggi dan kerja sama internasional di Malaysia.
Sebagai tindak lanjut dari kunjungan tersebut, Akbar menyatakan bahwa akan ada proyek kolaborasi riset dalam bentuk jurnal ilmiah bersama dengan Universiti Malaya, yang diharapkan dapat memberikan dampak akademis jangka panjang.
“Insya Allah, dalam waktu dekat saya akan segera pulang ke Surabaya dan kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasanya,” tutup Akbar, seraya melaporkan keberhasilan program yang dipimpinnya.