Program studi S1 Sejarah Peradaban Islam (Prodi SPI) akhirnya bisa tersenyum. Menjadi bagian dari 77 prodi di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah menuntaskan penyusunan Kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Prosesi seremonialnya dilakukan secara serentak dalam pleno pengesahan di Hotel Harris, Malang, pada 27 November 2025 lalu.
Profil Lulusan
Di antara perubahan yang cukup menyita perdebatan di forum Prodi SPI adalah terkait perumusan profil lulusan. Selama ini, ketika membincang profil lulusan Prodi, maka yang terbetik di benak kita adalah frasa yang menunjukkan pada profesi pekerjaan yang selaras dengan keilmuan yang dipelajari. Misalnya 5 (lima) rumusan yang selama ini diacu oleh Prodi untuk mengidentifikasi profil lulusannya, yaitu: Peneliti Sejarah, Penulis Sejarah, Dokumentalis Sejarah, Komunikator Sejarah, dan Historiopreneur. Tetapi jika kita membaca regulasi yang ada secara cukup cermat, seperti Kepmendikbud 400/2019, Kepmenaker 114/2019, dan Kepmenaker 183/2022, maka dapat diketahui bahwa kelima profil di atas adalah profil okupasi atau profil jabatan (occupation profles) yang berpeluang untuk bisa ditekuni oleh lulusan Prodi sebagai profesi. Ini tentu patut dibedakan dengan profil lulusan (graduate profile).
Dalam rumusan profil lulusan, publik lazimnya bisa langsung membaca distingsi lulusan antara prodi kesejarahan yang berbeda. Setidaknya, dalam rumusan profil tersebut terdapat atribut yang dapat menunjukkan diferensiasi dimaksud (lihat IEA, 2013). Analogi yang sempat dikemukakan dalam forum adalah ilustrasi beberapa warung yang menjajakan menu makanan soto. Jika tidak diberi atribut distingtif, maka sajian di warung-warung tersebut sangat mungkin dikira sama. Menjadi berbeda jika sajian yang ditawarkan diberi atribut pembeda seperti Soto Betawi, Soto Lamongan, Soto Jombang, atau Soto Madura. Seketika publik ketika membacanya akan mengetahui bahwa menu yang dijual berbeda. Tampilan, cara penyajian, bahkan sejak cara pengolahannya sudah berbeda. Dari keinsyafan ini, maka distingsi suatu prodi tidak hanya harus muncul di rumusan visi keilmuan (scientific vision), tetapi juga akan tergambar dalam rumusan profil lulusan.
Akar Keilmuan, SV, SMs, PEOs
Bertumbuh dari bibit dan akar pohon keilmuannya, maka Prodi Sejarah Peradaban Islam secara alamiah seharusnya menghasilkan sosok lulusan yang tegas: Sejarawan Peradaban Islam. Berbeda dengan prodi yang mungkin penamaannya adalah Sejarah dan Kebudayaan Islam, di mana akar keilmuannya tidak tunggal, sehingga sosok lulusan yang diandaikan bisa dihasilkan mungkin muncul menjadi sosok Sejarawan dan/atau Budayawan. Lahir dari hasil pencangkokan keilmuan Sejarah dan keilmuan Budaya. Ini sebenarnya soal pilihan, apakah memilih menanam bibit ori atau cangkokan. Dan sesuai nomenklaturnya, maka Prodi SPI UIN Sunan Ampel Surabaya dalam kurikulum OBE 2025 meneguhkan kembali komitmennya untuk bertumbuh sesuai dengan akar keilmuannya.
Secara ringkas, sejak tahun 2025 ini, maka Prodi SPI Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya memiliki rumusan visi keilmuan (scientific vision/SV): “Menjadi Program Studi Sejarah Peradaban Islam terkemuka dalam pengembangan kajian sejarah silang peradaban melalui upaya integrasi keilmuan, inovasi dan pemberdayaan masyarakat yang berdampak pada kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan.”
Visi keilmuan ini mencerminkan tiga dimensi filosofis dari keilmuan yang dikembangkan di Prodi SPI, yaitu: (1) Dimensi ontologis, yang tercermin dalam rumusan “Menjadi Program Studi Sejarah Peradaban Islam terkemuka dalam pengembangan kajian sejarah silang peradaban”; (2) Dimensi epistemologis, yang tercermin dalam rumusan “melalui upaya integrasi keilmuan, inovasi dan pemberdayaan masyarakat”; dan (3) Dimensi aksiologis, yang tercermin dalam rumusan “yang berdampak pada kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan”.
Visi keilmuan tersebut sekaligus juga mencerminkan tiga misi keilmuan (scientific missions/SMs) yang ditunaikan oleh Prodi SPI, yaitu:
- Mengembangkan kelembagaan studi Sejarah Peradaban Islam terkemuka yang memiliki jati diri (identitas) keilmuan dalam pengembangan kajian sejarah silang peradaban;
- Mengembangkan keilmuan Sejarah Peradaban Islam yang distingtif melalui upaya integrasi keilmuan, inovasi dan pemberdayaan masyarakat”; serta
- Berkontribusi secara nyata melalui hasil pengembangan kelembagaan dan keilmuan yang berdampak pada kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan.
Dalam rumusan SV dan SMs Prodi SPI UINSA tersebut di atas sekaligus juga telah tergambar distingsi keilmuan yang dibangun dan dikembangkan, yaitu kajian sejarah silang peradaban. SV dan SMs Prodi SPI UINSA selanjutnya menjadi basis perumusan tujuan pendidikan (program educational objectives/PEOs) program studi yang mencakup 3 (tiga) ranah, yaitu ranah akademik, ranah pengembangan karir, dan ranah partisipasi publik. Rumusannya adalah:
- [Ranah Akademik] Menghasilkan lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam sebagai insan terdidik dan ilmuwan yang memiliki etos belajar sepanjang hayat dan kemampuan mengembangkan keilmuan Sejarah secara integratif dan berkelanjutan.
- [Ranah Pengembangan Karir] Menghasilkan lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam sebagai insan mandiri yang sukses memiliki pekerjaan atau karir sebagai sejarawan atau profesional produktif bidang kesejarahan yang mampu berkolaborasi lintas keilmuan.
- [Ranah Partisipasi Publik] Menghasilkan lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam sebagai insan berguna yang mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam dinamika pembangunan masyarakat sesuai keilmuan yang ditekuni dengan karakter yang Islami untuk kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan.
Akhirnya, peta profil lulusan Prodi SPI dapat diikhtisarkan begini:

| SV: Menjadi Program Studi Sejarah Peradaban Islam terkemuka dalam pengembangan kajian sejarah silang peradaban melalui upaya integrasi keilmuan, inovasi dan pemberdayaan masyarakat yang berdampak pada kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan. | |||
| PEOs | Profil Lulusan | Profil Jabatan | SKL |
| [PEO 1 – Ranah Akademik] Lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam menjadi insan terdidik dan ilmuwan yang memiliki etos belajar sepanjang hayat dan kemampuan mengembangkan keilmuan Sejarah secara integratif dan berkelanjutan. | Sejarawan Peradaban Islam yang Terdidik, Ilmuwan, Mandiri, dan Berguna | Pengkaji Sejarah: · Penulis Sejarah · Peneliti Sumber Sejarah · Dokumentalis Sejarah Pewarta Informasi Kesejarahan: · Komunikator Sejarah · Kreator Konten Digital Sejarah · Historiopreneur | · [1] Memiliki penguasaan atas pokok-pokok pengetahuan kesejarahan peradaban Islam [How to master basic knowledge of History; To be educated in History; Insan Terdidik] · [2] Memiliki kemampuan dan keterampilan mengembangkan keilmuan Sejarah [How to produce knowledge; To become a historian; Ilmuwan] |
| [PEO 2 – Ranah Pengembangan Karir] Lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam menjadi insan mandiri yang sukses memiliki pekerjaan atau karir sebagai sejarawan atau profesional produktif bidang kesejarahan yang mampu berkolaborasi lintas keilmuan. | · [3] Memiliki kemampuan untuk hidup mandiri sebagai individu yang terdidik di bidang Sejarah (How to become a self-reliant person; Insan Mandiri] | ||
| [PEO 3 – Ranah Partisipasi Publik] Lulusan Prodi Sejarah Peradaban Islam menjadi insan berguna yang mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam dinamika pembangunan masyarakat sesuai keilmuan yang ditekuni dengan karakter yang Islami untuk kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan. | · [4] Memiliki kemampuan untuk berkontribusi terhadap kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan [How to contribute to society, nation, and humanity; To become a useful person; Insan Berguna] | ||