Surabaya, 2025 — Suasana di Laboratorium Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya terasa berbeda sore itu. Ruangan yang biasanya dipenuhi mahasiswa dengan aktivitas akademik berubah menjadi arena penuh ide, energi, dan semangat kolaborasi. Acara Lisk IRL: Surabaya Series berhasil menghadirkan wajah baru dari pertemuan akademik: bukan hanya belajar teknologi, tetapi juga merajut mimpi bersama membangun ekosistem digital berbasis Web3 dan Internet of Things (IoT).
Pentahelix sebagai Jalan Kolaborasi
Dalam sambutannya, Dr. Eng. Anang Kunaefi, M. Kom, Sekretaris Program Studi Sistem Informasi sekaligus Pembina Himpunan Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi (HIMAPROSIF), menekankan pentingnya sinergi pentahelix melibatkan akademisi, komunitas, industri, pemerintah, dan media — sebagai fondasi dalam membangun kapasitas SDM unggul.
“UINSA ingin menjadi bagian dari perubahan besar. Melalui kolaborasi pentahelix, mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi pencipta solusi yang bisa bersaing di tingkat global. Dari UINSA, kita belajar untuk dunia”
Pesan tersebut menjadi benang merah sepanjang acara: teknologi hanyalah pintu masuk, sementara kolaborasi adalah jembatan menuju masa depan yang lebih inklusif.
Web3 untuk Developer Muda Indonesia
Hadir sebagai narasumber utama, Fuji Anggara, Lisk Ambassador Indonesia, berbagi pandangan tentang peluang besar ekosistem Web3 bagi para pengembang muda. Ia menekankan bahwa Web3 bukan sekadar tren, tetapi sebuah gerakan global yang membuka ruang baru bagi para developer untuk berkreasi tanpa batas.
“Melalui ekosistem Lisk, kita bisa belajar bagaimana membangun decentralized applications (dApps) dengan mudah. Ini kesempatan emas bagi mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga langsung berkontribusi dalam membangun masa depan internet yang lebih terbuka”
Ia juga menambahkan, kegiatan semacam ini menjadi penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri generasi muda Surabaya dalam memasuki arena digital global.
Integrasi IoT dan Web3: Dari Kampus ke Dunia
Tak kalah menarik, Ageng Putra Pratama, asisten laboratorium Program Studi Sistem Informasi UINSA, menyajikan perspektif tentang bagaimana Internet of Things (IoT) dapat diintegrasikan dengan Web3. Ia memaparkan contoh penggunaan smart contract yang dibangun di atas Lisk Chain untuk menghubungkan data sensor IoT dengan aplikasi terdesentralisasi.
“Bayangkan data dari sensor IoT kita, seperti suhu atau kualitas udara, bisa langsung masuk ke blockchain dan digunakan untuk membuat keputusan cerdas secara real-time. Itu bukan lagi hal mustahil. Justru inilah yang sedang kita coba kembangkan di UINSA”
Menurutnya, integrasi ini dapat membuka jalan bagi mahasiswa untuk belajar lintas disiplin: dari perangkat keras IoT hingga arsitektur blockchain, semua bisa dipadukan menjadi solusi nyata bagi masyarakat.
Dari Surabaya untuk Dunia
Lebih dari sekadar diskusi teknologi, Lisk IRL Surabaya Series menghadirkan atmosfer kebersamaan. Mahasiswa yang hadir tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif bertanya, berdiskusi, bahkan mulai membayangkan proyek-proyek kolaboratif ke depan.