UIN Sunan Ampel Surabaya
November 21, 2025

LATIH GEN-Z BERKREASI DAKWAH RAMAH

LATIH GEN-Z BERKREASI DAKWAH RAMAH

UINSA Newsroom, Jumat (21/11/2025); Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) serta Bimbingan Konseling Islam (BKI) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya memberikan pencerahan dakwah secara serentak untuk Gen-Z di sejumlah lembaga pendidikan.

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa lembaga formal maupun pesantren, yaitu: MTs dan MA Al Muniroh Gresik; MA Billingual Al Amanah Sidoarjo; MA Roudlotul Ulum Banyutengah Gresik; SMA Bayt Al-Hikmah Pasuruan; MTs Al Hikmah Jombang; Pondok Pesantren Kalimasada Jombang; SMK Krian 1 Sidoarjo; MA Darul Fikri Sidoarjo; dan MA Bahauddin Taman Sidoarjo

Di MA Bahauddin, suasana kelas mendadak sunyi ketika seorang peserta bertanya, “Rumah saya pernah dilempari batu. Bagaimana agar saya tetap sabar?” tanya Lana, siswi yang berasal dari Kalimantan terkait pengalaman intoleransinya

Mahasiswa yang biasanya sigap menjawab terdiam beberapa saat sebelum memberi tanggapan. “Hari itu kami merasa, justru kamilah yang belajar,” ujar salah satu anggota tim.

Pertanyaan itu menjadi refleksi bahwa dakwah tidak hanya berbicara, tetapi juga mengasah kemampuan untuk memahami realitas sosial masyarakat. Adam Hakim, salah satu pemateri mengaku terkejut saat berdialog dengan peserta, “Saya merasa malu, sebab santri kelas XII memiliki literasi yang sangat luas, bahkan ia menyebut karya-karya yang baru saya dengar judulnya hari ini,” ungkapnya.

Kondisi ini memaksa kami sebagai mahasiswa untuk meningkatkan kedalaman materi dan tidak meremehkan peserta kajian,” kelakarnya ketika diskusi hasil pengabdian.

Di lembaga lainnya, di MA–MTs Al Muniroh Ujung Pangkah, mahasiswa menghadapi dinamika kelas yang beragam. Ada siswa yang antusias, cemas, bahkan membutuhkan pendekatan khusus.

Salah satu anggota kelompok menceritakan, “Saya mendekati sosok Faul, siswi pendiam yang ternyata merupakan yatim piatu dan kurang mendapat perhatian keluarga. Ternyata, Diam adalah cara bertahannya. Namun saat ditanya mengenai kuliah, matanya berbinar, pertanda cita-cita masih hidup dalam dirinya,” ungkap Faisa, pemateri waktu itu

Di sisi lain, perjalanan menuju lokasi pengabdian tidak kalah menantang. Angin pesisir sempat menerbangkan helm salah satu mahasiswa, beberapa anggota tim tertinggal jadwal kereta, kendaraan mengalami gangguan teknis hingga baut knalpot longgar. Ditambah insiden kehabisan bensin dan harus berdiri lebih dari empat jam di angkutan umum, juga ditawari makanan oleh ibu-ibu di jalan. “Meski penuh hambatan, momen-momen itu justru memecah ketegangan dan memperkuat solidaritas tim,” tukas Faiza.

Reportase: Baiti Rahma
Redaktur: Nur Hayati
Editor Foto: MN. Cahaya

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita