UIN Sunan Ampel Surabaya
August 21, 2025

KUATKAN KUMPUL DAN BERTEMAN ORANG BERIMAN

KUATKAN KUMPUL DAN BERTEMAN ORANG BERIMAN

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag.
Ketua Senat Akademik/Guru Besar UINSA Surabaya

رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ ۙ

“(Ibrahim berdoa,) “Wahai Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah, dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang saleh” (QS. As Syu’ara [26]: 83

            Ayat ini menjelaskan dua permohonan Nabi Ibrahim, yaitu (1) hikmah, yaitu kecerdasan intelektual berupa pemahaman agama dan ilmu-ilmu yang terkait secara mendalam. Juga kecerdasan emosional berupa analisis yang tajam untuk pijakan membuat keputusan yang tepat tentang solusi masalah, (2) pertemuan dengan orang-orang saleh di dunia dan surga.

Melalui artikel yang berfokus pada permohonan Ibrahim yang kedua tersebut, diharapkan kita lebih senang berkumpul dengan banyak orang di masjid untuk berjamaah, lebih senang zikir bersama, lebih betah dan tidak tergesa-gesa meninggalkan komunitas orang saleh itu. Bahkan, diharapkan kita tetap setia mendengarkan kajian Islam dalam komunitas muslim, walaupun kita tidak mengerti sama sekali materi kajiannya. Diharapkan pula, kita semakin sadar bahwa berkumpul orang-orang saleh amat menentukan masa depan yang berkah di dunia dan akhirat.

Saya pernah menjumpai keluarga yang saleh dan sukses pendidikan dan ekonominya. Ketika ditanya resepnya, anak mereka mengatakan, “Bapak ibuku buta huruf dan bukan orang kaya. Tapi, mereka selalu merebus ketela atau membeli sesisir pisang setiap ada acara zikir, salawatan, khataman Al Qur’an di kampung. Mereka hanya berniat kumpul orang saleh agar berkah.” Pada masyarakat Jawa, amat populer syiir pujian di musala dan masjid menjelang pelaksaan salat yang berisi petunjuk meraih ketenangan hati, “wong kang soleh kumpulono” (berkumpullah dengan orang yang saleh).     

Dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar” (QS. At taubah [9]: 119)

Dalam hadis qudsi, Allah juga berfirman,

وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ

“Jika hamba-Ku mengingat-Ku dalam suatu perkumpulan, Aku akan mengingatnya (untuk memberi rahmat) bersama perkumpulan (para malaikat) yang (pasti) lebih baik dari mereka” (HQ. Muttafaq ‘alaih dari Abu Hurairah r.a) 

Begitulah keberkahan bagi orang yang suka bergabung dalam komunitas kebaikan. Oleh karena itu, para Nabi setelah Ibrahim juga mengajukan permohonan yang sama. Nabi Yusuf berdoa,

تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

“Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim, dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh.” (QS. Yusuf [12]: 101)

Demikian juga permohonan Nabi Sulaiman,  

وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

“(Sulaiman memohon pula), masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An Naml [27]: 19)

            Apa keuntungan berkumpul dengan orang saleh? Kita akan diselamatkan Allah dari kekafiran atau kemaksiatan. Allah SWT berfirman,  

وَكَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَاَنْتُمْ تُتْلٰى عَلَيْكُمْ اٰيٰتُ اللّٰهِ وَفِيْكُمْ رَسُوْلُهٗ ۗ وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللّٰهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ

“Bagaimana (mungkin) kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? (QS. Ali Imran [3]: 101)

Dalam hadis riwayat Al Bukhari, Nabi SAW membuat perumpamaan tentang keuntungan orang yang berada dalam komunitas kebaikan. “Pertemanan dengan orang saleh dan buruk bagaikan pertemanan dengan penjual parfum dan pandai besi. Jika engkau tidak membeli parfum padanya, engkau (tetap) mendapat bau harum darinya. Adapun dari pandai besi, engkau akan mendapat percikan api atau bau yang tak sedap darinya.”

Kita harus memberi doktrin anak agar ekstra hati-hati dalam memilih teman atau komunitas. Sebab, pengaruhnya sangat besar terhadap pola pikir dan perilaku. Jika komunitas itu baik, ia akan mendapat banyak keuntungan, yaitu kemampuan sosial, linguistik, kepedulian (tidak egois), percaya diri, kreativitas, inovasi, kesehatan mental, dan dukungan emosional.  Sebaliknya, jika komunitas itu buruk, maka ia akan mengikuti tren mereka. Jika tidak mengikutinya, ia akan dikucilkan dan dikeluarkan dari anggota komunitas. Karenanya, dengan mudah ia terseret dalam kasus bullying, tawuran, narkoba, perampokan, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya.

Abu Hurairah r.a bercerita, Nabi SAW bersabda,

اَلْمَرْأُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْاَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang akan beragama seperti temannya. Maka, periksalah terlebih dahulu siapa yang akan dijadikan teman” (HARI. Abu Daud, At Tirmidzi, dan Ahmad)

Sekali lagi, kuatkan diri kita untuk bergabung dalam komunitas kebaikan. Allah berfirman, “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridlaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan ia melewati batas.” (QS. Al Kahfi [18]:28)

            Menjelang wafat, Nabi SAW memohon ampunan, rahmat, dan pertemuan dengan orang-orang terbaik di dunia dan di surga, yaitu para nabi, orang-orang jujur, para syuhadak, dan orang-orang yang saleh. Nabi layak berdoa demikian, sebab selama hidup, Nabi selalu akrab dengan empat calon penghuni surga tersebut.  

عن عائشة رضي الله عنها قالت سمعت النبي صلى الله عليه وسلم وَهُوَ مُسْتَنِدٌ اِلَيَّ يَقوْلُ، اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي وَارْحَمْنِيْ وَاَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ الْاَعْلَى، متفق عليه

Aisyah r.a bercerita, ia mendengar Nabi SAW berdoa sambil bersandar kepadanya, “Wahai Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, dan pertemukan aku dengan teman tertinggi (kemuliaannya)” (Hari. Muttafaq ‘alaih).

            Selamat memperbanyak keterlibatan dalam komunitas kebaikan, dan yakinlah Anda akan reuni bersama mereka dan Nabi SAW dalam surga.

Spread the love

Tag Post :

Categories

Column, Column UINSA