Prodi Teknik Lingkungan
July 30, 2025

KSL-FGD KANCA SEMAR HMTL UINSA: PERAN INOVASI DAN TEKNOLOGI DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KAWASAN PESISIR (VOL.2)

KSL-FGD KANCA SEMAR HMTL UINSA: PERAN INOVASI DAN TEKNOLOGI DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KAWASAN PESISIR (VOL.2)

KSL-FGD KANCA SEMAR HMTL UINSA: PERAN INOVASI DAN TEKNOLOGI DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KAWASAN PESISIR (VOL.2)

Pada hari Senin, 28 Juli 2025 telah dilaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Vol.2 dengan subtema “Peran inovasi dan teknologi dalam pengolahan sampah di kawasan pesisir”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan serta solusi inovatif dalam pengelolaan sampah khususnya di kawasan pesisir Indonesia.

Peningkatan produksi plastik di dunia telah menjadi salah satu tantangan terbesar bagi lingkungan laut. Sebagian besar sampah plastik berakhir di sungai dan pesisir hingga akhirnya mencemari lautan. Indonesia sendiri termasuk negara dengan jumlah sampah laut yang tinggi sehingga berdampak pada ekosistem pesisir, sektor perikanan, pariwisata, dan kesehatan masyarakat. Kondisi ini menunjukkan perlunya upaya pengelolaan sampah yang lebih serius melalui pendekatan yang terintegrasi, mulai dari perubahan perilaku, kebijakan yang tepat, hingga pemanfaatan inovasi dan teknologi modern.

Apa itu Blue Economy?

Blue Economy adalah pendekatan pembangunan ekonomi berbasis laut yang menekankan pertumbuhan tanpa merusak ekosistem. Konsep ini berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara efisien, penerapan prinsip zero waste dan ekonomi sirkular, serta pemberdayaan masyarakat pesisir agar pengelolaan sampah dan kegiatan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan kelestarian lingkungan.

Teknologi Pengolahan Sampah Laut

  • Marine Trash Cleanser

Gambar: Marine Trash Cleanser

Sumber: (Rifansyah, dkk., 2020)

Marine Trash Cleanser adalah teknologi pembersih sampah laut berupa kapal kecil otomatis. Alat ini mampu mengumpulkan berbagai jenis sampah seperti plastik, kain dan kayu yang berasal dari sungai, danau, dan laut loh sobat Enviro. Alat ini juga telah digunakan secara luas di luar negeri, meskipun implementasinya di Indonesia masih terbatas karena biaya dan infrastruktur. Gimana menarik juga kan sobat Enviro? Lalu, bagaimana rancangan dari teknologi Marine Trash Cleanser ini?

  • Conveyor belt: mengangkat sampah dari air ke dalam kapal
  • Motor penggerak: menggerakkan kapal dan conveyor secara otomatis
  • Bak penampung: menyimpan sementara sampah sebelum dibuang di darat
  • Mesin SHARK

Gambar: Mesin SHARK

Sumber: (Panjaitan & Samanta, 2024)

Mesin SHARK dikembangkan di Pantai Pengambengan, Bali tahun 2024, untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Mesin ini terdiri dari dua unit pencacah dan peleleh plastik. Teknologi Mesin SHARK ini ga kalah canggih loh sobat Enviro sama Marine Trash Cleanser, mereka memiliki keunikan masing-masing dalam mengelola sampah yang ada di daerah kawasan pesisir. Mesin SHARK ini memiliki banyak kelebihan diantaranya ia dirancang secara sederhana, murah, dan mudah diakses oleh nelayan pesisir, sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat sekitar pesisir.

Peran Mahasiswa dalam Pengelolaan Sampah

  1. Menciptakan inovasi sederhana untuk solusi lingkungan (jaring sampah sungai).
  2. Menjadi agen perubahan dalam kampanye pengelolaan sampah.
  3. Mendorong kesadaran publik melalui edukasi dan keterlibatan langsung.

Speaker: Tiara Env 11 dan Lidya Env 10

Spread the love

Tag Post :

Fakultas Sains dan Teknologi, FST UINSA, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, ILPRO HMTL UINSA, Kelompok Studi Lingkungan, MAHASISWA TEKNIK LINGKUNGAN, Mahasiswa Teknik Lingkungan 2025, Prodi Teknik Lingkungan, Prodi Teknik Lingkungan UINSA, Sains dan Teknologi, Saintek UINSA, TEKNIK LINGKUNGAN, TEKNIK LINGKUNGAN UINSA, uinsa, UINSA2025, UINSAHebat

Categories

Berita