Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora menggelar KONMASPI yang kedua kalinya guna menciptakan diskusi intens sejarawan muda mengenai Metodologi, Subalternitas, dan Perspektif Baru dalam Studi Sejarah Peradaban Islam.
Surabaya, 4 November 2025 – Program Studi Sejarah Peradaban Islam UINSA sukses menggelar KONMASPI (Konferensi Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam). Kegiatan tersebut dilaksanakan di amphitheater lantai 9, UINSA Kampus Gunung Anyar. KONMASPI tahun ini dihadiri oleh 114 presenter, 28 panitia, dan 2 narasumber beserta 1 moderator panel.
“Kawan-kawan hari ini kalau saya melihat panjenengan semua ini nanti akan menjadi navigator sejarah masa depan bangsa kita. Mudah-mudahan KONMASPI 2025 ini menjadi bagian dari langkah kecil untuk memulai masa depan yang lebih membahagiakan dan lebih membanggakan kita semua kalau kata Laozi a journey of a thousand miles begins with a small step. Perjalanan ribuan mil itu pasti akan dimulai dengan 1 langkah dan ini langkah kecil yang harus diyakini akan menuju ribuan mil masa depan yang akan datang,” tabik Dr. Nyong dalam sambutannya.
Acara bergulir pada sambutan Dr. Muhammad Khodafi, S.Sos. selaku Wakil Dekan Fakuktas Adab dan Humaniora.
“Ini adalah ajang bagi para akademisi sejarawan dan sejarawan muda untuk berkiprah. Saya berharap acara ini itu terus dikembangkan bukan hanya di level nasional, tetapi juga internasional. Tahun depan harus sudah internasional karena kita sudah punya jaringan dengan beberapa universitas di ASEAN. Kita berharap kita bisa menghadirkan meskipun secara online mahasiswa-mahasiswa dari negara-negara tersebut sehingga level dari konferensi ini meningkat menjadi level internasional,” tutur wakil dekan FAHUM tersebut.
Rangkaian pembukaan ditutup oleh pembacaan doa oleh Mochammad Affany Syarifuddin Fahmi. Tibalah pada inti acara yaitu konferensi dan diskusi yang mengusung tema “Sejarah dari Bawah: Metodologi, Subalternitas, dan Perspektif Baru dalam Studi Sejarah Peradaban Islam.” Dalam agenda ini, panitia menggaet Dr. Rochimah M.Fil.I dan Ki Masyhudi sebagai narasumber.
Dr. Rochimah, M.Fil.I. dalam presentasi nya yang berjudul “Gender dalam Perspektif Islam” menyampaikan kajian sejarah perempuan dalam Islam, menyoroti bagaimana Islam membawa reformasi budaya dengan menegaskan kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagaimana dalam QS Al-Hujurat ayat 13. Islam datang memberikan penghargaan terhadap perempuan, membatasi poligami, melarang pembunuhan anak perempuan, dan memberikan hak-hak kemanusiaan serta ekonomi. Perempuan memiliki hak hidup, hak reproduksi, hak mencari nafkah, dan hak perlindungan dalam perkawinan. Pembahasan dilanjutkan dengan refleksi sosial tentang peran dan kerja domestik perempuan, pentingnya saling menghargai antara suami dan istri, serta pesan agar perempuan diperlakukan dengan baik sesuai perintah Al-Qur’an: “Wa ‘aasyiruhunna bil ma’ruf” (pergaulilah istrimu dengan cara yang baik).
Narasumber yang kedua adalah Ki Masyhudi dengan materinya yang berjudul “Paradigma Subaltern dalam Program Studi Sejarah Peradaban Islam.” Beliau mengungkapkan bahwa kebudayaan berbeda dengan peradaban sebab budaya adalah pengetahuan pedoman hidup yang otomatis seperti manusia dan lingkungannya sedangkan peradaban adalah kebudayaan statis dan dinamis yang menggunakan renungan dan pemikiran. Beliau juga membagi bidang kajian peradaban islam menjadi 5: seni dengan berbagai aspek, etika dan moral aturan berkeluarga sampai aturan hidup bernegara, ilmu dan teknologi, dan agama nyata dan gaib.
Setelah pemaparan dua materi dari narasumber acara bergulir pada sesi tanya jawab yang dpungkasi dengan penyerahan sertifikat narasumber dan sesi mengabadikan foto bersama. Setelah rangkaian pembukaan dan acara inti selesai, peserta diarahkan untuk ishoma sejenak sebelum nanti pada pukul 12.30 menuju lantai 3 dan lantai 4 untuk melangsukan sesi paralel. Sesi paralel pada KONMASPI kali ini dihadiri oleh 114 presenter, 11 moderator, dan 11 pembahas yang disebar dalam 11 ruangan paralel. Diskusi paralel berjalan dengan lancar dan intens sebab setelah menjelaskan salindia oleh masing-masing presenter, juga terdapat sesi diskusi yang dipandu oleh pembahas dan moderator di tiap ruang paralel.
Penulis :
Aniqo Dhamar ‘Asyuro (Tim Media Fahum)