Magister Pendidikan Agama Islam
November 10, 2025

Keluarga Pagar Penting Cegah Ekstremisme dan Perundungan

Keluarga Pagar Penting Cegah Ekstremisme dan Perundungan

Banyuwangi, 8 Nopember 2025
Di saat para pihak pro aktif mengampanyekan perilaku toleransi dan anti ekstremisme- radikalisme-terorisme, ternyata ada insiden yang kontra-produktif dengannya. Ledakan bom rakitan di SMA Negeri 72 Jakarta yang dilakukan siswa yang diduga menjadi korban perundungan.

Menyikapi aksi di atas, Prof. Husniyatus Salamah Zainiyati, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, yang sekaligus menjadi Ketua FKPT Jatim, menegaskan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak yang toleran dan berkepribadian kuat untuk menjauhi sikap dan perilaku ekstremisme-radikalisme di tengah arus perubahan sosial yang kompleks.

Menurut Prof. Husniya, kejadian ini menjadi alarm serius bagi semua pihak, khususnya orang tua, pendidik, dan masyarakat luas.

“Keluarga adalah pagar penting dan garda terdepan dalam membentuk karakter toleran anak. Ketika anak tidak mendapatkan dukungan emosional yang sehat di rumah, mereka menjadi rentan terhadap tekanan sosial, termasuk tindakan kekerasan atau ideologi ekstrem,” ujarnya, Minggu (8/11/2025).

Ia juga menyesalkan adanya praktik perundungan yang menjadi salah satu pemicu kasus ini.

“Semua bentuk perundungan, baik verbal maupun nonverbal, tidak bisa dibenarkan. Perundungan (Bullying) merusak mental anak dan menumbuhkan bibit kebencian yang bisa berujung pada tindakan menakutkan dan berbahaya,” tegasnya.

Prof. Husniya menambahkan, sekolah dan lingkungan sosial juga harus menjadi ruang aman dan rumah kedua yang saling menghargai bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

“Guru dan teman sebaya harus menjadi bagian dari ekosistem yang menumbuhkan empati, bukan normalisasi kekerasan verbal dan sosial,” ujarnya.

Lebih lanjut, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya itu menekankan pentingnya penguatan literasi digital dan pendidikan karakter berbasis moderasi beragama di sekolah.

“Anak-anak kita hidup di era di mana informasi dan pengaruh bisa datang dari mana saja. Maka, pendidikan karakter dan bimbingan keluarga menjadi kunci agar mereka mampu memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah,” tambahnya.

Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan psikologis dan sosial pada anak muda.

“Daripada menilai atau menghakimi, mari kita merangkul. Tindakan preventif jauh lebih efektif daripada kuratif atau penanganan setelah tragedi,” tutupnya.

Dalam kesempatan yang lain, Dr. Muhammad Fahmi, Kaprodi S2 PAI Uinsa, yang juga menjadi Kabid Agama FKPT Jatim, menimpali, bahwa umumnya penyebab aksi ekstremisme, radikalisme, terorisme itu karena faktor pemahaman ajaran agama yang dangkal dan faktor sosial ekonomi. Tetapi insiden ledakan Bom di Masjid SMAN 72 Jakarta yang diduga karena faktor korban perundungan, ini menjadi hal baru. Sehingga hal ini membuka mata kita sekalian, bahwa bentuk perundungan apapun tidak bisa dibiarkan karena dapat berdampak pada insiden yang membahayakan, tegasnya.

Oleh karena itu, pemerintah dan para pihak perlu hadir untuk mengatasi problem tersebut. Mari kita hindarkan anak-anak bangsa ini dari perilaku perundungan baik verbal maupun fisik.

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita