
Surabaya — (04/08/2025) Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FPK UINSA) turut berkontribusi dalam kegiatan Sekolah Pemikiran dan Gerakan Mbah Sunan Ampel yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-60 UINSA. Acara ini berlangsung di Amphiteater Lt. 3 Tower Teungku Ismail Yakub kampus Ahmad Yani.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Dekan FPK, Dr. phil. Khoirun Niam; Wakil Dekan (Wadek) I, Dr. Suryani, S.Ag., S.Psi., M.Si.; Wadek II, Dr. S. Khorriyatul Khotimah, M.Psi.; wadek III Dr. Rubaidi, M.Ag.; Tim Unit Pengelola Program Studi (UPPS), serta Tenaga Kependidikan sebagai perwakilan FPK dan civitas akademika UINSA.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber-narasumber yang mengulas secara mendalam baik sejarah maupun pemikiran Sunan Ampel. Dr. Muhammad Khodafi, M.Si., dalam sesinya menyoroti tiga lapis kesadaran: material, sosial, dan spiritual. Nilai-nilai tersebut selaras dengan visi FPK dalam membentuk insan psikologis yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas, sebagaimana ditekankan dalam filosofi Moh Limo dan biru’yatil fuad.
Selanjutnya, Prof. Dr. H. Imam Ghazali, MA., mengulas bahwa gelar “Sunan” tidak hanya bersifat religius, tetapi juga memiliki dimensi politik dan kekuasaan. Perspektif ini sejalan dengan pendekatan multidisipliner yang dikembangkan di FPK UINSA, khususnya dalam memahami dinamika peran tokoh agama dalam perubahan sosial.
Dr. Abdullah Sattar, M.Fil.I., dalam sesinya menjelaskan bahwa kesamaan antara ajaran kapitayan dan Islam memudahkan Sunan Ampel berdakwah secara damai tanpa menabrak adat. Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai toleransi budaya yang juga menjadi perhatian FPK UINSA, khususnya dalam memahami relasi antara budaya lokal, kepercayaan, dan kesehatan mental masyarakat.
Dalam penutupan, Rektor UINSA, Prof. Akh. Muzakki, Ph.D., menekankan pentingnya penguatan sanad keilmuan dan kemuliaan moral. Ia menyatakan bahwa pemikiran Sunan Ampel tak cukup direduksi hanya pada Moh Limo, melainkan harus diterjemahkan dalam teknokrasi kampus: keputusan berbasis data, keahlian, efisiensi, produktivitas, dan netralitas. Ia juga menekankan pentingnya menjaga marwah institusi melalui tiga larangan utama: tidak korupsi keuangan, tidak menyalahgunakan kepegawaian, dan tidak terlibat dalam pelanggaran moral.
Kontribusi FPK dalam kegiatan ini tak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari penggerak akademik yang mendorong integrasi antara warisan pemikiran Islam klasik dengan tantangan kontemporer. Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi sivitas FPK untuk meneguhkan identitas keilmuan yang terhubung dengan akar sejarah dan budaya lokal.
Writer: Salma Belva Callysta putri
Editor: Cahaya Kamila Ashari
QC: Firda Rodliyah, S. Sos., M.A.