Kultum Dhuhur Masjid Raya Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya – 6 Oktober 2025
Oleh : Dr. H. M. Abu Dzarrin Al Hamidy, M.Ag

الحمد لله الذي أنزل القرآن هدى للناس، وأمرنا بالصلاة والزكاة، وجعلنا من أمة الراكعين الساجدين.
Jamaah Dhuhur yang dirahmati Allah,
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 43:
“وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ”
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.”
Ayat ini memuat tiga hal pokok: shalat, zakat, dan kebersamaan dalam rukuk-sujud. Semuanya tidak bisa dipisahkan dari bacaan Al-Qur’an. Tanpa Al-Qur’an, shalat kita hampa. Tanpa Al-Qur’an, rukuk dan sujud kita sekadar gerakan.
Karena itu, di UINSA ada standar kompetensi minimal: setiap mahasiswa, dosen, dan karyawan harus mampu membaca Al-Qur’an. Inilah identitas kita. Kalau seorang akademisi bisa membaca teori Barat tapi tidak bisa membaca Al-Qur’an, ia ibarat ikut rukuk-sujud tapi kehilangan ruhnya.
Mari kita introspeksi:
Mana yang perlu kita koreksi? Apakah shalat kita sudah tepat waktu, bacaan Qur’annya sudah benar, atau masih terbata-bata?
Mana yang perlu kita tingkatkan? Apakah kita sudah membiasakan diri membaca Al-Qur’an setiap hari, meski satu halaman? Apakah rukuk-sujud kita sudah dengan kesadaran penuh, bukan sekadar ikut gerakan?
Jamaah yang berbahagia,
Rukuk dan sujud adalah style hidup seorang Muslim: tunduk, rendah hati, ikut barisan jamaah. Tapi semua itu hanya bermakna bila disertai Al-Qur’an sebagai cahaya.
Semoga Allah menjadikan kita insan akademisi yang tidak hanya cerdas, tapi juga bercahaya dengan bacaan Al-Qur’an, shalat yang hidup, dan zakat yang ikhlas.
اللهم اجعل القرآن ربيع قلوبنا ونور صدورنا وذهاب همومنا.
آمين يا رب العالمين.