Surabaya– Program Studi Hubungan Internasional (HI) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melakukan pertemuan strategis dengan PT Unggul Persada Nasional pada Rabu, 3 September 2025. PT Unggul Persada Nasional adalah perusahaan yang konsen pada penguatan peran UMKM dalam perdagangan internasional. Pertemuan ini merupakan bentuk komitmen Prodi HI UINSA Surabaya dalam meningkatkan daya saing UMKM di tengah kompetisi pasar global. Adapun yang hadir dalam pertemuan ini adalah Ibu Rizki Rahmadini Nurika, S.Hub.Int., M.A., selaku Kaprodi HI, Kepala Laboratorium FISIP Dr. Zudan Rosyidi, M.A., dan Dosen muda HI Dhimas Rudy Hartanto, M.Han. Sementara dari PT Unggul Persada Nasional diwakili langsung oleh Ibu Direktur Megahnanda Alidyan Kresnawati, S.IP., M.IP.
Diskusi di siang hari itu berlangsung hangat dan khidmat. Fokus diskusi diarahkan untuk membahas secara mendalam peran perusahaan aggregator ekspor yang ditunjuk Kementerian Perdagangan dalam mendampingi UMKM agar mampu menembus pasar internasional. Megahnanda menjelaskan bahwa perusahaan aggregator memiliki fungsi yang berbeda dengan perusahaan dengan eksportir khusus. Diantaranya adalah mengonsolidasikan produk UMKM, menyediakan dukungan logistik melalui skema pembiayaan LPEI, serta membuka akses pasar global dengan memanfaatkan jaringan atase perdagangan Indonesia di luar negeri.
“Produk UMKM bisa dipromosikan langsung melalui acara diaspora atau ditampilkan di kantor atase perdagangan, seperti di Hong Kong. Ini peluang besar untuk memperluas jaringan pasar,” ujarnya.

Kendati demikian, tantangan terbesar UMKM adalah persoalan standarisasi. Pembeli internasional menuntut kualitas produk yang konsisten, pengemasan yang sesuai standar global, sertifikasi lengkap, hingga informasi kandungan gizi yang wajib tercantum dalam kemasan. Untuk produk pangan, standar ekspor juga mengharuskan uji pangan sesuai regulasi internasional. “Kemasan bukan hanya soal tampilan, tetapi juga jaminan higienitas dan ketahanan produk. Ini yang seringkali menjadi PR bagi UMKM,” lanjut Megahnanda.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pembeli biasanya ingin melihat langsung proses produksi sebelum memutuskan kerja sama. Oleh sebab itu, UMKM perlu mempersiapkan diri apabila ada kunjungan mendadak dari calon pembeli, termasuk menyediakan dokumentasi berupa foto atau video proses produksi untuk portofolio. Portofolio semacam ini penting karena dapat memperlihatkan profesionalisme sekaligus memperkuat kepercayaan pembeli terhadap kapasitas produksi.
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya networking sebagai strategi memperluas pasar. Perusahaan aggregator tidak hanya membantu aspek teknis ekspor, tetapi juga aktif membangun jejaring dengan berbagai pihak, termasuk peluang membentuk konsorsium UMKM agar mampu memenuhi permintaan buyer besar secara kolektif. “Konsorsium akan memperkuat daya tawar UMKM kita di pasar global, karena pembeli besar butuh pasokan yang stabil dan terjamin,” jelasnya.
Bagi Prodi HI UINSA, pertemuan ini menjadi ruang belajar praktis yang sangat relevan dengan bidang kajian hubungan internasional, khususnya diplomasi ekonomi dan perdagangan internasional. Kaprodi HI UINSA, Rizki Rahmadini Nurika, menyampaikan bahwa kolaborasi dengan praktisi seperti PT Unggul Persada Nasional membuka wawasan mahasiswa dan dosen untuk melihat langsung dinamika perdagangan global dari sisi pelaku. Sementara itu, Zudan Rosyidi menilai keterlibatan prodi dalam diskusi ini penting untuk menghubungkan dunia akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat, terutama dalam memperkuat kapasitas ekspor UMKM sebagai bagian dari pembangunan ekonomi nasional.
Dengan adanya forum diskusi ini, HI UINSA berharap dapat terus memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak sekaligus menghadirkan kontribusi nyata dalam mendorong UMKM Indonesia agar semakin kompetitif di kancah internasional. (DRH – ed: ASE)
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program FISIP UINSA, silakan kunjungi dan ikuti media sosial kami di Instagram