Fakultas Syariah & Hukum
August 16, 2025

Hari Pertama, Praktik Hisab Rukyat 2025 Dibuka dengan Dialektika Astronomi di UIN Walisongo

Prodi Ilmu Falak

Hari Pertama, Praktik Hisab Rukyat 2025 Dibuka dengan Dialektika Astronomi di UIN Walisongo

Semarang, 15 Agustus 2025 – Hari pertama Praktik Hisab Rukyat (PHR) 2025 yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya dimulai dengan sebuah dialektika astronomi di UIN Walisongo Semarang. Agenda pembukaan ini berlangsung pada 15 Agustus 2025, dan menjadi titik awal dari rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga 17 Agustus 2025. Praktik ini merupakan bagian integral dari kurikulum Prodi Ilmu Falak, khususnya bagi mahasiswa semester 7 yang diwajibkan mengikuti praktik lapangan untuk memperkuat pemahaman teoretis yang telah diperoleh di kelas. Melalui kerja sama dengan Kawakib Institute, kegiatan ini diharapkan memberikan pengalaman komprehensif yang memadukan aspek teoretis, teknis, dan praktik langsung dalam bidang hisab dan rukyat.

Hari pertama dimulai dengan kunjungan ke Observatorium dan Planetarium UIN Walisongo Semarang, sebuah fasilitas astronomi yang dikenal memiliki instrumen lengkap untuk mendukung kegiatan penelitian dan edukasi. Pada kesempatan ini, mahasiswa semester 7 diperkenalkan langsung dengan instrumen astronomi oleh dua pemateri, yaitu Muhammad Said Fadhel, M.H. dan Ikhsan Mahaendra, M.H.. Keduanya memberikan materi mengenai sistem mounting teleskop, menjelaskan jenis-jenis mounting, cara kerja, hingga perannya dalam memastikan teleskop tetap stabil saat digunakan. Pengetahuan teknis ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa agar tidak hanya mampu mengoperasikan teleskop, tetapi juga memahami prinsip-prinsip yang mendasari keberhasilan observasi astronomi.

Usai sesi observatorium, peserta diarahkan menuju Planetarium UIN Walisongo untuk menyaksikan tayangan edukatif mengenai tata surya dan dinamika benda langit. Narator Mutiara Tembang Langit, S.H. membawakan penjelasan dengan gaya komunikatif dan mudah dipahami, sehingga mahasiswa dapat menikmati pengetahuan astronomi dengan cara yang lebih interaktif. Melalui proyeksi visual yang imersif, mahasiswa diajak menyelami keindahan langit malam, rasi bintang, hingga simulasi pergerakan planet dan bulan. Tayangan ini tidak hanya memberi wawasan baru, tetapi juga memperkuat keterhubungan antara teori falak dengan fenomena astronomi yang dapat diamati secara nyata.

Acara inti pada hari pertama adalah pembukaan resmi PHR 2025. Rangkaian kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu sambutan disampaikan oleh Kaprodi Ilmu Falak, Dr. Siti Tatmainul Qulub, M.S.I.. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa praktik ini merupakan wahana strategis bagi mahasiswa semester akhir untuk mengasah kemampuan observasi, melatih kedisiplinan ilmiah, sekaligus menyiapkan diri sebagai calon ahli falak yang siap berkontribusi di masyarakat. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Founder Kawakib Institute, Dr. H. M. Basthoni, M.H., yang sekaligus membuka acara secara resmi. Beliau menekankan urgensi kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas astronomi untuk memperkuat tradisi keilmuan falak di Indonesia agar semakin relevan dengan tantangan global.

Acara pembukaan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto kenang-kenangan. Turut hadir mendampingi mahasiswa sejumlah dosen Ilmu Falak dari UIN Sunan Ampel Surabaya, di antaranya Dr. Agus Solikin, M.S.I., Elly Uzlifatul Jannah, M.H., Novi Sopwan, M.Si., dan Adi Damanhuri, M.Si. Selain itu, dosen Ilmu Falak dari UIN Walisongo Semarang juga turut hadir memberikan dukungan penuh. Kolaborasi lintas kampus ini menjadi cerminan semangat akademik yang kuat, sekaligus memastikan mahasiswa mendapatkan bimbingan yang utuh dari berbagai perspektif keilmuan.

Menjelang sore, seluruh peserta diberangkatkan menuju lokasi inti kegiatan di Promas Greenland Nglimut, Gonoharjo, Kabupaten Kendal, yang dipilih karena kondisi geografisnya sangat mendukung kegiatan pengamatan langit. Malam harinya, sesuai rundown seharusnya dilakukan pengamatan Deep Sky Object (DSO). Namun, cuaca mendung membuat kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Meskipun demikian, mahasiswa tetap memanfaatkan waktu untuk berdiskusi bersama dosen dan panitia mengenai strategi observasi, teknik penggunaan instrumen, serta persiapan untuk agenda berikutnya. Situasi ini menjadi pelajaran berharga bahwa dalam astronomi, kesiapan menghadapi kondisi alam yang tidak menentu merupakan bagian integral dari proses belajar.

Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany 

Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany

Spread the love

Tag Post :

fshuinsa, Maslahah, Rahmah, Ramah

Categories

Berita