Kendal, 17 Agustus 2025 – Hari ketiga Praktik Hisab Rukyat (PHR) 2025 menjadi momen puncak sekaligus penutup dari rangkaian kegiatan yang diikuti mahasiswa semester 7 Prodi Ilmu Falak FSH UIN Sunan Ampel Surabaya. Bertempat di Promas Greenland Nglimut, Gonoharjo, Kabupaten Kendal, kegiatan hari terakhir ini berfokus pada refleksi akademik, penyampaian pesan penutup, serta konsolidasi kompetensi mahasiswa setelah menjalani tiga hari penuh agenda observasi, materi, dan diskusi. Tanggal penutupan yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia turut memberikan nuansa simbolis, seakan menegaskan bahwa ilmu falak juga berkontribusi bagi pembangunan peradaban bangsa.

Acara penutupan dipandu oleh MC dengan runtutan sederhana namun khidmat. George As’ad, selaku perwakilan mahasiswa, tampil memberikan sambutan mewakili seluruh peserta. Dalam penyampaiannya, ia menegaskan bahwa pengalaman mengikuti PHR 2025 telah membuka wawasan baru, bukan hanya terkait teknis observasi, tetapi juga dalam membangun etos ilmiah, kerja kolektif, dan kedisiplinan akademik. George juga menyampaikan apresiasi kepada para dosen pembimbing, panitia, serta Kawakib Institute atas dedikasi dan bimbingan selama kegiatan berlangsung.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Kawakib Institute, M. Nur Iskandar Fajri, M.H., yang secara resmi menutup rangkaian PHR 2025. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa praktik ini merupakan instrumen penting untuk membentuk generasi falakwan yang tidak hanya cakap dalam penguasaan instrumen astronomi, tetapi juga memiliki integritas akademik dan kepekaan sosial. Ia juga mendorong mahasiswa untuk terus melanjutkan tradisi observasi dengan penuh dedikasi, sekaligus memperluas kontribusi mereka dalam pengembangan ilmu falak di ranah akademik maupun masyarakat.
Setelah sambutan resmi, acara dilanjutkan dengan doa penutup yang dipimpin oleh Pembina Kawakib Institute. Nuansa syukur dan kebersamaan mewarnai penutupan ini, mencerminkan semangat akademik yang kuat sekaligus ikatan emosional yang terjalin antara mahasiswa, dosen, dan praktisi. Seluruh peserta kemudian melakukan foto bersama sebagai dokumentasi kolektif sekaligus simbol berakhirnya rangkaian kegiatan PHR 2025 dengan penuh kebersamaan.
Selepas prosesi formal, mahasiswa melanjutkan dengan sesi refleksi akademik. Dalam forum ini, para peserta menyampaikan kesan, pesan, serta kritik membangun terkait jalannya kegiatan. Diskusi berlangsung dinamis, memperlihatkan kesungguhan mahasiswa dalam memaknai PHR sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Sesi refleksi ini memberi ruang bagi mahasiswa untuk menginternalisasi pengalaman observasi, sekaligus merumuskan gagasan mengenai pengembangan kegiatan serupa di masa depan agar lebih efektif dan berdampak luas.
Menjelang siang, kegiatan ditutup dengan check out dan kepulangan peserta. Selama tiga hari, mahasiswa tidak hanya berlatih mengamati fenomena astronomi seperti fajar, syafaq, dan langit malam, tetapi juga belajar mengelola pengalaman akademik mereka melalui diskusi, penulisan, dan refleksi. PHR 2025 meninggalkan kesan bahwa ilmu falak bukan sekadar disiplin teknis, melainkan juga bagian dari kesadaran epistemologis, tradisi intelektual, dan komitmen sosial. Dengan selesainya kegiatan ini, mahasiswa semester 7 Prodi Ilmu Falak UIN Sunan Ampel Surabaya semakin dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus yang mampu menjaga kesinambungan keilmuan falak serta berkontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Reportase: George As’ad Haibatullah El Masnany
Redaktur: George As’ad Haibatullah El Masnany