
UINSA Newsroom, Senin (22/09/2025); Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA., membuka secara resmi rangkaian ‘Ithlaq Hari Santri 2025’ yang digelar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (22/9/2025). Kegiatan ini dihadiri segenap jajaran terkait Pendidikan Islam dan Pesantren Kementerian Agama RI. Termasuk Rektor UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D.
Rektor UINSA dalam kesempatan terpisah menyampaikan, bahwa kegiatan ‘Ithlaq Hari Santri 2025’ berjalan lancar. Rektor menegaskan, ada nomenklatur menarik yang digunakan pada kesempatan ini. Salah satunya adalah penggunaan diksi ‘Ithlaq’ yang berarti ‘Launching.’ Sebuah istilah yang dinilai sangat khas pesantren.

Hal menarik selanjutnya, menurut Rektor, adalah peluncuran logo ‘Hari Santri 2025.’ Termasuk rangkaian agenda lainnya seperti pemantauan program Makan Bergizi Gratis di Madrasah. Sekaligus memastikan pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di wilayah Jombang. “Di tiga Madrasah Pesantren, yakni di Bahrul Ulum Jombang, Mambaul Maarif Denanyar, dan Darul Ulum Rejoso Jombang. Di Tebu Ireng tadi melakukan Halaqah Kebangsaan dan Launching Hari Santri,” ujar Prof. Muzakki.
Rektor pun mengapresiasi gagasan segar yang direlease Menag RI. Mulai dari peringatan hari santri sampai bagaimana upaya mendekatkan peran guru dan murid. “Sekaligus juga penguatan pendidikan karakter di Lembaga Pendidikan Islam,” imbuh Prof. Muzakki.

Sementara itu, Menag RI dalam sambutannya pada Halaqah Kebangsaan dan Launching Hari Santri 2025 menegaskan, bahwa pesantren memiliki peran strategis sebagai pusat peradaban Islam Nusantara yang kini menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat peradaban Islam dunia.
“Hari Santri bukan hanya seremoni, tetapi momentum untuk mengingatkan kita semua akan kontribusi besar kaum santri terhadap bangsa ini. Dari pesantren lahir kader-kader bangsa yang cerdas, berakhlak, dan siap menyongsong masa depan Indonesia,” ujar Prof. Nasaruddin.

Menag RI menekankan, santri di era modern tidak hanya dikenal sebagai penjaga tradisi, tetapi juga agen perubahan yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Santri diharapkan mampu berkontribusi dalam memperkuat moderasi beragama, mempererat persatuan, serta menghadirkan wajah Islam rahmatan lil ‘alamin di tengah masyarakat global.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama, Prof. Dr. Suyitno M.Ag., menyampaikan laporan terkait tema besar Hari Santri 2025, yakni “Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia.”
Menurut Dirjen Pendis, tema tersebut bukan sekadar slogan. Melainkan cerminan semangat sejarah perjuangan santri dalam menjaga dan mempertahankan kemerdekaan. Dirjen Pendis menegaskan, Resolusi Jihad 10 November 1945 adalah bukti nyata kontribusi santri terhadap lahirnya Republik Indonesia.

Dirjen Pendis juga menyoroti posisi pesantren sebagai pilar peradaban Islam yang memberikan kontribusi besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi dunia. “Hampir semua orientalis mengakui bahwa pesantren adalah tradisi pendidikan Islam yang unik. Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga pusat peradaban yang membentuk wajah Islam Indonesia yang damai dan inklusif,” tegasnya.
Dirjen Pendis menambahkan, sejak lama pesantren mengusung nilai inklusivisme. Pesantren terbukti mampu beradaptasi dengan beragam budaya, mulai dari Jawa, Bali, hingga internasional, tanpa kehilangan jati dirinya.
“Santri adalah simbol keterbukaan. Mereka belajar hidup berdampingan dengan budaya apa pun, sambil tetap menjaga akar tradisinya. Inilah yang menjadikan pesantren relevan sepanjang zaman,” tambah Prof. Suyitno.

Acara Ithlaq Hari Santri 2025 di Jombang ini menjadi refleksi atas peran historis santri sekaligus proyeksi masa depan Indonesia menuju peradaban dunia. Melalui dukungan pesantren dan peran aktif santri, pemerintah berharap Indonesia semakin kokoh sebagai bangsa yang religius, toleran, dan berdaya saing global.
Hari Santri 2025 menegaskan kembali peran santri dalam sejarah dan masa depan bangsa. Dari Resolusi Jihad 1945 hingga peradaban dunia 2045, pesantren dan santri diproyeksikan terus menjadi garda depan dalam menjaga NKRI, membangun moderasi beragama, serta melahirkan generasi cinta ilmu, cinta sesama, dan cinta tanah air.

Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz, menyampaikan terima kasih atas penunjukan Tebuireng sebagai tuan rumah ‘Ithlaq Hari Santri 2025.’ Ketua Bidang Tabligh dan Kepesantrenan PP Muhammadiyah, Dr KH M. Saad Ibrahim pun turut menyampaikan dukungan penuh atas penyelenggaraan ini. Hadir pula dalan kesempatan ini, Dr. (H.C.) K. H. Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. (*)
Sumber: Release Kemenag RI
Redaktur: Nur Hayati
Foto: Kamal