Pamekasan, 23 Oktober 2025 — Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai pelaksana dari Direktorat Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, melaksanakan kegiatan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman dengan menggelar acara bertema “Moderasi Beragama dalam Konteks Kehidupan Beragama dan Keberagaman” di Hotel Cahaya Berlian, Pamekasan, Madura.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber berkompeten di bidangnya, yaitu Hj. Ansari, S.Pd.I (Anggota Komisi VIII DPR RI 2024–2029) dengan materi “Kebijakan Penguatan Moderasi Beragama untuk Persatuan Nasional”, Dr. H. Mawardi, S.Ag., M.H.I yang membahas “Membedah Konsep Fiqh Kebinekaan dan Kontekstualisasinya”, serta Dr. H. M. Sahibuddin, S.H., M.Pd. dengan topik “Strategi Dialog Lintas Iman di Tingkat Komunitas.”
Peserta kegiatan terdiri dari berbagai unsur masyarakat, meliputi kyai, ustadz, guru, santri, serta masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap penguatan nilai toleransi dan persaudaraan antarumat beragama. Kehadiran peserta lintas latar belakang ini memperkaya dinamika diskusi dan memperlihatkan semangat kebersamaan dalam menjaga harmoni sosial.

Dalam sambutannya, perwakilan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk memperdalam pemahaman tentang moderasi beragama sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa. “Moderasi beragama tidak hanya berbicara tentang keseimbangan dalam beragama, tetapi juga tentang kemampuan kita hidup berdampingan dengan perbedaan tanpa kehilangan jati diri keislaman,” ujarnya.
Dr. Mawardi dalam pemaparannya menjelaskan bahwa konsep fiqh kebinekaan menjadi landasan penting dalam membaca realitas sosial keagamaan Indonesia yang plural. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin harus diterjemahkan dalam konteks kehidupan modern yang penuh dinamika.

Sementara itu, Dr. M. Sahibuddin menyoroti pentingnya membangun ruang dialog lintas iman di tingkat komunitas sebagai strategi nyata untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dan memahami. Ia menambahkan, dialog tidak hanya terjadi di forum akademik, tetapi perlu dihidupkan dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan sehari-hari.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama yang menegaskan komitmen seluruh peserta untuk menjadi agen moderasi beragama di lingkungan masing-masing. Melalui forum ini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya berharap tumbuh kesadaran kolektif bahwa keberagaman adalah kekayaan bangsa yang harus dijaga melalui sikap toleran, inklusif, dan berkeadaban.
