
Surabaya – (20/09/2025) Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (FPK UINSA) menggelar Orientasi Keprodian Magister Kesehatan Masyarakat (S2 Kesmas) di lt. 2 Gedung FPK UINSA. Acara ini dihadiri oleh Dekan FPK Dr. phil. Khoirun Niam.; Wakil dekan (Wadek) I Dr. Suryani, S.Ag., S.Psi., M.Si.; Ketua Prodi (Kaprodi) Magister Kesehatan masyarakat Dr. Eko Teguh Pribadi, S.K.M., M.Kes.; Sekretaris Prodi (sekprodi) Magister Kesehatan masyarakat Dedy Suprayogi, S.KM., M.KL.; Dosen FPK, serta mahasiswa Magister Kesehatan masyrakat dan mahasiswa akhir Program Studi (Prodi) Gizi.
Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FPK Dr. phil. Khoirun Niam yang menekankan pentingnya perkuliahan adaptif yang dapat mengikuti perkembangan zaman, integrasi dan konektivitas keilmuan antar bidang kesehatan, serta harapan agar mahasiswa mampu melakukan pendalaman dan pengembangan keilmuan yang lebih jauh. Dalam sambutannya, beliau secara resmi membuka kegiatan orientasi keprodian ini.
Acara kemudian dipandu oleh Dr. Eko Teguh Pribadi, S.K.M., M.Kes. selaku moderator. Dalam pengantarnya, Dr. Eko memaparkan tentang urgensi ethical research, yakni penelitian yang memperhatikan perlindungan terhadap subjek penelitian serta memastikan semua prosedur legal secara hukum, etik, dan ilmiah (scientific). Memasuki sesi inti, Handoko Riwidikdo, S.Kp., Sekretaris Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Kemenkes RI, hadir sebagai narasumber utama.
Pak handoko sapaannya, beliau menegaskan bahwa Indonesia mengacu pada pedoman etik penelitian kesehatan dunia karena subjek penelitian kesehatan termasuk kelompok paling rentan. Pak Handoko menjelaskan tiga prinsip dasar dari Belmont Report: Beneficence, Justice, dan Respect for Person. Serta tujuh standar dari World Health Organization (WHO) yang meliputi nilai sosial/klinis, pertimbangan risiko dan manfaat, desain ilmiah, pemerataan beban dan manfaat, bujukan, privasi dan kerahasiaan, serta informed consent. Selain itu, beliau juga menjelaskan pentingnya mengacu pada dua puluh lima pedoman etik penelitian sebagai acuan nasional maupun internasional agar penelitian tetap ilmiah sekaligus menjunjung tinggi perlindungan subjek.
Pak Handoko dalam sesinya menekankan, bahwa penelitian yang baik harus memberikan apresiasi atau reward kepada subjek penelitian, serta protokol penelitian harus memuat ketujuh standar tersebut. Beliau juga menyampaikan bahwa penelitian hanya dapat dinyatakan etis apabila seluruh standar ini terpenuhi. Penyampaian materi dilakukan secara interaktif, sehingga mahasiswa lebih mudah memahami pentingnya etik dalam penelitian.
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai penggunaan data sekunder dalam penelitian, khususnya terkait data medis. Pak Handoko menjelaskan bahwa peneliti tidak boleh langsung menghubungi pasien untuk meminta data. Sebaliknya, rumah sakit berperan sebagai penghubung yang meminta persetujuan pasien.
Melalui Orientasi keprodian ini, mahasiswa magister Kesehatan masyarakat serta mahasiswa akhir Gizi mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pentingnya penerapan etika dalam penelitian, terutama penelitian kesehatan. Diharapkan, pemahaman ini dapat menjadi pedoman bagi para mahasiswa dalam menyusun penelitian yang tidak hanya berkualitas secara ilmiah tetapi juga menjunjung tinggi nilai etik dan perlindungan subjek penelitian.
Writer: Salma Belva Callysta Putri
QC: Sri Hidayati L, SKM, M. Kes