Fakultas Ilmu Sosial & Politik
September 19, 2025

FISIP UINSA dan PT Unggul Persada Nasional Dorong Internasionalisasi UMKM di Srowo, Gresik

FISIP UINSA dan PT Unggul Persada Nasional Dorong Internasionalisasi UMKM di Srowo, Gresik

Gresik – Komitmen nyata dalam memajukan perekonomian lokal dan membuka gerbang pasar global ditunjukkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pendampingan Tata Kelola UMKM Krupuk Srowo Gresik untuk Internasionalisasi Produk”. Pada Rabu (17/9/2025), tim FISIP UINSA bersama PT Unggul Persada Nasional, sebuah perusahaan agregator yang berfokus pada ekspor-impor, melakukan kunjungan krusial ke Desa Srowo, Kecamatan Srowo, Gresik. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah strategis untuk menindaklanjuti pertemuan yang telah diadakan sebelumnya pada 3 September 2025, yang membahas potensi besar internasionalisasi produk UMKM unggulan, khususnya kerupuk Srowo.

Dipimpin oleh Direktur PT Unggul Persada Nasional, Megahnanda Alidyan Kresnawati, S.IP., M.IP., delegasi ini disambut hangat oleh Kepala Desa Srowo, perangkat desa, serta puluhan pelaku UMKM yang tergabung dalam Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Suasana keakraban terasa kental saat rombongan mengunjungi sentra produksi dan beberapa rumah industri rumahan, melihat langsung proses pembuatan kerupuk yang telah menjadi tulang punggung ekonomi desa. Diskusi mendalam pun digelar, menyentuh berbagai aspek dari produksi hingga pemasaran, yang menjadi inti dari kolaborasi ini.

Perjalanan ke Desa Srowo memberikan gambaran utuh tentang dinamika industri kerupuk di tingkat akar rumput. Berdasarkan data yang dihimpun Bumdes, tercatat 47 UMKM aktif yang berpartisipasi dalam sentra industri. Kapasitas produksinya pun tidak main-main, mencapai satu ton kerupuk per hari, sebuah angka yang menunjukkan skala ekonomi yang signifikan dan potensi untuk ekspansi lebih lanjut.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Srowo menuturkan, “Pemerintah telah memberikan dukungan luar biasa, salah satunya dengan membangun sentra industri dan menyediakan berbagai peralatan produksi. Ini adalah wujud komitmen pemerintah untuk mempercepat kemajuan ekonomi desa.” Namun, ia tidak menampik bahwa tantangan besar masih membayangi. “Pemasaran masih menjadi PR utama bagi kami. Kami bisa memproduksi, tapi tantangannya adalah bagaimana produk ini bisa menembus pasar yang lebih luas, apalagi pasar internasional,” lanjutnya.

Salah satu kendala yang menjadi sorotan adalah ketidaksesuaian beberapa alat bantuan yang diberikan. Kepala desa mencontohkan, alat pengering yang seharusnya membantu produksi saat cuaca tidak menentu justru tidak terpakai secara optimal. “Alatnya bagus, tapi daya listrik yang dibutuhkan terlalu besar. Listrik rumah warga tidak kuat, akhirnya alat itu jadi pajangan. Masyarakat pun akhirnya kembali ke cara tradisional atau membuat alat sendiri yang lebih ramah di kantong dan listrik,” jelasnya. Kisah ini menjadi cerminan bahwa dukungan teknologi harus disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan agar tepat guna.

Sesi diskusi menjadi momentum penting bagi kolaborasi ini. Megahnanda Alidyan Kresnawati, S.IP., M.IP., dari PT Unggul Persada Nasional, menekankan bahwa kunci untuk menembus pasar ekspor adalah jaminan kualitas dan kepercayaan. “Beberapa kali buyer akan melihat secara langsung proses produksi sebelum melakukan transaksi apabila sedang berkunjung di Indonesia,” ujarnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa Bumdes harus siap menghadapi kunjungan inspeksi mendadak dari calon pembeli. Pertanyaan kritis pun dilontarkannya, “Apakah Bumdes Srowo siap jika sewaktu-waktu ada kunjungan insidental?” Kepala desa dengan mantap menjawab, “Kami siap. Kami menyadari bahwa profesionalisme adalah kunci.”

Diskusi juga mengerucut pada hal-hal teknis yang krusial. Salah satu kebutuhan mendesak yang diidentifikasi adalah uji kandungan nutrisi dan uji kadaluarsa produk kerupuk. Sertifikasi ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan bukti otentik yang dapat meyakinkan pembeli tentang kualitas dan keamanan produk. Dengan adanya uji ini, produk kerupuk Srowo bisa menyesuaikan spesifikasi yang diminta oleh buyer, yang sering kali memiliki standar ketat terkait keamanan pangan.

Di akhir pertemuan, kedua belah pihak menegaskan komitmennya. FISIP UINSA akan terus mendampingi dan memberikan dukungan akademik serta konseptual, sementara PT Unggul Persada Nasional berkomitmen untuk menjadi jembatan bagi produk-produk Srowo agar bisa melenggang di kancah internasional. Kerjasama ini akan dilakukan secara bertahap, mulai dari pembinaan, sertifikasi, hingga akhirnya kurasi produk untuk pasar ekspor.

Kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah desa ini adalah model ideal dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. FISIP UINSA tidak hanya datang membawa teori, melainkan juga berupaya mengintegrasikannya dengan praktik nyata di lapangan. Di sisi lain, PT Unggul Persada Nasional hadir sebagai partner strategis yang membuka akses ke pasar global, menghilangkan sekat yang selama ini membatasi potensi UMKM.

Kunjungan pada 17 September 2025 ini menjadi tonggak sejarah baru bagi UMKM di Desa Srowo. Dengan kapasitas produksi yang besar dan semangat kolaboratif dari semua pihak, kini saatnya bagi kerupuk Srowo untuk tidak hanya dikenal di pasar lokal, melainkan juga menjadi duta kuliner Indonesia di panggung dunia. Sinergi antara ilmu pengetahuan dan praktik bisnis diharapkan mampu menciptakan ekosistem UMKM yang lebih tangguh, inovatif, dan berdaya saing global, menjadikan Desa Srowo sebagai pilot project sukses dalam upaya internasionalisasi produk lokal. (RH)

Spread the love

Tag Post :

Categories

Berita