Pada Rabu, 6 Agustus 2025 —Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar Workshop Kurikulum Berdampak dan Kurikulum Berbasis Cinta dalam Pembelajaran di Greensa Training Center. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas kurikulum pembelajaran di lingkungan FST UIN Sunan Ampel Surabaya Islam.
Materi pertama, Kurikulum Berdampak, disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, M.T., Kepala Penjaminan Mutu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam paparannya, beliau menegaskan bahwa kurikulum harus memikirkan keberlanjutan dampaknya bagi lulusan.

Penyampaian Materi Kurikulum Berdampak oleh Prof. Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, M.T., Bersama Jajaran Dekanat FST UIN Sunan Ampel Surabaya
“Kurikulum berdampak tidak hanya fokus pada bagaimana peserta didik belajar di kampus, tetapi juga memastikan bahwa setelah mereka lulus, kompetensinya dapat digunakan dan dibutuhkan di dunia kerja,” ujar Prof. Aulia.
Beliau menjelaskan bahwa terdapat empat elemen penting kurikulum berdampak, yaitu student perspectives, student and faculty perspectives, society perspectives, dan institutional perspectives. Menurutnya, terminologi “berdampak” mengacu pada alur input – proses – output – outcome – impact, sehingga manfaat pendidikan benar-benar dirasakan secara nyata oleh individu maupun masyarakat.

Foto Bersama Keluarga Besar FST UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Prof. Dr. Ir. Aulia Siti Aisjah, M.T.
Materi kedua, Kurikulum Berbasis Cinta (KBC), dipaparkan oleh Dr. Moh. Rifqi Rahman, M.Pd., anggota tim penyusun KBC dari Kementerian Agama dan Dosen Institut Al Azhar Menganti Gresik. Ia menjelaskan bahwa KBC bertujuan menumbuhkan karakter peserta didik dengan menekankan cinta sebagai prinsip dasar kehidupan.
“Melalui Kurikulum Berbasis Cinta, kita ingin menanamkan nilai-nilai luhur kehidupan agar peserta didik menjadi insan yang berilmu, berakhlak, dan peduli,” ungkap Dr. Rifqi.
Lima tema utama KBC, yang disebut Panca Cinta, terdiri atas:
1. Cinta Allah dan Rasul
2. Cinta Ilmu
3. Cinta Lingkungan
4. Cinta Diri Sendiri dan Sesama
5. Cinta Tanah Air

Penyampaian Materi Kurikulum Cinta oleh Dr. Moh. Rifqi Rahman, M.Pd.
Dr. Rifqi menegaskan bahwa KBC tidak menggantikan kurikulum resmi dari Kementerian Pendidikan, tetapi menjadi penguat nilai-nilai luhur kehidupan dalam pembelajaran. Evaluasinya lebih menitikberatkan pada metode kualitatif melalui wawancara atau observasi pada pengajar, peserta didik, dan orang tua.
“Saat ini, pembahasan di Kementerian Agama masih pada tahap penerapan di madrasah. Namun, kami membuka ruang diskusi untuk perguruan tinggi. Penerapannya nanti akan sangat fleksibel dan diserahkan kepada masing-masing institusi,” tambahnya.

Foto Bersama Keluarga Besar FST UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Dr. Moh. Rifqi Rahman, M.Pd.
Dengan adanya workshop ini, FST UIN Sunan Ampel Surabaya Islam berharap dapat mengembangkan kurikulum yang tidak hanya relevan dengan tuntutan zaman, tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan kepedulian terhadap lingkungan serta masyarakat.